Alkamalblitar.com- Pertandingan futsal antar qobilah mengawali agenda PORSA pada hari ketiga (19/12). Lomba lainnya yang dilaksanakan pada hari ini adalah MTQ/Musabaqah Tilawatil Quran, mulai pukul 13.30, dan hasta karya pada waktu yang bersamaan, serta lomba lalaran syi’ir, mulai pukul 19.30.
Pertandingan futsal babak penyisihan ini menghasilkan 4 tim, yaitu ASIA, IKSANTA UCY, ABS As-syamaly, IKSANTA United, untuk maju ke babak semi final yang akan dilaksanakan pada hari Jumat, 22 Desember 2017. Pertandingan dilaksanakan di lapangan MAN 3 Blitar dengan Ust. Kharis Mahmud sebagai wasit pada pertandingan ini. Tidak seperti pertandingan futsal pada umumnya, yang mengenakan seragam futsal bercelana pendek, tapi pada pertandingan berdurasi 2×15 menit ini setiap pemain diwajibkan memakai sarung, namun hanya sebatas lutut, dan dilarang memakai sepatu. Pertandingan kali ini berlangsung meriah dengan adanya suporter yang memainkan alat musik drum, dan menyanyikan yel-yel untk memberi semangat bagi para pemain jagoan mereka.
Lomba kedua adalah MTQ, yang dilaksanakan di panggung PORSA XXI, dan diikuti oleh 10 peserta tingkat ula, dan 10 peserta tingkat wustho. Pada musabaqah kali ini, penilaian juri adalah berdasarkan lagu, tajwid, fashohah, suara, dan kesopanan peserta ketika membaca maqro’ yang tidak ditentukan oleh panitia. Dewan juri pada MTQ kali ini adalah Ust. Khoirul Anwar, dan Ust. Imam Sanusi. Setiap peserta diberi waktu 7-8 menit untuk membacakan maqro’, dengan minimal 3 variasi lagu.
Di Aula HM, pada waktu yang bersamaan dengan MTQ, dilangsungkan lomba hasta karya yang diikuti oleh delegasi qobilah yang terdiri dari 4 orang santri. Lomba hasta karya kali ini mewajibkan setiap peserta membuat karya seni terapan, dengan ketentuan karya jadi 75%, dan finishing dilakukan di tempat perlombaan dengan durasi 2 jam, serta peserta harus mempresentasikan karyanya di akhir perlombaan dengan durasi waktu 5 menit. Juri dari perlombaan ini adalah Ust. Misbahul Khoironi, dan Ustdzh. Fina Faiqotul Husna, sebagai pengganti dari Ust. Fakhrudin Arrozi, yag berhalangan hadir.
Seusai melaksanakan shalat isya’ berjamaah, malam harinya, lomba yang dilaksanakan adalah lalaran syi’ir yang bertempat di panggung PORSA 21. Dengan ketentuan setiap qobilah mengirimkan satu delegasi yang maksimal terdiri dari 12 orang santri. Setiap peserta pun harus membawa alat musik sendiri, sedangkan panitia hanya menyediakan satu set alat shalawat. Panitia tidak menentukan syi’ir yang harus dilafalkan, hanya saja peserta tidak boleh melafalkan syi’ir yang tidak menggunakan bahasa resmi. Peserta juga tidak diperbolehkan membawa contekan nadhom pada saat perform-nya.(tat’s.red)
Beberapa dokumentasi lomba: