Ngaji dan Ngabdi 92: Pengajian Tafsir Kosmopolitan ( Edisi Khataman Tafsir Jalalain dan KH Mahmud Hamzah)

تلاوة القرآن العظيم من أفضل العبادات وأعظم القربات وأجل الطاعات وفيها أجر عظيم وثواب كريم

Aktivitas membaca Al-Qur’an merupakan salah satu ibadah yang paling utama, taqarub teragung, dan ketaatan terbesar. Di dalamnya terdapat pahala yang besar dan ganjaran mulia, (Sayyid Bakri bin Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi, Kifayat al-Atqiya wa Minhajul Ashfiya(.  Minggu Ini kita akan menyelenggarakan khataman pengajian Tafsir Jalalain yang sudah berjalan kurang lebih 38 tahun. Dalam rentang waktu yang lama itu pengajian dilaksanakan satu minggu sekali yakni pada malam sabtu. Pada awal dibukanya pengajian ini oleh KH. Mahmud Hamzah, peserta pengajian hanya berjumlah sekitar 7 orang santri yang sudah berumur, yang rata-rata usianya 50 an tahun ke atas, dan para santri awal pengajian ini, menurut beberapa Riwayat sudah meninggal dunia. Tujuan diadakannya pengajian ini adalah para mustami’(pendengar) berharap dapat menambah ilmu agama (Tafaquh fi al-Din) yang didapatkan dari Tafsir al-Qur’an. Memang ketika seorang santri mengaji Tafsir al-Qur’an di dalamnya akan didapatkan Ulum al-Qur’an, Hadits, Sejarah, Ilmu Nahwu, Sharaf, Balaghah, Fiqih. Ushul fiqh, pendapat Ulama dari berbagai Madhab dan sebagainya, nyaris ilmu-ilmu keislaman dapat mereka dapatkan dari pengajian tafsir itu. Apalagi saat itu Kyai Mahmud Hamzah dalam memaparkan penafsiran dengan kapasitas kaya akan khazanah ilmiyah dan wawasan. Akhirnya penjelasan tafsirnya selalu dapat membuat santri menjadi menerima argumentasi-argumentasi yang dijelaskan oleh Kyai Mahmud.
Pengajian Tafsir yang dijalankan oleh Kyai Mahmud, dengan keluasan ilmunya dapat diterima oleh berbagai kelompok agama Islam yang ada di Kunir Wonodadi Blitar dan sekitarnya. Akhirnya para santri juga datang dari berbagai golongan organisasi Masyarakat yang ada. Di antaranya ada yang dari Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Wahidiyah, Lembaga Dakwah Islam Indonesia dan sebagainya, mereka setiap malam Sabtu selalu datang di PP Al-Kamal untuk mengikuti pengajian Tafsir yang dibaca oleh Kyai Mahmud. Seiring berjalannya waktu jamaah Tafsir Jalalyn ini sedikit demi sedikit akhirnya bertambah, tidak hanya dari Kunir, juga dari tetangga desa atau tetangga kecamatan, sampai akhirnya berjumlah 40-an orang yang aktif.
Metode pengajian yang disampaikan oleh Kyai Mahmud dalam menyampaikan pengajian tafsir adalah membacakan Tafsir Jalalain dengan maknanya berbahasa Jawa, setelah itu di jelaskan dengan menggunakan bahasa Indonesia, maksud dari kandungan tafsir itu, kalau perlu paparan tafsir dengan menggunakan beberapa komparasi (muqabalah) dari berbagai kitab-kitab tafsir. Dengan model pembacaan tafsir itu akhirnya setiap pertemuan akan ditemukan pertanyaan-pertanyaan dari para jamaah sesuai dengan tema ayat yang disampaikan saat itu. Problematika yang dipertanyakan di antaranya masalah ibadah, ekonomi, politik, masalah keluarga, materi penafsiran, masalah bahasa Arab, pengelolaan masjid, mushala, perwakafan dan sebagainya.
Dari satu perspektif metode yang disampaikan oleh Kyai Mahmud Hamzah ini dinilai sebagai Upaya kontekstualisasi kandungan al-Qur’an dengan realitas yang ada di dalam kehidupan Masyarakat sekitarnya. Paparan penafsiran al-Qur’an yang bersifat global dapat dipahami oleh santri pengajian tafsir, kemudian mereka dapat muhasabah diri sesuai dengan masalah yang dihadapi masing-masing, yang kemudian mereka dapat mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan problematika kontemporer yang ada di sekitarnya. Misalnya ada masalah ubudiyah tentang tarwih, masalah shalat hari raya, masalah ekonomi syariah, masalah doa di antara dua khutbah jumat, Kyai Mahmud dapat memberikan jawaban dengan kapabel dan komparatif, yang membuat para jamaah yang beragam aliran itu menjadi taslim, menerima. Maka praktik pengajian tafsir tidak hanya monoton Kyai membacakan tafsir, tetapi 20 menit yang akhir, selalu dibuka sesi tanya jawab dari berbagai problem para jamaah.
Inilah kelebihan pengajian Tafsir Jalalain yang ada di PP Al-Kamal Blitar oleh KH. Mahmud Hamzah sampai dengan bulan Agustus tahun 2008. Lima belas tahun yang lalu ketika  pengajian malam Sabtu bertempat di rumah bapak H. Nurhadi Seduri Gandekan Wonodadi, dirangkai dengan ijab qabul putranya. Besoknya mendadak kyai Mahmud Sakit dan di bawa ke Rumah Sakit Mardiwaluyo Blitar, tetapi perawatan di sana hanya sehari, tepat malam Senin beliau diambil oleh Allah. Semoga amal shalihnya diterima oleh Allah, dan para santri  mendapatkan kemanfaatan dan keberkahan ilmu yang telah disampaikan olehnya.
Salah satu keberkahan majlis pengajian ini adalah rutinitas pembacaan tafsir tidak berhenti, tetapi berlanjut sampai sekarang, dan alhamdulillah semua harus bersyukur kepada Allah selama 38 tahun akhirnya pengajian tafsir Jalalyn  dapat khatam, di bulan yang sama dengan meninggalnya Kyai mahmud Hamzah. Di sisi lain yang menjadi perspektif adalah pengarang Tafsir Jalalain ini adalah Syekh Jalaludin al-Mahali dan Jalaludin al-Suyuti, yang telah membagi penafsiran kitaf Tafsir menjadi dua. Sekarang ini saat khataman juga mengalami hal yang sama bahwa pembacaan kitab tafsir ini juga dilakukan oleh dua orang al-Maghfurlah kyai Mahmud Hamzah dan penulis.
Yang dirasakan oleh penulis selama meneruskan pembacaan mulai surat al-Isra’ sampai surat al-Nas, bahwa apa yang di lakukan oleh Kyai Mahmud mencerminkan pemahaman ajaran al-Qur’an kosmopolitan, yang menawarkan perspektif yang meliputi, terutama dalam studi ilmu keIslaman untuk diamalkan oleh para muslim, yang beraneka ragam aliran keagamaannya. Pemahaman sebagaimana yang dilakukan Kyai Mahmud ini memang dilakukan pada saat beliau hidup yakni tahun 1900-an, tetapi manfaatnya dapat dirasa sampai sekarang terutama keluarga jamaah tafsir, meliputi santri muda, santri tua, para asatid, tetangga, dan kolega-kolega selalu berkesan bahwa pemahaman keislaman Kyai Mahmud begitu mendalam dan kosmopolitan.
Selain kedalaman ilmu dan kontekstualisasi ajaran Islam, para santri jamaah tafsir kebanyakan adalah Masyarakat yang memang mempunyai komitmen terhadap Ilmu dan Agama Islam. Artinya Jamaah pengajian tafsir menjalani pengajian ini dengan istiqamah, khusyu’, semangatnya tinggi. Melihat pengajian tafsir ini seolah dijalani dengan serius, sungguh-sungguh dimulai pada jam 19.30-21.00, bahkan kadang sampai jam 21.30. Waktu itu merupakan waktu yang lama, ketika ta’lim tafsir ini dilakukan dengan khusyu’ yang jarang ada  banyolan atau guyonan. Maka kalau saya mengibaratkan sebenarnya kalau para jama’ah ini mengikuti mulai surat al-Fatihah sampai surat al-Nas, bisa jadi jamaah tafsir Jalalain ini menyamai perkuliahan mahasiswa sebanyak 76 semester, karena dilakukan selama 38 tahun. Maka dengan umurnya yang sudah setengah abad lebih, jamaah tafsir di PP al-Kamal ini akhirnya dapat mengamalkan ajaran agamanya dengan berdasarkan ilmu yang dia dapatkan selama ngaji Tafsir. Maka yang terjadi sesuai pengamatan penulis, kebanyakan jamaah tafsir akhirnya menjadi pengamal ajaran Islam, menjadi qudwah hasanah bagi keluarga dan lingkungannya. Dengan keberkahan semacam ini, keluarga atau lingkungan masyarakat dari jamaah tafsir  pada akhirnya juga ikut pengajian Tafsir Jalalain di PP al-Kamal.
Juga Jamaah tafsir setelah dirasa mampu mengajarkan Islam di Lingkungannya akhirnya mereka juga menjadi kyai atau ustadh di lingkungannya masing-masing. Ini dapat dilihat mushola-mushola di desa kunir yang tidak kurang dari 30-an, para takmirnya kebanyakan adalah peserta pengajian Tafsir Jalalain.
Maka dalam khataman tafsir Jalalain yang perdana ini, kita patut bersyukur kepada Allah telah memberikan maunah kepada kita bisa menjadi santri-santri yang komitmen, mempunyai cita pengajaran agama Islam, dapat mengikuti pengajian tafsir di PP Al-Kamal ini, terutama pernah ngaji kepada KH. Mahmud Hamzah. Semoga pengajian tafsir ini tetap istiqamah sampai hari kiamat, ilmu yang didapat benar-benar memberikan kemanfaatan, keberkahan kepada semua masyarakat muslim, baik santri yang mukim di Pesantren atau santri masyarakat, dengan wasilah, perantara para masyayikh. Al-fatihah.
Oleh. Asmawi Mahfudz (Khadim Pondok Pesantren Terpadu Al-Kamal Blitar)

Tags :

Share This :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *