Kimiya’us Sa’adah Lil Imam Al-Ghozali # 19 Mengenal Susunan dan Fungsi-Fungsi Anggota Tubuh
Bab ini menjelaskan tentang manfaat mengetahui susunan dan fungsi anggota tubuh yang diterangkan oleh ilmu anatomi. Ilmu anatomi adalah ilmu yang membahasa tentang anggota badan dengan segala bentuk/struktur tubuh manusia. Ilmu anatomi sangatlah penting, karena dengan mengetahui ilmu anatomi seseorang bisa mengathui petunjuk pada kalam Allah SWT pada surah Adzariyat ayat 21;

وَفِىٓ أَنفُسِكُمْ ۚ أَفَلَا تُبْصِرُونَ

Terjemah: “Dan pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?”
Tidak akan ada manfaat melihat diri sendiri kecuali dengan mempelajari ilmu susunan dan manfaat anggota tubuh (Anatomi) serta keadaan lahir batin yang ada dalam diri manusia. Mempelajari ilmu anatomi berarti juga berusaha memahami rahasia-rahasia kekuasaan Allah SWT. Salah besar seperti anggapan banyak orang bahwa mempelajari ilmu anatomi merupakan ilmu dunia yang bagi umat muslim tidak penting mencarinya, karena dengan mempelajarinya maka seseorang akan menjadi dekat dengan petunjuk mengetahui Allah SWT. Mengetahui Allah haruslah mengetahui tentang diri dahulu, maka bagaimana seseorang bisa mengetahui Allah SWT tanpa pengetahuan tentang dirinya sendiri? Seseorang yang tidak mengetahui dirinya sendiri maka mengetahu sesuatu yang lain akan menjadi mustahil. Setiap orang yang menginginkan –melihat- keajaiban ciptaan Allah SWT dan rahasia-rahasia yang tersimpat dalam tubuh manusia maka dia memerlukan tiga hal;
Pertama,  mengetahui kekuasaan Allah SWT. Artinya manusia perlu mengetahui bahwa sosok yang menciptakannya adalah maha kuasa dengan sempurna yaitu Allah SWT. Ciptaan Allah SWT yang paling sempurna dan mengagungkan adalah manusia itu sendiri. Allah SWT menciptakan manusia dari air yang hina yaitu air mani seorang laki-laki dan perempuan lalu dibentuklah menjadi rupa yang menakjubkan. Allah SWT menjadikan setiap bentuk dan tubuh manusia misteri dan makna yang mendalam, bahkan juga dilengkapi dengan indra, akal, sifat-sifat unik dan lain sebagainya. Seperti firman Allah SWT:

إن خلقنا الإنسان من نطفة أمشاج

Terjemah: Sesungguhnya kami (Tuhan) telah menciptakan manusia dari air mani yang tercampur”
Maksudnya Allah SWT menciptakan manusia dari air mani laki-laki dan perempuan yang bercampur. Jika Allah SWT mampu untuk menciptakan dari ketiadaan, lalu menjadi air mani maka mengembalikan wujud manusia dari ada menjadi tidak ada itu lebih gampang bagi Allah SWT, karena menurut logika merusak lebih mudah dari pada membangun. Hal ini disinggung oleh Allah SWT pada surat Ar-Rum ayat 27:

وهو الذي يبداء الخلق ثم يعيده وهو أهون عليه

Terjemah: “Allah SWT yang menciptakan makhluk kemudian mengembalikan (dari keadaan ada menuju tiada) itu lebih mudah”.
Tetapi jangan engkau menganggap bahwa makna ayat ini adalah sebagian Allah SWT menciptakan sesuatu dengan susah payah dan sebagian lagi dengan mudah, karena semua yang ada –kemungkinan- itu disandarkan kepada kekuasaan Allah SWT dengan sama. Dalam surat Al-Maidah ayat 120 disebutkan:

وهو على كل شيئ قدير

Terjemah: “Sesungguhnya Allah SWT berkuasa atas segala sesuatu”
Maksud dari kemudahan diatas adalah ukuran kuasa makhluk yang menurut kemampuan berbeda-beda, sedangkan kekuasaan Allah SWT dalam hal apapun sama-sama mudahnya. Al-Alamah Al-Lusi dalam kitab “Ruhul Ma’ani” berkata: bahwa kemudahan yang dimaksud dalam ayat itu adalah tamsil –perumpamaan- yang disandarkan pada manusia, karena menurut kemampuan manusia bahwa mengembalikan pada materi awal lebih mudah dari pada membentuk sesuatu (Menghancurkan lebih mudah dari pada menciptakan). Hujjah ini biasanya dipakai untuk memerangi orang-orang yang mengingkari ajaran agama Islam oleh sebab itu didatangkan dalil naqli yang mengandung logika supaya para orang-orang kafir tidak bisa membantahnya.
Kedua, mengetahui bahwa Allah SWT mempunyai sifat al-ilm (Maha Berilmu). Sifat ilmu Allah SWT adalah sifat azali yang menyingkap/mengetahui hal-hal yang ada maupun tidak ada dengan sempurna tidak ada kekuarangan satu pun. Bahwa pengetahuan Allah SWT melingkupi segala sesuatu tanpa terkecuali. Hal ini diungkapkan oleh Alquran pada surah At-Thalaq ayat 12;

وأن الله قد أحاط بكل شيئ علما

Terjemah: “Sesungguhnya Allah SWT mengetahui segala sesuatu”

وأحصى كل شيئ عدد

Terjemah: “dan Allah SWT telah  menghitung segala sesuatu”
Maksudnya bahwa Allah SWT telah menghitung segala ciptaanNya dengan perhitungan yang sempurna. Tak ada yang tidak diketahui oleh Allah SWT bahkan seberat biji dzarrah –Sawi- pun. Hal ini diterangkan dalam Al-Qur’an surah Yunus ayat 61;

وَمَا تَكُوْنُ فِيْ شَأْنٍ وَّمَا تَتْلُوْا مِنْهُ مِنْ قُرْاٰنٍ وَّلَا تَعْمَلُوْنَ مِنْ عَمَلٍ اِلَّا كُنَّا عَلَيْكُمْ شُهُوْدًا اِذْ تُفِيْضُوْنَ فِيْهِۗ وَمَا يَعْزُبُ عَنْ رَّبِّكَ مِنْ مِّثْقَالِ ذَرَّةٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا فِى السَّمَاۤءِ وَلَآ اَصْغَرَ مِنْ ذٰلِكَ وَلَآ اَكْبَرَ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ.

Terjemah: Dan tidakkah engkau (Muhammad) berada dalam suatu urusan, dan tidak membaca suatu ayat Alquran serta tidak pula kamu melakukan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu ketika kamu melakukannya. Tidak lengah sedikit pun dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah, baik di bumi ataupun di langit. Tidak ada sesuatu yang lebih kecil dan yang lebih besar daripada itu, melainkan semua tercatat dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).”
Keajaiban-keajaiban yang terletak pada diri manusia mulai dari hikmah penciptaan anggota badan, sifat-sifat, awal mula manusia dan lain sebagainya tidak mungkin tercipta kecuali bawa Sang Pencipta mempunyai kehendak atas itu, sehingga kalau seseorang mau untuk merenungi segalanya tadi maka akan tampak keagungan Allah SWT.
Ketiga, manusia harus mengetahui bahwa rahmat, kasih sayang dan pertolongannya melingkupi segala sesuatu. Rahmat, kasih sayang dan pertolongannya tidak hanya untuk Bani Adam hal ini diterangkan oleh Nabi Musa yang tertulis dalam Alquran surah At-Thoha ayat 50:

قَالَ رَبُّنَا الَّذِيْٓ اَعْطٰى كُلَّ شَيْءٍ خَلْقَهٗ ثُمَّ هَدٰى

Terjemahan “Dia (Musa) menjawab, “Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah memberikan bentuk kejadian kepada segala sesuatu, kemudian memberinya petunjuk.”
Rahmat, kasih sayang dan pertolongannya tanpa batas kepada para makhluknya. Lihat saja tumbuh-tumbuhan, hewan-hewan, berbagai barang tambang dan warna warni lainya adalah tanda yang mempesona menunjukan luasnya kekuasaan Allah SWT. Hal ini dijelaskan pada surat Al-Nahl ayat 13:

وَمَا ذَرَاَ لَكُمْ فِى الْاَرْضِ مُخْتَلِفًا اَلْوَانُهٗ ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً لِّقَوْمٍ يَّذَّكَّرُوْنَ

Terjemahan: “Dan (Dia juga mengendalikan) apa yang Dia ciptakan untukmu di bumi ini dengan berbagai jenis dan macam warnanya. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang mengambil pelajaran.”
Surah Fatir ayat 27-28

أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللّٰهَ أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً ۚ فَأَخْرَجْنَا بِهٖ ثَمَرٰتٍ مُّخْتَلِفًا أَلْوَانُهَا ۗ وَمِنَ الْجِبالِ جُدَدٌ بِيْضٌ وَّحُمْرٌ مُّخْتَلِفٌ أَلْوَانُهَا وَغَرَابِيْبُ سُوْدٌ. وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَابِّ وَالْأَنْعَامِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهٗ كَذٰلِكَ ۗ إِنَّمَا يَخْشَى اللّٰهَ مِنْ عِبَادِهِ العُلَمٰؤُا ۗ إِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ غَفُوْرٌ

Terjemahan: “Tidakkah engkau melihat bahwa Allah menurunkan air dari langit lalu dengan air itu Kami hasilkan buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat. Dan demikian (pula) di antara manusia, makhluk bergerak yang bernyawa dan hewan-hewan ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama.- Sungguh, Allah Mahaperkasa, Maha Pengampun.”