Deretan Santri Putra Idola Santri Putri PP Al-Kamal
Ditulis oleh : Zakki Malikkus Saleh*
Idola adalah sesuatu yang digemari oleh seseorang dan itu bisa berupa orang, barang, atau pun,tata krama. Yang mana itu bisa memberikan aura yang dapat menarik membuat sang penggemar menjadi timbul rasa kagum yang sangat tinggi.
LEBIH JELASNYA SIMAK ARTIKEL DIBAWAH INI…
Pada zaman sekarang ini bukan yang berdasi dan juga ber-titel yang diidolakan para santri, apalagi santri putri. saat ini yang diidolakan adalah santri yang berpeci dan juga bersarung, seperti sopir kyai, keamanan pondok, tim media, dan juga abdi dalem. Karena apa para kang-kang santri yang terlibat dalam beberpa kategori tersebut mempunyai kharisma yang sangat tinggi di kalangan santri, apalagi santri putri. Oke untuk lebih jelasnya kita bahas satu-persatu;
  • SOPIR KYAI
Pasti kita tidak asing dengan yang namanya sopir kyai, sopir kyai adalah kang santri yang selalu siap sedia di setiap keadaan dan rela mengorbankan waktunya kepada sang kyai untuk selalu mengantarkan beliau dimana dan kemanapun beliau berpergian. Barokahnya atas khidmahnya kepada abah yai, SK ini memiliki kharisma yang sangat menonjol di kalangan santri putri. Di saat kang SK sedang mencuci mobil, ada santri putri yang lewat secara tidak sengaja, kang SK itu tidak sengaja menyemprotkan airnya dan mengenai santri putri itu dan sepontan santri putri itu berkata “Astaghfirulloh, air apa ini gak ada hujan kok air turun.”dengan ekspresi kebingungan.
Secara sepontan kang SK itu menjawab “Maaf ya mbak, ini tadi gak sengaja pas waktu nyemprot air.” sambil menggosok-gosok mobil. Santri putri menjawab, “Woo iya kang gak papa.” sambil tersenyum-senyum tipis sambil kembali ke firqah, karena tidak sengaja ketemu dengan kang santri yang diidamkannya.
  • KEAMANAN PONDOK
Pasti tidak asing dengan Kang Sofian. Nah itu adalah the legend of scurity yang mana beliau sangat ditakuti oleh banyak santri, apalagi santri baru yang belum tahu dengan beliau. Pada suatu ketika beliau memberikan hukuman kepada santri putri yang sedang melanggar “Heh ndok, kamu kemarin mbobol yaa?”. Santri putri itu menjawab “Iya tadz”. “Karena kamu mbobol besok dihukum bersih-bersih selama 1 bulan”. Karena santri putri itu adalah pengagum dari kang keamanan pondok ia menjawab “Iya tadz siap” sambil tersenyum-tersenyum karena ia bertemu dengan idolanya, yang mana beban yang berat bisa menjadi ringan karena ada penyemangat.
  • TIM MEDIA PONDOK
Di pondok kami sangat tidak asing lagi dengan tim media pondok, yang mana para beliau-beliaunya sangat profesional dalam mensyiarkan dakwah-dakwah melalui media sosial. Di dalam media pondok ada banyak sekali job-jobnya bukan hanya dalam mensyiarkan dalam media ,tetapi juga membuat informasi-informasi tentang pondok pesantren tentang bagaimana berlangsungnya kegiatan pondok pesantren serta jaringan dengan para alumni-alumni pondok pesantren. Pada saat acara-acara yang pasti yang menjadi sorotan oleh para santri adalah tim media pondok yang di dalam pondok kami di kenal dengan AVD. Karena tim AVD sangat berpengaruh besar dalam mendokumentasikan setiap acara, apalagi kalau kamera utama yang megang adalah Kang Miko, pasti tidak bisa dipungkiri para santri puntri pasti sangat takjub dan juga nge-fans berat tentang bagaimana beliau mengoperasikan kameranya, dan tidak kalah hebat dengan Kang Inam yang memiliki keistimewaan dengan rambut yang panjang dan juga aura yang hebat sehingga menjadi sorotan banyak penggemar.
  • ABDI NDALEM
Tidak asing di kalangan santri tentang yang dikatakan abdi dalem. Abdi dalem adalah kang-kang, mbak-mbak santri yang diberikan amanah oleh abah yai untuk mengabdi di ndalem beliau untuk ikut serta mengurusi semua santri yang ada di pondok pesantren. Sesuatu yang dikagumi oleh para santri yaitu sifat keikhlasan serta yang diberikan kepada para santri, seperti halnya membuatkan makanan untuk seluruh santri tanpa pamrih, disuatu hari ketika ada santri yang datang terakhir dan nasi pun tinggal sedikit, yang niatnya untuk dimakan sendiri oleh Kang Ndalem.
“Kang, nasinya masih?”. Ujar santri. Kang Ndalem bingung, mau diberikan nasinya tapi ia belum makan, kalau tidak diberikan kasian mbak-nya kelaparan, setelah berfikir lama “Yoweslah saya berikan.” ujar dalam hati.
“Sini mbak, ini masih sedikit” ujar Kang Ndalem.
“Oh iya Kang, lah ini nasinya tinggal sedikit nanti makan apa antum Kang?” ucapan santri.
“Alah gak papa mbak antum makan aja.” ujar Kang ndalem.
“Beneran Kang?” santri memastikan.
“Iya mbak aku rela lapar terlebih dahulu asalkan antum semua sudah makan.” ujar Kang Dalem.
“Iya Kang terimakasih semoga berkah.” Santri sambil berjalan ke firqah sambil tersenyum manis karena mendengar ucapan Kang Ndalem tadi. “Iya sama-sama.” Ucap Kang Ndalem sambil bersih-bersih dapur.
Setelah Kang Ndalem itu lulus kuliah, Abah Yai memanggilnya untuk ke ndalem. “Kang sampean gakser rabi, iki enek seng seneng karo sampean.dawuh Abah. (terjemah: Kang kamu apa engga mau menikah, ini ada yang suka sama kamu)
Ngapunten sinten geh, Bah?” Kang Ndalem menjawab dengan wajah bingung. (terjemah: mohon maaf siapa ya, Bah?)
Ikilo kang arek e, Ya Niya sampean mriki.” (terjemah: ini lo anaknya, Ya Niya sini) sambil menengok ke belakang. Abah memanggil Niya yang kala itu mengambil nasi.
Enggeh Abah, pripun wonten nopo?” (terjemah: Iya Abah, ada apa?) Ujar Niya sambil duduk bersimpuh di samping Abah Yai.
“Ini lo Ya, kan Kang Rama sudah lulus kuliah nah ini saya tawari nikah katanya mau, ini seumpama kamu tak jodohkan dengan Kang Rama gimana ,Ya? Soalnya pas dua tahun yang lalu ketika kamu ngambil nasi itu pas kembali dari dapur kamu senyum-senyum sendiri, kelihatannya memang ada rasa dengan Kang Rama.” dawuh Abah.
Enggeh abah, niki geh setiap hari geh selalu kulo kirimi al-fatihah di sepertiga malam kulo, dan berharap bisa mendampingi Kang Rama” jawab Niya sambil salah tingkah dengan wajah yang memerah karena malu.
“woh iya Niya jadi karena pilihanmu itu dan Kang Rama kelihatannya juga mau karena dari tadi senyum-senyum sendiri, untuk ini saya jodohkan kalian berdua.” dawuh Abah.
Matursuwun Abah, mugi-mugi pandonganipun lancar sampai akhir.” dengan wajah datar dan sedikit bingung campur bahagia.
Tidak dapat dipungkiri bahwa di pondok pesantren itu sangat banyak  karomah yang diberikan oleh Abah Yai, dan sampai-sampai karomah yang diberikan kepada kang-kang santri dan mbak-mbak santri adalah dicarikan jodoh. nah dalam pondok kami itu tidak asing lagi dikarenakan sudah membudaya. Pada momen-momen tertentu Abah Yai selalu menanyakan kepada kang-kang dan mbak-mbak santri yang belum menikah. Dengan pertanyaan “kapan rabi ndok, leee… wong lekwes wayah e gek rabi ojo suwi-suwi selak tuwek, mengko lek masalah biaya bakal ketoto lekwes wakmu rabi…” (terjemah: kapan nikah ndok, le…kalau sudah waktunya menikah, ya segera menikah jangan terlalu lama, ken=buru tua. nanti masalah biaya akan tertata ketika sudah menikah.)
Jadi itu tadi adalah karomah yang diberikan oleh Abah Yai untuk kang-kang dan mbak-mbak sehingga banyak para santri yang mengidolakannya, karena apa orang yang bagus ahklaknya dan ia diidolakan oleh murid-muridnya maka secara tidak langsung sudah menanamkan kebaikan kepada sang murid.
*Penulis merupakan santri Ma’had Aly Ashabul Ma’arif Al-Kamal