Ngaji dan Ngabdi Edisi 118 : Bersyukur Adanya Kemerdekaan RI
Bulan ini sebagai warga negara yang baik, kita harus bersyukur kepada Allah SWT, masih bisa hidup di tanah air tercinta dalam keadaan tenang, tentram, semua warganya menikmati kemerdekaan sesuai dengan kapasitasnya masing-masing, Bagi guru dan dosen sesuai dengan profesinya melaksanakan tugas pendidikan, penelitian, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk kemajuan bangsa dan negara, serta membuat kaderisasi pejuang-pejuang bangsa untuk melanjutkan perjuangan. Tentara dan  kepolisian melaksanakan tugas pengamanan bangsa dari sisi internal dan eksternal, sehingga warga bangsa ini hidup dalam keadaan terlindungi, terayomi, tanpa ada gangguan. Bagi para petani mereka mengisi kemerdekaan dengan melaksanakan tugas memelihara, menanam tanaman sebagai pemenuhan bahan bokok anak bangsa, jangan samapai dalam mengisi kemerdekaan ini kekuarangan dalam pemenuhan bahan pokok primer atau skundernya. Sebagai seorang pejabat pemerintah baik pusat atau daerah, mereka mengabdikan dirinya kepada bangsa ini melayani masyarakat agar kehidupan anggotanya berjalan sesuai dengan fungsinya, sehingga kalau di desa akan dijumpai bagaimana pamong desanya sibuk melayani warga, mulai kebutuhan pengairan sawah, kebutuhan pelaksanaan perkawinan, kebutuhan mengantarkan orang sakit, sertifikasi tanah, administrasi kependudukan dan lain sebagainya.  Yang jadi ulama atau kyai menjalankan fungsinya untuk mengajarkan, membimbing materi agama kepada masyarakat sehingga umat akan menjadi orang-orang yang beriman, berislam, dan berihsan sesuai dengan tujuannya.
Yang menjadi dokter mari  bersyukur sesuai dengan perannya untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, sehingga masyarakat hidup dalam keadaan sehat lahir dan batin. Sebagai seorang praktisi ekonomi mari menjaalankan fungsinya untuk melaksanakan tugas atau fungsinya untuk mendistribusikan ekonomi secara berkeadilan, sehingga akan terwujud masyarakat yang sejahtera dari sisi ekonominya. Bagi praktisi hukum juga harus bersyukur dalam melaksanakan tugasnya, supaya pelaksaan hukum, penegakan hukum di negeri ini terwujud secara berkeadilan. Sebagai orang pedagang atau pengusaha mari bersyukur dengan sikap kewirausahaannya, untuk melakukan distribusi barang atau jasa ditengah-tengah masyarakat, sehingga masyarakat mendapatkan kemudahan dalam pemenuhan kebutuhannya. Semuanya berkarya, mengabdi kepada bangsa dan negara ini untuk mensyukuri kemerdekaan, dan semoga amal ibadah kita dalam mengisi kemerdekaan dicatat sebagai amal shalih, sehingga menjadi bekal mendapatkan kebahagian dunia dan akhirat.
Memang tiada yang pantas diungkapkan sebagai warga negara yang baik, selain bersyukur kepada Allah SWT, mengingat satu hal dia tas yang semua profesi dapat berinovasi sesuai dengan fungsinya masing-masing tanpa ada halangan, gangguan yang berarti, itu semua karena dalam suasana bangsa kemerdekaan dan berdaulat. Kalau mengingat kepada negara-negara yang sampai sekarang kedaulatannya, keamanannya belum mereka dapatkan, tentunya profesi-profesi yang ada di dalamnya belum bisa menjalankan fungsinya dengan baik. dokter, tentara, polisi, guru, pejabat, karyawan, petani, pedagang, pamong desa belum dapat mengekspresikan pengabdiannya dengan baik, karena memang  belum merdeka, belum bebas. Maka apapun tugas kita di masyarakat, dengan latar belakang apapun hukumnya wajib bagi kita untuk bersyukur kepada Allah SWT.

‎وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

(Dan (ingatlah juga) tatkala Tuhan kalian memaklumatkan, “Sesungguh­nya jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepada kalian; dan jika kalian mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS Ibrahim ayat 7).
           Dalam konteks agama-agama terdahulu dalam Alquran disebutkan bahwa kaum Yahudi atau Bani Israil, juga kaumnya  nabi-nabi terdahulu sebenarnya telah dilimpahkan berbagai anugerah dan kenikmatan dari Allah, misalnya wilayah yang ditempati, para nabi yang selalu mendampingi, memberikan petunjuk, kitab suci sebagai pedoman hidup, fasitas yang diberikan Allah kepada setiap umat ini sebenarnya tidak dapat dihitung, tetapi kemudian mereka tidak bersyukur, sebagian malah ingkar menyatakan kekafirannya, maka ketika itu Allah akan menurunkan siksanya. Sebaliknya kalau masyarakat selalu bersyukur terhdapa nikmat-nikmatnya maka Allah akan menambah anugerah dan nikmatnya.
           Maka sekarang dalam momentum hari kemerdekaan ini kita sebagai warga bangsa Indonesia, termasuk sebagai orang yang bersyukur atau belum, baik bersyukur kepada Allah dzat yang memberi nikmat kemerdekaan, juga kepada para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan dengan selalu berdoa untuk mereka, mengisi kemerdekaan sesuai dengan cita-citanya.  Untuk mensyukuri tujuan para pahlawan mungkin bisa dibuka pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD), sebagai berikut: “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya. Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada : Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
            Beberapa hal penting sebagai tolok ukur Syukur kita kepada Allah dan para pahlawan adalah 1.  Melindungi segenap bangsa dan negara Indonesia, 2. Memajukan kesejahteraan umum, 3. Mencerdaskan kehidupan bangsa, 4. Berpartisipasi dalam mewujudkan ketertiban dunia. Maka pelaksaaan bersyukur kita tolok ukurnya tujuan bersama sebagai bangsa yang merdeka itu yaitu perlindungan, kesejahteraan, bidang pendidikan, dan dapat partisipasi dalam perdamaian global. Kita mungkin mengukurnya sebagai warga biasa atau sebagai pelaksana, sebagai warga senyampang sudah menerima hal-hal pokok sebagai tujuan berbagsa baik bidang perlindungan, kesejahteraan, pendidikan dan perdamaian, maka sebenarnya kita harus bersyukur. Demikian juga kita sebagai aparat pelaksana tujuan bernegara harus dapat memberikan perlindungan, kesejahteraan, pendidikan dan perdamaian kepada warga masyarakat. Maka kalau memang dari dua arah itu sudah kita lakukan, harapannya semoga pada tahun yang akan datang anugerah dan nikmat Allah akan diturunkan terus menerus dan melimpah. Sesuai dengan  dawuh Allah Swt, baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur, sebuah negara yang makmur, dalam naungan ampunan dan ridla Allah SWT. Maknanya lagi negara Indonesia realitas masyarakatnya sejahtera dan rajin beribadah keapda Allah SWT. Wa Allahu A’lam bi al-Shawab.
(*Pengajar UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, Fungsionaris NU Blitar dan Khadim PP al-Kamal Blitar).