Spesial Ramadhan (Edisi 26) : Ziarah Kubur Menjelang Idhul Fitri
Menjelang Idul Fitri, terdapat momentum untuk saling mendoakan para leluhurnya, baik langsung di makam atau dari rumah. Rata-rata dari mereka menziarahi makam orang tua, kerabat, dan para leluhur yang telah mendahului sebagai wujud bakti terhadap para sesepuh. Lantas, apakah ada dasar yang berkaitan tentang ziarah kubur menjelang hari raya idul fitri?
Pembaca yang budiman. Pada dasarnya, ziarah kubur tetap dihukumi sunah sebagaimana anjuran dari Rasulullah Saw. Ziarah kubur juga tidak terikat oleh waktu tertentu, meskipun ada beberapa hari khusus yang dianjurkan berziarah, seperti di hari jumat. Rasulullah Saw pernah bersabda:

مَنْ زَارَ قَبْرَ أَبَوَيْهِ أَوْ أَحَدَهُمَا فِي كُلِّ جُمُعَةٍ، غُفِرَ لَهُ وَكُتِبَ بَرًّا

“Barang siapa yang menziarahi makam kedua orang tuanya atau salah satunya di setiap jumat, maka dosanya akan diampuni dan dicatat sebagai anak berbakti” (HR. Al-Thabrani)
Adapun tradisi berziarah kubur menjelang hari raya atau setelah idul fitri, maka hal demikian sangat dianjurkan. Sebagaimana keterangan berikut:

تُسْتَحَبُّ فِي الْعِيدِ زِيَارَةُ الْقُبُورِ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَهْلِهَا وَالدُّعَاءُ لَهُمْ، لِحَدِيثِ: نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَزُورُوهَا. وَفِي رِوَايَةٍ: فَإِنَّهَا تُذَكِّرُ الآخِرَةَ

“Disunahkan ketika hari raya untuk berziarah kubur dan mengucapkan salam kepada ahli kubur serta mendoakan mereka. Sebab, adanya hadis: ‘Dahulu telah aku larang ziarah kubur, sekarang ziarahlah!’. Dalam sebuah riwayat: ‘Sesungguhnya ziarah kubur dapat mengingatkan akhirat’” (Wizarat al-Awqaf wa al-Syu’un al-Islamiyyah Kuwait, al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah, [Mesir: Dar al-Shafwah, 1427 H], Juz 31, Hal 118)
Di dalam Tanwir al-Qulub juga dijelaskan hal yang serupa. Redaksinya sebagai berikut:

وَيُنْدَبُ لَهُمْ زِيَارَةُ قَبرِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. وَكَذَا قُبُورُ سَائِرِ الأَنْبِيَاءِ وَالعُلَمَاءِ وَالأَوْلِيَاءِ. وَتَتَأَكَّدُ يَوْمَ العِيدِ وَمِن عَشِيَّةِ خَمِيسٍ إِلَى طُلُوعِ شَمْسِ سَبْتٍ.

“Disunahkan bagi mereka untuk menziarahi makam Rasulullah Saw. Begitu pula sunah menziarahi makam para nabi, ulama, dan wali. Ziarah kubur sangat dianjurkan pada hari raya dan sejak petangnya hari kamis hingga terbit matahari pada hari sabtu” (Muhammad Amin al-Kurdi, Tanwir al-Qulub fi Mu’amalat ‘Allam al-Ghuyub, [Beirut: Dar al-Kutub al-Islamiyyah, 1995], Hal 216)
Di satu sisi, salah satu kesunahan hari raya adalah mengambil jalan yang berbeda antara berangkat dan pulangnya. Kesunahan ini lalu dipertanyakan oleh para sahabat. Kira-kira mengapa Rasulullah Saw mengambil jalan dan arah berbeda? Salah satu pendapat menyatakan bahwa Rasulullah Saw sengaja demikian karena ingin menziarahi makam kerabatnya. Keterangan ini sebagaimana termaktub berikut:

صَحَّ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَذْهَبُ إِلَى الْعِيدِ فِي طَرِيقٍ، وَيَرْجِعُ فِي آخَرَ. وَاخْتُلِفَ فِي سَبَبِهِ، فَقِيلَ: لِتَبَرُّكِ أَهْلِ الطَّرِيقَيْنِ. وَقِيلَ: لِيُسْتَفْتَى مِنْهُمَا. وَقِيلَ: لِيَتَصَدَّقَ عَلَى فُقَرَائِهِمَا. وَقِيلَ: لِيَزُورَ قُبُورَ أَقَارِبِهِ فِيهِمَا

“Terdapat riwayat sahih bahwa Rasulullah Saw selalu berangkat untuk shalat ied menempuh suatu jalan dan kembali dengan menempuh jalan yang berbeda. Lantas, diperdebatkan alasannya. Satu pendapat mengatakan untuk mengambil keberkahan penduduk dua jalan. Pendapat lain mengatakan untuk dimintai fatwa. Pendapat lain mentatakan untuk bersedekah kepada para fakir. Pendapat lain mengatakan untuk mengunjungi makam kerabatnya” (al-Nawawi, Raudlat al-Thalibin wa ‘Umdat al-Muftin, [Beirut: al-Maktab al-Islami, 1991], Juz 2, Hal 77)
Dengan demikian, sangat jelas sekali dasar-dasar yang dipedomani bagi warga masyarakat yang sudah mulai melaksanakan ziarah kubur mulai hari ini hingga hari raya berlangsung. Semoga kita senantiasa tetap mengingat Allah Swt dengan wasilah berziarah kepada para leluhur kita, sehingga mendapatkan keberkahan dan syafaat Rasulullah Saw kelak di hari akhir. Wallahu a’lam…
 
*   *   *   *
*Muhammad Fashihuddin, S.Ag., M.H: Dewan Asatidz PP Terpadu Al Kamal Blitar.