Artinya, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang beriman! Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya”
Minggu ini kita merayakan hari bersejarah sebagai Umat Muhammad Saw, di mana telah dilahirkan Kenjeng Nabi Muhammad Saw, panutan, uswah hasanah, yang diharapkan syafaatnya saat hidup di dunia sampai di akhirat kelak. Gebyar peringatan maulid Nabi telah ditabuh oleh umat Muhammad Saw. di seluruh dunia dengan beragam kegiatan. Mulai dari memperbanyak shalawat Nabi, pengajian umum, selamatan, serangkaian lomba-lomba di madrasah dan sebagainya. Semuanya sebagai ungkapan rasa syukur sebagai Umat Muhammad Saw. Dilihat yang lebih mendalam lagi umat Muhammad menjadi orang beriman memang tidak lepas dari peran tabligh risalah yang dilakukan oleh jeng Nabi Saw. sejak 16 abad yang lalu menyampaikan ajaran-ajaran tauhid dengan perangkat syariat Islamiyah, harus selalu dikenang oleh umat Muhammad Saw. Agar keimanan seorang muslim lebih bertambah, seiring bertambahnya usia dakwah jeng Nabi di muka bumi ini. Dengan keimanan terhadap ajaran Muhammad akhirnya menjadi orang beriman, menjadi orang baik, menjadi orang yang ber-akhluqul karimah, menjadi masyarakat yang beradab, yang dapat membangun peradaban umat manusia di dunia ini.
Ajaran-ajaran jeng Nabi tentang akidah keimanan dapat mereformasi kebodohan dari sisi akidah umat manusia menjadi penganut ajaran tauhid monotheisme. Ajaran hukum Islam yang dibawa oleh jeng Nabi Saw. dapat membangun sebuah tatanan masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, ajaran akhlaq yang dibawa jeng Nabi dapat memperbaiki perilaku-perilaku umat manusia yang mulia sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaannya. Misi-misi ajaran Muhammad saw. yang dapat membangun peradaban umat manusia ini harus selalu diingat- dirayakan sebagai sarana dakwah secara continue (istiqamah) untuk memperbaiki umat manusia, sebagaimana dawuh, “fadhakir fa inna dhikra tanfa’ al-mu’minin”, maka selalu mengingatlah, karena akan membawa kemanfaatan bagi orang yang beriman.
Juga peringatan maulid ini diisi dengan penguatan sunnah-sunnah Nabi Saw. yang sudah merambah seluruh dunia. baik berupa sunnah qawliyah, sunnah fi’liyah maupun sunnah taqririyah. Misal ada dawuh “Man sanna sunnatan hasanatan fa lahu ajruha”, barang siapa mengajarkan sunnah kebaikan maka dia akan memperoleh pahalanya. Dimensi-dimensi sunnah yang diajarakan oleh Rasulullah meliputi berbagai macam kebaikan, baik politik, ekonomi, keluarga, ibadah, keyakinan, pekerjaan, interaksi social telah termaktub dalam berbagai kitab hadits atau tulisan-tulisan dalam berbagai macam bentuknya. Dari sisi referensi sudah tidak sulit lagi bagi umat Muhammad untuk mengaktualisasikan Sunnah Nabi, hanya semangat kita untuk mengkajinya kemudian diamalkan dalam kehidupan sehari-hari yang mungkin menjadi persoalan. Mungkin tantangannya adalah Sunnah Nabi tidak begitu akrab menjadi bahan kajian dikarenakan beberapa hal, di antaranya ngaji Sunnah Rasul harus dilakukan dari sumbernya yang otoritatif, shahih. Sedangkan kemampuan untuk membedahnya tidak semua orang dapat melakukannya. Tetapi di zaman sekarang dengan perangkat digital seharusnya pencarian Sunnah Nabi tidak sulit dengan perangkat kemudahan dari teknologi yang ada. Hanya memang harus didampingi atau melalui guru-guru ynag mempunyai otoritas dalam bidang Sunnah atau Hadits. Memang dalam hal ini konteks ke-Indonesia-an kita tidak banyak yang mempunyai otoritas dalam bidang ilmu hadits, hafal hadits, berbeda dengan al-Qur’an, yang mungkin sekarang di tiap kampung akan didapati para penghafal al-Qur’an. Ini juga menunjukkan dawuh jeng Nabi, “Khair al-Quruni qarni, tsumma alladhina yaluni, tsumma alladhina yalunahum”, sebaik-baik zaman itu zamanku, kemudian zaman sesudahku, kemudian zaman sesudah mereka. Sekarang mungkin terbukti bahwa semakin ke sini masalah pemahaman keagamaan dalam bidang hadits tidak semakin baik, tetapi sulit menemukan pakar-pakar hadits. Maka dalam perspektif ilmiyah, momentum maulid ini dapat dijadikan sebagai titik pijak penguatan lagi dalam bidang studi hadits atau sunnah jeng Nabi Saw. Dalam hal ini mungkin perguruan tinggi keagamaan Islam atau pondok pesantren dapat melakukan penguatan kembali studi-studi hadits dalam lingkup program studi atau kajian-kajian ilmiyah lainnya. Kajian dilakukan tidak hanya dengan metodologi yang dikembangkan, tetapi lebih kepada menghafalkan hadits-hadits shahih yang telah dikodifikasikan oleh ulama-ulama terdahulu.
Dari sudut pandang yang lain, bentuk syukur maulid Nabi sebagai syiar umat Muhammad yang mengajarkan ajaran universal kepada umat manusia, sebagaimana dalil “wa ma arsalnaka illa rahmatan lil ‘alamin” tidaklah aku mengutus kamu Muhammad melainkan sebagai rahmat seluruh alam. Dalam maulid ini syiar yang kita tampilkan adalah mengajarkan pesan-pesan kepada seluruh umat manusia bahkan seluruh alam di bumi ini tentang sifat kasih sayang, welas asih kepada semua makhluk Allah. Kasih sayang umat Muhammad dan ajarannya melampaui batas keagamaan, suku, ras, bahkan kepada tumbuh-tumbuhan, hewan dan seisi bumi ini. Teringat dengan ajaran akhlaq makan dan minum yang mencerminkan penghormatan kepada makanan, akhlaq masuk kamar mandi atau toilet, akhlaq berada di perjalanan, akhlaq ketika musim hujan, akhlaq ketika paceklik, akhlaq ketika terjadi musibah, akhlaq Ketika sedang bekerja, akhlaq dalam bisnis, akhlaq Ketika beribadah, akhlaq dengan orang non-muslim, akhklaq berbangsa dan bernegara, banyak lagi akhlaq yang diajarkan untuk umat Muhammad mencerminkan bahwa umat Muhammad ini adalah hamba yang mulia, yang memulyakan kepada semua makhluq Allah saw. Rasul pernah bersabda, “Innama buitstu li utammima makarim al-akhlaq”, saya diutus untuk menyempurnakan akhlaq.
Penguatan akhlaq dalam kehidupan kita harus selalu di dakwahkan tanpa henti. Mengingat dinamika yang berkembang dalam kehidupan didunia ini menuntut untuk itu, seiring dengan perilaku-perilaku social masyarakat yang masih tidak mencerminkan akhlaq umat Muhammad Saw. Misalnya masih ada perilaku kekerasan kepada sesama makhluq, ekploitasi alam sekitar, pelanggaran hukum, merendahkan sesama, kesenjangan dalam kehidupan social, kemaksiatan, pelanggaran hak, masih terjadi di muka bumi ini. Dalam bahasa umat Muhammad sebagian dari muslim berkewajiban untuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar, melanjutkan misi Rasulullah memperbaiki akhlaq.
Dalam kacamata yang lain peringatan maulid Nabi sebagai bagian dari misi Nabi dalam pemberdayaan umat. Jeng Nabi Muhammad dengan risalahnya telah berjuang untuk memberdayakan umat dalam berbagai bidangnya. Pemberdayaan dalam bidang ilmu dan pendidikan, pemberdayaan dalam bidang keimanan keagamaan, pemberdayaan dalam bidang social ekonomi, pemberdayaan dalam bidang politik, bidang social kemasyarakatan, pemberdayaan dalam bidang social budaya, dilakukan oleh Rasulullah Saw. Untuk itu mari peringatan maulid Nabi ini dapat dilakukan lagi revitalisasi Sunnah Rasul dalam berbagai sudut pandangnya. Bisa dari sisi spiritualitas, social, ekonomi, politik. Selalu dikumandangkan rasa syukur atas kelahiran jeng Nabi agar supaya kelak memang benar-benar meniru Sunnahnya, terutama dalam aspek pemberdayaan umat manusia yang menebar rahmat bagi seluruh alam. Amiin.
*Pengasuh PPTA, Pengajar UIN Tulungagung dan fungsionaris NU Blitar
Pondok Pesantren Terpadu Al Kamal (PPTA), merupakan salah satu pondok pesantren tertua dan terbesar di Blitar raya yang memadukan kurikulum salafi yang kental dengan kajian berbagai kitab klasik dengan kurikulum modern yang berkonsentrasi dalam skill bahasa asing baik arab maupun inggris. Sehingga lulusan PPTA diharapkan mampu menjawab tantangan globalisasi dengan tetap mengedepankan syari’at Islam yang moderat.