Hari Ayah Dalam Sejarah Dan Perspektif Islam

Sosok kepala keluarga yang bekerja keras membanting tulang untuk mencukupi kebutuhan keluarganya adalah sosok? Tau sendiri kan, nah betul, yaitu sosok ayah. Di Indonesia, Hari ayah dirayakan pada 12 November dan bukan hari libur umum. Hari ayah di Indonesia pertama kali dinyatakan pada tahun 2006 di Balai Desa Solo, Sementara di Amerika dan 75 negara lainnya dalam hari ayah dirayakan pada hari Minggu di pekan ke tiga bulan Juni. Hari ayah dirayakan dengan pemberian hadiah kepada ayah dan kegiatan kekeluargaan, selain semua itu ayah adalah tulang punggung, sandaran dan pelindung dalam sebuah rumah tangga.
Kedudukan Ayah dalam Islam, pada penjelasan dalam Alquran kata ayah mempunyai istilah yaitu ab dan walid. Ayah dinamai ab oleh Alquran karena dia menjadi sebab putranya sekaligus bertugas memelihara, memperbaiki, menghiasi putranya dengan hiasan yang indah, baik fisik maupun nonfisik. Kata walid digunakan dalam Alquran untuk menunjuk ayah kandung. Santri bisa menjadi ayah bagi seorang anak, tetapi menjadi seorang ayah yang baik untuk anak-anaknya membutuhkan waktu seumur hidup. Sama seperti ibu, ayah adalah pilar dalam perkembangan kesejahteraan emosional anak, umumnya anak-anak mencontoh ayah mereka dalam soal peraturan dan bagaimana menegakkannya. Anak-anak selalu ingin membuat ayah mereka bangga, dan ayah yang terlibat dalam pengasuhan akan menghasilkan anak-anak yang tumbuh kuat dengan kepribadian baik.
Ayah memang tidak mengandung, melahirkan, dan menyusui tapi selama masa-masa tersebut ayah berusaha memenuhi seluruh kebutuhan, melayani, memberi dukungan kepada ibu dalam melewati proses-proses tersebut. Hari ayah dalam pandangan Islam, kita belajar dari kisah Nabi Muhammad SAW, beliau adalah seorang suami dan ayah bagi anak-anaknya, beliau tak pernah menyepelekan urusan keluarga, walau beliau sendiri adalah seorang kepala negara.
Menurut ustadz Bobby Heriwibowo, menjelaskan, jika ingin melihat keluarga sakinah, lihatlah apa yang dicontohkan Rasulullah SAW, menurutnya banyak sekali contoh, quality time family yang dapat diteladani dari Rasulullah SAW, “Rasulullah sangat dekat dengan anak-anak dan cucunya”, ada hadis Beliau mengatakan “Siapa yang tidak bisa menyayangi, tidak akan disayangi”. Jelas ustadz Bobby.
*Ditulis oleh Abdul Fikri (Santri Ma’had Aly Ashabul Ma’arif Al-Kamal)

Tags :

Share This :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *