Ngaji dan Ngabdi 98: Dawuh Keutamaan Dhikir La Ilaha Illallah (Edisi Pengajian Ahad Wage)
Diriwayatkan oleh al-Qurtubi dengan sanadnya, Nabi Saw dawuh, suatu ketika malaikat maut hadir kepada seorang laki-laki, terus dia melihat di setiap anggotanya  tidak menemukan kebaikan sama sekali, kemudian malaikat maut membedah hatinya juga tidak menemukan sesuatupun, kemudian dia membuka kedua janggutnya malaikat menemukan di ujung lisannya lengket dengan rongga mulutnya seraya mengucapkan kalimah, ”la Ilaha Illallah”, maka malaikat maut itu berkata wajib atasmu masuk surga dengan kalimat Ikhlas itu.  Dawuh ini menunjukkan bahwa kalimat Ikhlas La Ilaha Illallah dapat menyelamatkan seseorang sehingga akan mendapatkan surga di akhirat. Maknanya kalimat tauhid adalah kunci bagi keselamatan bagi seseorang, baik dunia maupun akhirat, walaupun amal perbuatannya belum dinilai baik.
Imam Bayhaqi meriwayatkan dari Bakar ibn Abdu Allah al-Muzani, bahwasanya ada seorang raja yang selalu durhaka kepada Tuhannya, maka masyarakatnya menentang dan menangkapnya dalam keadaan hidup. Terus masyarakat tersebut bermusyawarah untuk menentukan cara untuk membunuh raja itu, dan mereka sepakat untuk membuat tong besar dari baja, terus dibawah tong itu diletakkan api untuk membakar raja itu, supaya dia merasakan sakitnya mendapatkan siksaan. Memang benar kaum itu melakukan rencana membakar raja dengan api yang diletakkan dibawah tong yang raja telah diletakkan didalamnya. Di dalam tong itu raja memanggil Tuhannya dengan panggilan “wahai Tuhan yang satu” bukankah aku telah menyembahmu, melaksanakan shalat kepadamu, membersihkan wajahku, melaksanakan semua perintahmu, maka sekarang selamatkanlah aku dari siksaan kaumku, semua kaumku tidak ada yang mau menolongku. Kemudia raja itu mengangkat wajahnya ke arah langit terus mengucapkan, La Ilaha Illallah dengan khusyu’ menghadap kepada Tuhan, diulang-ulang kalimat Ikhlas itu. Maka Allah saat itu menurunkan hujan dari langit, sekita memadamkan api yang membakar raja. Kemudian datanglah angin yang berhembus kencang membawa tong yang di dalamnya ada raja itu berputar-putar antara langit dan bumi, sedang raja yang di dalamnya terus melafalkan La Ilaha Illallah. Kemudian oleh Allah tong dan raja itu dijatuhkan di tengah-tengah kaum yang belum mengenal Allah. Selanjutnya kaum itu melepaskan raja itu, seraya bertanya, apa yang terjadi denganmu? Raja itu menjawab, bahwasanya aku adalah seorang raja yang telah ditentang oleh kaumku karena perbuatanku yang tidak baik, maka kaumku protes dan menyiksaku, tetapi saya tetap mengucapkan kalimah La Ilaha Illallah. Maka mendengar penjelasan raja itu kaum yang menolong raja itu menjadi orang-orang yang beriman, juga mengucapkan La Ilaha Illallah.
Dari paparan diatas dapat dipahami bahwa kaum atau masyarakat itu adalah orang-orang kafir yang membabi buta, diselamatkan oleh Allah dengan cahaya hidayah sehingga terjaga dari keadaan hina. Semuanya itu karena mendapat barakah dari kalimah La Ilaha Illallah. Maka dalam kitab Kifayat al-Atqiya’ itu kita disuruh mengerti, memahami terhadap keagungan kalimah Ikhlas La Ilaha Illallah, supaya kita dapat membiasakan, membasahi mulut dengan ucapan kalimat Ikhlas itu, sehingga akan didapat kebaikan, keberkahan dan manisnya mendhikirkan kalimat La Ilaha Illalah.
Dikatakan oleh Ibn Abbas, siang dan malam itu sebanyak 24 jam, huruf La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah juga 24 huruf, barang siapa mengucapkan kalimat La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah, maka setiap hurufnya akan bisa menghapus dosa-dosa satu jam, dengan begitu tidak akan tersisa suatu dosa seorang hamba apabila dia mengucapkanya satu hari sekali saja. Kemudian bagaimana keadaan seseorang yang selalu mengucapkannya disetiap saat dalam kehidupannya, pasti dia akan selamat, bahkan akan mulia baik dunia ataupun akhiratnya.
Dijelaskan pula beberapa bayt syair, (Wahai kaumku janganlah lalai untuk dhikir La Ilaha Illa Huwa disebabkan kebodohanmu, Bagaimana mata bisa tidur dari kekuasaan Allah yang maha suci dalam kalimat La Ilaha Illa Huwa, Kamu lupa kepada Allah diwaktu siang dan malam, sedang Allah tidak pernah melalaikan kamu La Ilaha Illa Huwa, Dia Tuhan yang maha agung kekuasaannya, maha suci La Ilaha Illa Huwa, Wahai orang yang beruntung, mati dengan berpegangan, bersaksi bahwa La Ilaha Illa Huwa, maha suci Allah yang meluaskan rahmatnya bagi orang yang berdosa kemudian bertaubat dari semua kesalahanya).
Untuk menutup paparan tentang keutamaan dhikir La Ilaha Illallah, pengarang kitab menjelaskan hadits Nabi Saw, barang siapa diakhir perkataannya dalam hidup di dunia ucapan La Ilaha Illallah, maka wajib baginya masuk surga. Untuk itu mari diamalkan sesuai dengan kapasitas dan kesempatannya masing-masing. Yang paling penting dalam dhikir kita adalah keajegan dalam mengamalkan, sedikit atau banyak yang terpenting dapat menambah kekuatan iman dan tauhid kita kepada Allah Swt.  Mengingat kemampuan orang berbeda-beda, maka dalam melaksanakan amaliyah dhikir pun seseorang pasti berbeda cara atau jumlahnya. Tetapi nampaknya para ulama telah sepakat bahwa dhikir La Ilaha Illalah adalah target utama bagi orang yang menginginkan dekat kepada Allah Swt. maka kadang-kadang setiap kelompok berbeda jumlahnya. Ada yang sehari 10.000 kali, 1000 dan seterusnya. Tetapi dengan jumlah-jumlah itu sudahkah mendapatkan manisnya kenikmatan melakukan dhikir kepada Allah? Maka jawabnya akan berbeda-beda antar orang yang berdhikir, sesuai pengalaman spiritual masing-masing. Akhirnya semoga Allah tidak menjadikan kita dalam hidup sebagai orang yang lupa, menjadikan akhir dari ucapan kita kalimah La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah. Aamiin.
*Pengajar UIN Sayyid Ali Rahmatullah dan Khadim PP al-Kamal Blitar