Refleksi 7 Tahun Kiprah AVD
“…tak terasa, 7 tahun sudah AVD memberikan warna di Pondok Pesantren Terpadu Al Kamal, meskipun dengan warna yang belum terlalu mencolok…”
Empat tahun sebelum AVD lahir, tepatnya di tahun 2010, Pondok Pesantren Terpadu Al Kamal telah mempunyai sebuah website dengan alamat www.alkamalblitar.com. Sebuah terobosan yang sangat luar biasa, mengingat untuk ukuran pondok pesantren di Kabupaten Blitar, belum banyak yang mempunyai platform serupa.
Membangun sebuah website tentu tidak cukup hanya dengan menyewa domain dan hosting dari penyedia layanan. Lebih dari itu, tentu harus ada seorang administrator yang bertanggung jawab terhadap cpanel dan konten-konten yang akan diterbitkan. Dan tampaknya, inilah yang kemudian menjadi masalah bagi pondok pesantren dalam mengelola website, keterbatasan orang yang siap mengelola website tersebut. Dan hal ini juga terjadi pada Pondok Pesantren Terpadu Al Kamal. Terhitung hanya ada sebuah artikel pendek (lebih tepatnya artikel dummy) selama setahun berdirinya website.
Pada awal 2011, sekembali ke pesantren setelah empat tahun kuliah di Surabaya, penulis dipanggil ke ndalem KH Asmawi Mahfudz. Selaku pengasuh, beliau memberikan amanah kepada penulis untuk mengelola website pesantren. Sebuah tantangan yang luar biasa, mengingat penulis belum mempunyai pengetahuan apalagi pengalaman dalam mengelola sebuah website, meskipun sudah terbiasa dengan internet. Melihat kegamangan saya, beliau berpesan: “pokoknya dijalankan dulu, niati untuk belajar, nanti lama-lama pasti bisa”. Akhirnya dengan segala keyakinan, penulis menerima amanah yang diberikan beliau. Langkah pertama, penulis mencari developer website di daerah Blitar untuk membantu dalam redesain tema dan jenis website. Akhirnya, dengan berbagai pertimbangan dan atas persetujuan pengasuh, lahirlah desain website pesantren dengan jenis website portal berita meskipun belum mengadopsi responsive design. Pemilihan jenis website portal berita bukannya tanpa alasan. Hal ini dilatarbelakangi tujuan untuk mewadahi kreatiftas santri dalam bidang kepenulisan melalui ekskul Jourtea dan juga mewadahi tulisan beliau pengasuh.
Mengelola website ternyata memang tak semudah yang penulis bayangkan dan mungkin yang kebanyakan orang bayangkan. Mengelola website tidak semudah pasang story pada aplikasi perpesanan, instagram, facebook dan lain-lain. Mengelola website tidak hanya tentang upload sebuah artikel. Banyak sekali dinamikanya, terutama jika sudah berhubungan dengan domain hosting dan penyedia layanan. Pernah suatu ketika, pihak penyedia layanan menjual seluruh assetnya (termasuk member/penyewa layanan domain hosting) kepada pihak ketiga dan kemudian menghilang tidak bisa dihubungi sama sekali. Padahal domain hosting harus segera diperpanjang masa sewanya agar layanan website tetap bisa berjalan normal. Akhirnya dengan bantuan beberapa teman, penulis harus melacak keberadaan pemilik layanan yang baru, yang pada akhirnya ditemukan berada di Yogyakarta. Masalah belum selesai sampai disitu. Penyedia layanan yang baru ini tidak lebih baik dari sebelumnya. Kualitas layanan buruk. Downtime website yang melebihi standar dan diperparah dengan sulitnya dihubungi saat ada trouble dan komplain yang tidak dihandle dengan baik serta SLA yang lama.
Teknologi tidak pernah mundur dan selalu berkembang. Syiar pesantren tidak cukup dengan website statis. Pasar menginginkan sesuatu yang lebih atraktif, lebih menarik dan lebih mudah. Apalagi saat itu sedang ramai-ramainya media social seperti facebook, twitter dan youtube. Akhirnya pada sekitar akhir 2012, PPTA resmi mempunyai akun youtube dan akun media-media social yang lain. Mengelola platform berbasis audio video seperti youtube mempunyai tantangan tersendiri, dimana harus mempunyai keahlian editing video.
Menjadi administrator website, youtube dan beberapa media social sekaligus bukanlah suatu hal yang ideal. Hasilnya tentu tidak baik, karena tidak bisa fokus. Dalam perjalanannya, hanya website lah yang masih terus berjalan secara istiqomah. Sedangkan youtube hanya beberapa video yang berhasil ditayangkan karena kekurangan kemampuan mengolah video, dan medsos yang lain disetting autopilot. Hal inilah yang kemudian mendorong penulis untuk membentuk tim yang khusus menangani media social dan website pesantren.
Bersama dengan beberapa orang pengurus pesantren yang mempunyai basic menulis dan kesenian, diantaranya, Ust. Mohammad Bahrudin, Ust. Fahrudin Ar Rozy, Ustd. Fatna Fauziana dan Ustd Khoirurrohmah, Al Kamal Virtual Development atau yang biasa disingkat AVD pada akhirnya tercetus pada tanggal 12 Juli 2014. Sesuai namanya, AVD bertugas untuk mengembangkan dan syiar Pondok Pesantren Terpadu Al Kamal secara virtual melalui platform website, youtube maupun media sosial lainnya.
Dua tahun awal perjalanan AVD bisa dibilang adalah masa-masa yang cukup berat. Meskipun sudah ada tim khusus, seperti memang sudah dijelaskan sebelumnya, mengelola platform ini memang tidak mudah. Diperlukan kesabaran, keuletan, ketelatenan dan keistiqomahan yang tinggi. Apalagi tim sebagaian besar adalah mahasiswa dan mahasantri yang energinya tentu banyak terkuras untuk kuliah siang dan malam hari. Ditambah lagi ada yang pamit pulang/boyong karena alasan satu dan lain hal. Dan hal inilah yang membuat AVD tidak benar-benar dikenal bahkan oleh civitas PPTA sendiri.
Tahun 2016 AVD kembali mencoba merajut asa sesuai dengan cita-cita awal didirikan. Pada ulang tahun yang kedua, anggota baru direkrut. Rekrutmen kali ini difokuskan pada kapabilitas dan hal apa yang dibutuhkan oleh tim. Hingga pada akhir 2016, AVD kembali membuka akun media sosial instagram yang pada waktu itu memang mulai naik daun.
AVD baru benar-benar dikenal oleh civitas akademika Al Kamal saat pandemi Covid-19 mulai melanda Indonesia, yaitu diawal 2020. Semua kegiatan pesantren yang memerlukan interaksi dengan masyarakat luar pesantren termasuk alumni harus dibatasi dan digelar secara virtual, diantaranya pengajian rutin ahad wage, halal bi halal, haflah wida’ dan penerimaan santri baru. AVD terus istiqomah melakukan live streaming via youtube sebulan sekali untuk agenda pengajian ahad wage.
Saat ini, anggota tim AVD berjumlah enam orang dengan spesifikasi dan kapabilitas masing-masing. Mereka adalah Misbahul Khoironi (penanggung jawab akun youtube dan instagram), Syafaat Abdul Ghofur (penanggung jawab akun twitter dan fanspage facebook), Muhammad In’amul Habib (desain grafis), M Junaidi Abas Bahria (kontributor video), Anisa Salsabila (editor video), dan saya sendiri sebagai koordinator tim dan merangkap sebagai web administrator.
Dengan usia yang saat ini menginjak angka 7 tahun, semoga AVD semakin istiqomah dalam mengembangkan syiar PPTA secara virtual. Masih perlu terus banyak belajar. Masih perlu banyak perbaikan. Masih terus perlu masukan dan kritikan yang membangun. Semoga Allah SWT memudahkan jalan kita dalam berkhidmah terhadap pesantren. Aamiin. (Muhammad Syaifudin, Koordinator AVD)