Ngaji dan Ngabdi ke 27: Madrasah Covid-19 di Pesantren (Catatan Dari Satuan Tugas Pondok Pesantren Terpadu al-Kamal Kunir)
Pada hari Sabtu, 11 September 2021, Pondok Pesantren Terpadu al-Kamal Blitar mempunyai hajat, mensukseskan Vaksinasi untuk Santri. Program Vaksinasi kali ini kita kerjasama dengan Polres Kota Blitar, Polsek Wonodadi, Dinas Kesehatan, Puskesmas Wonodadi dan Forum Pimpinan Daerah, terutama Pimpinan Kecamatan Wonodadi, TNI dalam hal ini dilaksanakan oleh Koramil, pihak Pemerintah Desa, dan Rumah Sakit al-Ittihad. Dari Pondok Pesantren sendiri dan lembaga-lembaga di dalamnya, terutama Pondok Pesantren, madrasah-madrasah di lingkungan pesantren mulai dari MIN, MTsN, MAN, SMK, SMP, semua bahu membahu mensukseskan Program Vaksinasi Santri dan Siswa, yang jumlahnya sekitar 2230-an santri. Dari adanya Program vaksin ini kita dari pihak pesantren merasa bersyukur, di mana bantuan vaksin dalam rangka mengantisipasi penyebaran virus di kalangan santri.
Program vaksinasi ini merupakan rangkaian kerjasama intensif antara pesantren dan semua Satgas Covid dengan pihak terkait, yang sebelumnya biasanya kita adakan rapat koordinasi secara berkala meliputi monitoring kesehatan santri, penyemprotan lingkungan Pesantren, bantuan-bantuan masker, peralatan kebersihan, sebagai sebuah paket pemberdayaan Pesantren dalam rangka menjadikan Pondok Pesantren Terpadu al-Kamal sebagai Pondok Pesantren Tangguh oleh bupati Blitar dan Polres Kota Blitar.
Banyak manfaat dan hikmah di dapat dari pesantren dengan kegiatan-kegiatan selama masa pandemi ini, di antaranya terjalinnya silaturahmi intensif antara pesantren dengan dinas terkait di wilayah Kabupaten Blitar. Yang patut di syukuri koordinasi pesantren dengan instansi terkait dalam rangka menyikapi pandemi Covid 19 tidak mengalami kendala apapun, malah Pesantren merasa selama ini terjalin hubungan kekeluargaan yang baik dengan pihak-pihak terkait. Taruhlah contoh ketika kita membutuhkan vaksin dengan jumlah sekian banyak santri, pihak Polresta atau Polsek dan juga Dinas Puskesmas sangat responsif, sehingga pelaksanaannya relatif lebih cepat daripada ekspektasi dari Pesantren sebelumnya.
Di samping silaturahmi, tentunya organisasi di Pesantren, mulai dari jajaran kepengasuhan, pengelola madrasah, pengurus pondok pesantren semua dapat memperoleh ilmu yang banyak dari kejadian pandemi ini. Misalnya ilmu pengelolaan wabah, ilmu kesehatan, ilmu tentang tata kelola kebersihan, ilmu tentang mobilisasi masyarakat, ilmu tentang manajemen bencana, ilmu tentang manajemen organisasi, ilmu psikologi massa dan sebagainya. Dari banyaknya ilmu yang di dapat ini akhirnya memotivasi para pengelola dan pengurus untuk bangkit kembali, semangat kembali, menanamkan rasa optimisme dalam menjalani program-program ke-khidmah-an di Pesantren dan lembaga terkait. Sebagaimana kita tahu bahwa situasi covid yang terjadi begitu lama, membuat masyarakat kita, termasuk pengurus dan guru, keluarga kita, hidup dalam penuh keraguan, pesimisme, under estimate, negative thinking dan penyakit-penyakit lainnya, tidak jarang berimplikasi kepada penyakit fisik, misalnya sakit maag, asam lambung dan lain-lain. Dengan kegiatan vaksinasi dan lainnya dalam satuan tugas covid akhirnya memberikan pelajaran yang banyak, dapat meminimalisir implikasi negatif sebagaimana di atas, juga dapat membangkitkan semangat pengabdian lagi di pesantren, dalam bentuk program kesehatan, kebersihan, pengajian dan sebagainya. Yang terpenting kita sebagai pelaku di dalamnya berkehendak baik untuk mau belajar kepada kejadian-kejadian yang ada di sekitar. Sebagaimana ada dawuh:

لان العلم اساس العبادة ومنبع الخيرات كما ان الجهل رأس كل شر واصل جميع البليات

(Karena sesungguhnya ilmu adalah asas dari berbagai ibadah dan sumber kebaikan-kebaikan sebagaimana sesungguhnya kebodohan adalah pangkal keburukan dan sumber segala musibah).
Juga sebagai sarana konsolidasi organisasi secara internal. Pesantren dengan adanya covid ini, digerakkan seluruh potensinya, terutama sumberdaya manusianya (human resource), dan perangkat-perangkat yang lain. Karena dengan karakteristik komunalisme yang ada di pesantren, kita dituntut untuk lebih disiplin, lebih perhatian, lebih open, lebih bersih, lebih sehat, lebih sabar dan sebagainya. Tujuannya sekarang adalah santri dapat beribadah, dapat mengaji, dalam keadaan sehat wal afiyat. Jika dalam keadaan normal tanpa adanya wabah, kadangkala pesantren ini bergerak secara rutinitas biasa, tetapi dalam suasana pandemi ini, kita harus bergerak dengan luar biasa. Maka dengan adanya program-program kesatgasan Covid, pondok pesantren akhirnya melakukan konsolidasi secara internal secara baik.
Tidak di situ saja jaringan pesantren kemudian juga mengalami perbaikan. Terutama jaringan-jaringan yang dibutuhkan dalam rangka penanggulangan Covid ini. Membangun jaringan di era normal kadangkala kurang greget, kecuali ada kebutuhan-kebutuhan mendadak, tetapi dengan adanya wabah ini insan pesantren seakan dipaksa untuk membuka diri dengan berbagai jaringan kepada berbagai stakeholder yang ada di masyarakat. Mulai dari Kementerian Agama, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pemerintah Daerah, Kepolisian, Tentara Nasional Indonesia, Pemerintah Desa, Dinas Kesehatan, Palang Merah Indonesia (PMI), Dinas Lingkungan Hidup, perbankan, lembaga-lembaga swadaya masyarakat, organisasi sosial keagamaan, organisasi kepemudaan, lembaga yang membidangi informasi dan teknologi atau Telkom, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Keuangan, Lembaga Bantuan Hukum, Partai Politik, Dewan Perwakilan Rakyat baik pusat maupun daerah, perusahaan-perusahaan dan jaringan-jaringan yang lain, dengan sendirinya terbangun jaringan dengan Pondok Pesantren dalam situasi sekarang.
Di samping itu, selama 1,5 tahun terjadinya Covid ini, Pesantren mendapatkan bantuan dari pemerintah atau lembaga-lembaga terkait. Misalnya bantuan untuk penanganan Covid dalam bentuk dana, peralatan kesehatan, masker, disinfektan, handsanitizer, alat cuci tangan, paket sembako, obat-obatan, sekarelawan, keamanan dan sebagainya. Sedikit atau banyak yang penting bantuan-bantuan dari berbagai lembaga pemerintah dan swasta ini dapat membantu Pesantren dalam menjalankan program-program penanggulangan wabah Covid ini. Sebagai insan pesantren kita wajib berterimakasih kepada semua pihak yang telah perhatian dan membantu kepada Pondok Pesantren Terpadu al-Kamal Blitar, dan bantuan yang diberikan telah diberdayakan sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku.
Akhirnya dari berbagai manfaat dan hikmah Covid di Pesantren ini, kita dapat menjadikannya madrasah, tempat belajar bagi kita untuk mendapatkan ilmu secara empiris sosiologis, yang belum tentu kita dapatkan dari meja belajar, dari referensi ilmiah, atau pelajaran-pelajaran tutorial lainnya. Seumuran kita ini baru kali ini di dunia mengalami kejadian wabah yang sama, yakni Covid-19, yang sampai sekarang belum ditemukan obatnya, masih dijadikan obyek-obyek penelitian bagi ilmuwan-ilmuwan di seluruh dunia. Penelitian dapat dilakukan dari sisi medisnya, dari implikasi wabah bagi masyarakat, dari sisi ekonominya, dari sisi politiknya, dari sisi regulasi yang mengaturnya, dari sisi manajemennya, dari sisi perubahan sosial masyarakatnya, dari sisi theologisnya, dari sisi ibadah di masa pandemnya dan banyak lagi obyek penelitian tentang Covid yang pada akhirnya nanti banyak temuan-temuan ilmu pengetahuan, baik ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial maupun ilmu agama, hasil dari penelitian tentang Covid-19.
Insan pesantren, sebagai bagian dari lembaga pendidikan, baik pendidikan agama maupun pendidikan umum sudah seharusnya menjadikan wabah ini untuk meningkatkan kemampuan pengembangan pendidikannya, sehingga nanti dapat lebih berpartisipasi dalam transformasi ilmu pengetahuan (knowledge) terutama berhubungan dengan wabah virus Corona ini. Semoga kita semua mendapat kekuatan dari Allah Swt. untuk belajar banyak dari wabah ini, dalam rangka mendapatkan ilmu-ilmu baru hasil penelitian tentang wabah. Aamiin.
*Pengasuh Pondok Pesantren Terpadu Al Kamal dan Pembina Satgas Covid-19 PPTA