Ngaji dan Ngabdi 48: kehidupan Harmoni bagi Ahl Surga (Serial Pengajian Tafsir malam Sabtu)
Penjelasan ayat-ayat sebelumnya berhubungan dengan keadaan dan siksa ahli neraka yang pedih, sesuai dengan amal perbuatan mereka di dunia, sebagai pembuktian kebenaran ancaman Allah. Maka pada ayat ini Allah memberikan penjelasan ayat-ayat yang menggambarkan balasan bagi ahli surga, yang serba nikmat, diberikan sebagai pembuktian kebesaran Allah, melebihi dari perbuatannya di dunia. Pada ayat 31 dijelaskan:

انَّ لِلْمُتَّقِينَ مَفَازًا (31)

(Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa mendapat kemenangan). Taqwa dijelaskan oleh al-Shawi, orang yang menjauhi syirik dan tidak mati dalam keadaan kufur.  Dalam tafsir Jalalayn dijelaskan al-Mafaza adalah tempat keberuntungan di surga, atau keselamatan, keterbebasan dari bencana disertai dengan perolehan kebajikan. Untuk itu orang beriman yang dapat menjaga keimanannya sampai akhir hayat, dia adalah orang yang selamat, beruntung, mendapatkan kemenangan, juga mendapatkan tempat yang mulia di surga. Gambaran kemuliaan dan keberuntungan di surga adalah;

حَدَائِقَ وَأَعْنَابًا (32) وَكَوَاعِبَ أَتْرَابًا (33) وَكَأْسًا دِهَاقًا (34)

(kebun-kebun dan buah anggur, dan gadis-gadis remaja yang sebaya, dan gelas-gelas yang penuh (berisi minuman)). Gambaran tempat keberuntungan adalah bertempat dalam kebun-kebun (kawaib). Ini biasanya digunakan untuk menggambarkan kebun yang mengandung aneka tumbuhan sehingga mencakup buah-buahan yang lezat, pemandangan yang indah serta aroma yang harum, termasuk di dalamnya ada berbagai kurma.  Juga ada teman-teman gadis-gadis ranum yang seumuran (kawaib). Dalam tafsir al-Misbah dijelaskan gadis remaja yang baru tumbuh buah dadanya dalam bentuk bulat seperti ujung tumit. Diceritakan dalam tafsir al-Shawi, para gadis itu tidak ada perbedaan dalam bentuknya, umurnya, supaya tidak ada kesusahan yang terjadi pada ahli surga. Juga disediakan minuman-minuman yang menyenangkan, yang selalu terisi penuh dan menyenangkan bagi ahli surga yang meminumnya.

لَا يَسْمَعُونَ فِيهَا لَغْوًا وَلَا كِذَّابًا (35)

Penjelasan tentang kesenangan dan harmoni bagi penduduk surga adalah “di dalamnya mereka tidak mendengar perkataan yang sia-sia dan tidak (pula perkataan) dusta”. Ini adalah keadaan orang yang bertaqwa di surga, tidak pernah mendengarkan sesuatu yang sia-sia atau kedustaan di dalamnya. Ini berbeda dengan kondisi ketika orang bersenang-senang meminum khamr di dunia, banyak melakukan perbuatan yang sia-sia dan perbuatan dusta kepada sesamanya.

جَزَاءً مِنْ رَبِّكَ عَطَاءً حِسَابًا (36)

(Sebagai balasan dari Tuhanmu dan pemberian yang cukup banyak). Balasan Allah kepada hambanya yang taat sesuai dengan janjinya, atau bahkan lebih dari apa yang dilakukan oleh seorang hamba. Maka di dalam ayat tersebut disebutkan dengan jaza’an hisaba, maknanya balasan itu adalah pemberian yang banyak dari Allah, lebih dari kebaikan yang diperbuat hamba ketika ada di dunia.
*Pengajar UIN Satu, Alumni PP Lirboyo Kediri dan Khadim PP al-Kamal Blitar