Oleh: Fina Faiqotul Husna*
Pada negara berkembang seperti Indonesia, English as Foreign Language (EFL)  yaitu Bahasa Inggris dianggap sebagai bahasa asing dan ia juga berkedudukan sebagai Second Language (L2) yaitu bahasa kedua setelah bahasa ibu atau Bahasa Indonesia yang lazim dipelajari dan digunakan oleh banyak orang khususnya pada kaum terpelajar. Namun karena ia hanya sebagai Foreign Language  dan L2, ini akan ditemui banyak problem dalam penerapannya, seperti cara mengalihkan bahasa dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris.
Kelemahan umum dalam mentransfer bahasa ibu atau First Language (L1) ke bahasa asing tersebut sering dipengaruhi oleh kaidah-kaidah bahasanya. Jika kebetulan sama tidak akan menjadi masalah.
Contohnya:
Native        : A book worm (seorang kutu buku)
Non-native    : A book worm (a person who likes reading so much)
Akan tetapi jika berbeda, seperti:
1. “Makanan saya tidak enak.”=“My food is not delicious.”    = benar
2. “Badan saya tidak enak.”=“My body is not delicious.”    = salah
“I don’t fell well.”        = benar
Bagaimanakah penyelesaiannya?
Yaitu, dengan mencari padanan katanya yang baku.
Contoh:
1.    “Ayah saya gampang lupa” dicarikan padanan katanya seperti  “Ayah saya pelupa.” Sehingga, ia dapat diterjemahkan menjadi “My father is forgetful.”
2.    “Jangan-jangan Maria tidak akan datang” dicarikan padanan katanya seperti “Saya khawatir Maria tidak akan datang”. Sehingga, ia dapat diterjemahkan menjadi “I am afraid Maria will not come” atau “I wonder Maria will not come.”
3.    “Badan saya tidak enak”
“Saya tidak sehat”
“I do not fell well.”
4.    “Saya terlalu senang hingga saya lupa daratan”
“Saya terlalu senang hingga lupa segalanya”
“I was so happy that I forgot everything.”
5.    “Ia telah banyak makan garam”
“Ia telah mengenyam kesenangan dan kesengsaraan”
“He is man who has known human joys and sorrows`”
6.    “Orang itu tidak kapok-kapok”
“Orang itu tidak pernah jera”
“He is a boy who never learns`”
7.    “Ia sakit-sakitan”
“Ia sering sakit”
“He is sickly.”
8.    “Ia menjelaskan hal itu panjang lebar”
“Ia menjelaskan hal itu dengan rinci”
“He explained it in detail.”
9.    “Apa kata saya” (Jawa: Opo jare aku)
“Saya yang akan tanggung”
“I’ll take the blame.”
10.    “Saya melihatnya dengan mata kepala saya sendiri”
“Saya melihatnya sendiri”
“I saw it by myself.”
11.    “Bukannya tidak mau, tapi saya sibuk sekali”
“Saya berharap bisa, tapi saya sangat sibuk”
“I wish I could, but I am very busy.”
Reference : Muchlis, Ach. 2011. Key to Speaking. (Surabaya: PT Temprina Media Grafika).
*Koordinator pengembangan bahasa asing di Pondok Pesantren Terpadu Al Kamal