Muslim Gaul Berakhlaq Rosul

Oleh: Ahsin Fatawi Atqiya’, S.Pd.
Fyp, trending, hits, viral, semua kosakata/mufrodat itu sudah mainstream bahkan rosikh di telinga kita, bukan cuma kita dengar namun juga kita sering menjadi pengamat bahkan kadang pelaku dalam dunia maya/media sosial akan hal-hal di atas. Bagaimana kita sebagai seorang muslim bahkan menyandang gelar seorang santri? Mampukah kita mengikuti zaman tetapi tetap mengakar pada syariat islam?
Muslim gaul, keren dkk, banyak prespektif di kalangan umat ataupun netizen. Namanya gaul bisa jadi yang fashionable, instagramable dan lain-lain, bisa dilihat dari prespektif sosial, agama, akademik seseorang, namun di zaman sekarang ini mainset umat kita telah melenceng dari prespektif di atas, di mana masyarakat sekarang lebih mengutamakan visual/ dhohiriyah saja mereka lupa akan aspek bathiniyah dan ahklak. Menurut masyarakat sekarang bisa dikatakan gaul/keren bila sudah fyp, viral, fashionable hanya aspek dhohiriyah atau lebih kasarnya pemuasan nafsu mata. Seharusnya masyarakat mulai sadar akan aspek sosial seseorang, bagaimana relasi dan lingkungan mereka apakah memiliki komunikasi dan relasi yang baik dalam hablum minannas dan bagaimana juga hablum minallah-nya sebagaimana pedoman kita sudah berwasiat dalam surat al Baqarah ayat 83:

لَا تَعْبُدُونَ إِلَّا اللَّـهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا

Artinya: “Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan bertutur katalah yang baik kepada manusia,”
Kita banyak melihat bahwa di dunia maya demi menjadi masyhur. Di sana mereka rela melanggar syariat apalagi para pemuda dan pemudi kita, hal seperti itulah yang membuat kita miris di zaman sekarang. Sebenarnya media sosial itu tidak salah, yang salah adalah penggunanya, media hanya sebagai sarana/wasilah kita, baik buruknya tergantung pengisi konten di dalamnya, teringat dengan hadist rasul dalam kitab Ihya’ ulumudin:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إن الله تعالى يباهى ملائكته بالشاب العابد، أيها الشاب، التارك شهوته لأجلي المبذل شبابه لي أنت عندي كبعض ملائكتي

Artinya: Sesungguhnya Allah kelak akan memamerkan kepada para malaikatnya dengan pemuda, pemuda yang bagaimana? Pemuda yang meninggalkan syahwatnya dan menginvestasikan masa mudanya untuk-Ku, maka pemuda demikian kelak akan berada disisiku seperti para malaikat-Ku.
Dari kutipan hadist di atas kita bisa merenung sejenak khususnya kaum muda, apa yang harus diprioritaskan untuk Tuhannya demi masa depan kelak. Keren dan gaul boleh saja asal tidak keluar dari ajaran Islam. Khususnya para santri, gaul, keren, fyp juga perlu supaya tidak tertinggal oleh zaman, dan sebagai upaya dakwah dalam media sosial supaya masyarakat kita paham bagaimana santri dan umat muslim yang sesuai dengan akhlaq Rasul, jangan sampai kita acuh dengan media sosial sehingga media sosial yang notabene menjadi konsumsi utama masyarakat sekarang dikuasai oleh kaum-kaum pelanggar syariat. Dari Rasulullah, Malik bin Anas berkata:

ما أحب لأحد أنعم الله عليه إلا أن يرى أثر نعمته عليه، و خصوصا أهل العلم ينبغى لهم أن يظهروا مروأتهم في ثيابهم إجلالا للعلم

Dari qoul diatas kita bisa mengambil banyak hal bahwa Allah tidak suka ketika seseorang diberi nikmat tapi ia tidak menampakkannya apalagi ahli ilmu/tholibul ilmi. Harapannya bagi santri ataupun tholibul ilmi itu juga bisa imbang antara dhohiriyah dan juga bathiniyah, juga perlu yang namanya fashionable, fyp dkk untuk apa? Untuk mengagungkan ilmu, santri juga keren, tidak ketinggalan zaman, di mana pun bisa menyesuaikan diri, serta untuk menghilangkan stigma lemah, kurang update, koproh dan lain-lain, supaya masyarakat semakin semangat untuk mendorong anaknya menjadi santri.

Tags :

Share This :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *