Ngaji Bareng KH Asmawi Mahfudz M.Ag, Damaikan Hati Asatidz Yayasan PPTA

Alkamalblitar.com- Menuntut ilmu wajib hukumnya mulai dari kecil sampai liang lahat. Yayasan Pondok Pesantren Terpadu Al Kamal (PPTA) mengadakan agenda ngaji bareng bersama KH. Asmawi Mahfudz M.Ag., dalam rangka mendamaikan hati para asatidz sekolah formal Yayasan Ponpes Al Kamal mulai dari PAUD, TK, SMP & SMK Al Kamal dalam menghadapi para siswa-siswi di era gen Z dari berbagai latar belakang keluarga dan ciri khas yang berbeda beda. Sabtu, 16 November 2024 di lantai 3 asrama asatidz yang disebut Baitul Khidmah (rumah pengabdian).

Aminudin Fahruda, S.Ag., membuka agenda pada hari ini dan dimulainya agenda baru rutinan ngaji bareng setiap Sabtu Pahing, kurang lebih 35 hari sekali. Dalam sambutannya beliau menyampaikan motivasi untuk para asatidz agar lebih semangat dan ikhlas dalam mengabdikan diri di kancah pendidikan, lebih tepatnya Yayasan PPTA. Beliau juga menambahkan bahwa menuntut ilmu merupakan kewajiban untuk semua orang, tidak peduli apa jabatan, posisi dan perannya saat ini. Terutama posisi peserta pengajian sebagai agen pendidikan yang bertanggung jawab besar dalam menjaga Yayasan PPTA dan menjaga anak-anak dari berbagai latar belakang yang dipercayakan untuk dididik dan dibimbing untuk menjadi lebih baik. Dalam menghadapi anak-anak di era saat yang penuh tantangan dan seni, para pendidik perlu menguatkan spiritual, kecerdasan emosi, keikhlasan mengabdi dan psikologis yang kuat.

Waktu terus berlalu, generasi saat ini adalah tanggung jawab para guru, menyiapkan generasi yang digadang-gadangkan sebagai generasi emas. Berhasil tidaknya generasi emas tergantung bagaimana cara guru mendidik saat ini. Mencetak kader, berkarakter paham akan akhlakul karimah dan mencintai lingkungan. KH. Aminudin Fahruda, S.Ag., dalam sambutannya membawakan kutipan pesan ulama’ Imam Fahrudin Ar- Rozzi, yaitu 3 poin penting yang bisa dijadikan pegangan saat ini. Sebagai manusia dibumi yang hidup berdampingan dengan banyak insan perlu untuk selalu menjaga komunikasi, menjaga lisan. Mulai dari ucapan di dunia nyata, bahkan sampai cuitan status di dunia maya. Di zaman digitalisme, kesalahan yang tidak disengaja bisa membuat putusnya hubungan silaturahmi. Sebagai antisipasi manusia perlu berhati-hati dalam membuat instastory ataupun status yang lain untuk menjaga persepsi orang agar tetap berpikiran positif, karena jika seseorang membuat status, terkadang apa yang dimaksud berbeda dengan makna yang diterima. Itulah point pertama pesan ulama Imam Fahrudin

Kedua tentang mengembangkan diri, anak-anak yang dihadapi pendidik saat ini berbeda dengan anak-anak generasi sebelumnya. Anak-anak sekarang lebih pintar, lebih cakap, dan lebih membahayakan apabila salah langkah. Mereka semua demikian karena sudah terjamah dengan gawai yang penuh informasi. Untuk itu para guru harus terus mengembangkan diri dan merespon perkembangan zaman yang terus melaju agar kita tau dan bisa mengambil sikap yang tepat.

Terakhir dalam pesannya ulama’ Imam Fahrudin Ar Rozi menyampaikan bahwa kita harus menjalankan tanggung jawab sebaik-baiknya. Lebih mudah disebut dengan “Profesionalitas”. Bersikap profesional dengan siapa saja dalam bertugas, termasuk dalam pengambilan keputusan dan berbagai hal dalam menjalankan tanggung jawab sebagai tenaga pengajar.

Dalam pembahasan ngaji bareng perdana ini, Dr. KH. Asmawi Mahfudz, M.Ag., selaku narasumber utama mengambil bab ilmu. Pengertian ilmu, dalil-dalil ilmu, hikmah berilmu dan semua pembahasan tentang ilmu. Materi ilmu kali ini Beliau ambil dari kitab mauidhotul mu’miniyah karangan Syekh Jamaludin Al Qosimi, yaitu syarah dari kitab Ihya’ Ullumudin karangan Imam Ghozali.

Manusia hidup dibumi merupakan khalifatul ardi. Pemimpin bumi. Ilmu merupakan suatu syarat yang harus kita  miliki untuk merealisasikan kholifatul ardi. Dengan ilmu kita memiliki keutamaan. Dengan keutamaan kita mampu berperan. Mampu menjawab pertanyaan., menjadi rujukan. Pemimpin dimuka bumi Allah SWT. Allah SWT berjanji dalam ayatnya, bahwa allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu. Hidup, ciri-ciri hidup merupakan bergerak dan berubah. Sudah seharusnya bagi kita sebagai manusia yang hidup di muka bumi untuk terus belajar dan mencari ilmu, mengaji agar terus kompetitif selaras dengan perkembangan maupun perubahan zaman.

“Di zaman dahulu seorang yang disebut sebagai ulama’ memiliki laqob, sebutan sebagai ensiklopedia berjalan. Sebagaimana buku ensiklopedia yang lengkap dan selalu tahu. Menjadi rujukan berbagai pertanyaan maupun permasalahan. Imam Ghozali merupakan ulama’ masyhur pada zamannya, beliau ulama yang menulis berbagai macam kitab dengan pembahasan dan penelitian yang berbeda-beda. Mulai dari hukum, ketauhidan dan lain sebagainya. Ibnu Sina ulama’ masyhur dalam bidang kedokteran, penemuannya yang luar biasa menjadikan  kemajuan dalam ilmu pengobatan. Kita juga harus bisa sebagaimana beliau, menirukan ulama’- ulama’  zaman dahulu versi semampu kita. Sebagaimana yang kita kuasai saat ini, ada yang ahli di bidang bimbingan dan konseling, matematika, fisika, kimia, Alquran dan hadits tafsir, dan sebagaimana yang lainnya. Kita sebarkan kita dalami sesuai passion kita.” Tutur Beliau.

Sebagai penutup, Beliau menyampaikan kepada para hadirin supaya jangan getun (menyesal) mengabdi di Yayasan Al Kamal. Beliau sangat yakin bahwa Yayasan Al Kamal membawa keberkahan untuk semua yang mengabdi di dalamnya. Mendapatkan ridho Allah untuk terus menjadi lembaga pendidik generasi penyebar kebaikan. Beliau berharap dengan sangat ngaji bareng ini menjadi agenda rutinan untuk semua, dan Al Kamal terus menjadi lembaga yang istiqomah, berkah dalam menyebarkan kebaikan dan ilmu milik allah SWT.

Seiring beranjaknya waktu acara dilanjutkan dengan rapat koordinasi yang dipimpin oleh Bapak M. Bahruddin, S.Ag., dan dilanjutkan dengan ramah tamah bersama Dr. KH. Asmawi Mahfudz, M.Ag., dan KH. Aminuddin Fahruda, S.Ag., selaku kepala yayasan bagian pendidikan  formal beserta semua hadirin pada agenda ngaji bareng kali ini. (Rotul.red)