Relasi Ubudiyah Sholawat Fatih Pada Konteks Keseharian Santri Di PPTA

Oleh : Riski Kurniawan* (kriski361@gmail.com)
*Santri Ma’had Aly Ashabul Ma’arif Al-Kamal
Pada dasarnya suatu lembaga yang disebut dengan pondok pesantren yang telah digunakan sebagai sebuah lembaga yang, biasanya terdapat sebuah tradisi yang dapat menunjang aspek-aspek keagamaan. Maka, kemunculan tradisi dapat diawali dari pengamalan diri sendiri serta lembaga pendidikan keagamaan bernama pondok pesantren. Pada umumnya terdapat kesamaan akan tetapi ada juga yang berbeda. Perbedaan itulah yang menjadi ciri khas kehidupan di pondok pesantren. Salah satunya ialah tradisi pembacaan sholawat fatih yang ada di pondok pesantren terpadu Al-Kamal Kunir Wonodadi Blitar. Tradisi tersebut memiliki sebuah keunikan tersendiri yaitu memadukan pengkajian kitab kuning, kebahasaan asing yang berupa bahasa Arab dan bahasa Inggris, serta pengenalan ubudiyah yang berupa sholawat fatih. Dengan adanya pondok pesantren yang masih banyak yang menggunakan serta mengamalkan sholawat, yang berupa sholawat fatih dan macam-macam sholawat lainya. Dalam proses belajar tidak akan lepas dari kata ikhtiar, agar supaya dalam mendapatkan ilmu mudah dan cepat masuk ke fikiran. Pada zaman dahulu banyak sekali yang menggunakan sholawat sebagai landasan agar di permudahkan memperoleh ilmu, pada zaman sekarang amalan seperti itu sudah jarang di lakukan di karenakan sekarang sudah di gantikan menggunakan alat digital yang berguna lebih cepat buat menunjang kegiatan belajar. Seharusnya kita bisa mengimbangi dengan kedua cara itu agar supaya kita mempunyai sebuah motivasi dalam belajar, yang sebagai penggerak semangat belajar dengan tujuan agar dapat tercapai keinginan ingin juara kelas dan sebagainya. Sesungguhnya tholabul ilmi adalah suatu perkara yang wajib dikerjakan bagi umat muslim, dan ada istilah carilah ilmu sampai ke negeri Cina. Melainkan tidak mencari Meskipun sekarang sudah zaman modern (milenial) maka, kita lestarikan lagi mengenai amalan berupa sholawat fatih agar mempermudah belajar dan juga supaya rohani serta jasmani bisa imbang. Sholawat merupakan salah satu ilmu pengetahuan dalam bentuk pengamalan antara hamba kepada Allah SWT, salah satu bukti amalan adalah menggunakan sholawat fatih agar dimudahkan dalam proses tholabul ilmi. Sholawat itu sendiri bertujuan sebagai mengungkapkan sebuah rasa cinta dan rindu kepada Nabi Muhammad SAW, dengan kita mengucapkan sholawat dengan penuh dihayati dan diresapi maka rasa cinta dan rindu tersebut akan bertambah. Bersholawat merupakan salah satu bagian sistem ajaran islam yang sudah menjadi tradisi atau kebiasaan pada masyarakat Islam dahulu, maka dengan adanya pengamalan tersebut sistem pada penggunaan sholawat dalam proses menunjang belajar akan berjalan baik. Pada sejarah Islam telah mencatat bahwasannya sholawat pada masa Nabi berlaku diamalkan pada tasyahud dalam shalat dan diakhiri pada do’a pada waktu tertentu, akan tetapi pada abad ke-4 pengamalan sholawat telah hidup lagi dalam bentuk tulisan yang disertakan pada setiap penulisan ada lafadz Nabi Muhammad SAW. Menurut Al-Haitami bahwasannya sholawat itu berarti do’a serta sholawat berasal dari kata shalat dan bentuk jama’nya menjadi shalawat yang berarti doa untuk mengingat Allah SWT secara terus menerus. Dan hingga sekarang sholawat kembali digunakan pada pengamalan aspek-aspek tertentu, dengan melantunkan sholawat menggunakan banyak variasi yang berupa baik dalam hal bacaan sholawat dan menggunakan cara bersholawat memakai rebana sehingga sholawat bisa dilakukan kapan dan di mana saja. Maka beliau Sayyid Muhammad Al-Bakri selaku pengarang sholawat fatih sebagai solusi problem yang ada pada diri manusia, dengan adanya sholawat tersebut maka yang diharapkan mudah-mudahan akan menyelesaikan masalah yang ada. Tradisi pada sholawat ini dapat menjadikan suatu pembiasaan yang dijadikan amalan santri Pondok Pesantren Al-kamal. Selanjutnya makna ekspresif dari, para santri secara umum memiliki perbedaan yang beraneka ragam. Sebagian santri beranggapan bahwa tradisi sholawat fatih ttersebut mempunyai makna yang menunjukkan makna praktis sebagai bentuk pembelajaran bagi para santri sepeti meningkatkan daya ingat, khususnya bagi santri tahfidz karena kebetulan potongan potongan ayat yang didalamnya ada yang sudah dihafalnya. Selain itu, juga untuk melatih konsentrasi atau kekhusyuan dalam beribadah, dan meningkatkan kekompakkan dan kebersamaan dalam hal kebaikan. Kemudian yang terakhir makna dari dokumenter dari tradisi ini dapat diketahui bahwa makna ini yaitu makna yang tersirat atau makna tersembunyi yang secara tidak disadari bahwa tradisi pembacaan sholawat fatih ini bisa menjadi suatu kebudayaan menyeluruh terutama bagi budaya santri. Sehingga dengan mengetahui makna-makna sholawat, maka bagaimana pun versi pembacaan dalam mengamalkan sholawat, tidak akan mempengaruhi makna tersebut. Dan harapan pengasuh kepada para santri di PPTA dalam mengamalkan shalawat fatih tidak hanya diucapkan secara lisan, tetapi juga ditanamkan di qolbu serta di lakukan di kehidupan sehari-hari.

Tags :

Share This :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *