Ahklak Dan Tasawuf Pesantren
Zaman adalah sebuah waktu, dimana zaman akan berganti suhu, suasana, dan kebudayaan yang signifikan. Zaman mempunyai arti jangka waktu yang panjang atau pendek yang menandai sesuatu masa. Zaman mempunyai masa kelompok yang terbagi bagi: Zaman Jahiliah yaitu masa sebelum peradaban Islam. Masa itu dikatakan zaman kebodohan karena pada zaman tersebut manusia masih sangat minim religius yang lurus. Manusia bisa dikatakan seperti hewan dari segi tingkah lakunya, contoh manusia suka sama suka antara laki-laki dan laki-laki maupun perempuan dan perempuan. Zaman ini bisa dikatakan juga titik 0 religius humanity.
Yang selanjutnya ada masa zaman Rasulullah. Zaman Rasulullah adalah zaman yang penuh cinta dan ketentraman. Dalam artian umat Islam bisa saling belajar tentang agama yang dipimpin oleh Baginda Rasul sendiri. Kemuliaan meliputi suasana zaman tersebut andai kita hidup pada masa tersebut, kita bisa berkeluh kesah tentang kasih sayang yang banyak rupanya yang dianugrahkan oleh Allah untuk kita. Kita bisa bertanya dan pasti wejangan-wejangan Rasulullah sahih dan penuh kelegaan, ketentraman. Dalam rangka mengenang dan menjadikan Ilmu  zaman Rasulullah di Indonesia muncul berbagai pesantren di Indonesia. Dimana pesantren adalah wadah untuk kita masuk dalam suasana keilmuan akhlak Rasulullah, karena di dalam pesantren mempunyai keilmuan dan akhlak yang sambung dengan Beliau secara sanad dan batin. Di pesantren kita diajarkan untuk berakhlak karimah. Selain mempunyai pemikiran-pemikiran agama yang matang, juga diajari mengolah batin sehingga sambung kepada Rasulullah. Semua itu adalah kebudayaan yang wajar di kepesantrenan.
Tetapi seiringnya perkembangan zaman, semua itu seakan diuji oleh banyaknya kemunculan budaya-budaya zaman sekarang. Para santri diuji pada akhlak maupun keilmuannya. Akhlak adalah kebudayaan yang santun dalam pesantren bahkan ciri khas anak pesantren santun akhlaknya di sini kita bisa merasakan apakah kita sudah memenuhi kebudayaan tersebut ataukah belum, mari kita intiba’ suritauladan akhlah-akhlak Rasulullah yang  dulu pernah diajarkan dan serta menjadikan Ibadah sebagai hal yang sakral untuk mengabdi seorang hamba kepada Tuhannya tanpa menganggap ibadah sebagai formalitas semata.
*Ditulis oleh M.Fatkhur Ramadhani, S.H (Pengurus Pusat PPTA)