Penulis: Dr. K. Asmawi Mahfudz, M.Ag
Ajaran Penting bagi umat Islam adalah beriman kepada hari akhir, yang oleh para ulama tauhid dirumuskan menjadi rukun iman yang ke lima. Setelah iman kepada Allah, Malaikat, Kitab Allah, Rasul Allah, keyakinan kepada hari akhir, dan percaya kepada taqdir Allah. Ajaran kepercayaan kepada hari akhir ini dalam ajaran agama-agama samawi menjadi ajaran pokok, yang tidak dapat diingkari oleh siapa yang beriman. Maksud dari hari akhir ini adalah hari setalah hidup di dunia. Mulai hari kiamat, alam barzakh, hidup sesudah mati, hari pembalasan, mizan (timbangan amal), surga dan neraka. Untuk penjelasan proses dan beberapa peristiwa yang terjadi di hari kiamat, Allah Swt. Memberikan gambaran dalam surat al-Zumar ayat 67, yang artinya sebagai berikut: “Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya, padahal bumi seluruhnya dalam genggamannya pada hari kiamat dan langit digulung dengan kekuasaannya. Maha suci Tuhan dan maha tinggi Dia dari segala apa yang mereka persekutukan”.
Ayat 67 surat al-Zumar ini memberikan pemahaman tentang kebenaran keyakinan dan pengetahuan orang-orang yang beriman kepada Allah dan kesalahan orang-orang yang berbuat kemusyrikan dan ingkar terhadap ajaran tauhid. Kebenaran kebesaran (keagungan) dan ajaran Allah akan terbukti tatkala Allah dengan ke maha kekuasaan-Nnya pada hari kiamat akan menggulung bumi dan langit (Al-Shawi, 2002, 468). Ibn Katsir dalam tasir al-Qur’an al-Adhim menguatkan tafsirnya dengan Hadits Rasulullah Saw. Yang diriwayatkan oleh Abd Allah bin Mas’ud, bahwasanya seseorang datang kepada Rasulullah, kemudian berkata wahai Muhammad, saya menemukan bahwasanya Allah menjadikan beberapa langit dengan beberapa jarinya, dan menciptakan bumi dengan jarinya, pohon-pohonan dengan jarinya, air dan kerikil dengan jarinya, dan menciptakan semua makhluq-Nya dengan jarinya, kemudia Allah berfirman, Akulah yang maha kuasa. Mendengar perkatakan orang tersebut Rasulullah tersenyum sampai kelihatan gigi-ginya karena membenarkan perkataan orang yang datang kepadannya, kemudian membacakan ayat 67 surat al-Zumar tersebut.(Ibn Katsir, tt: IV, 62). Dari Hadits ini memberikan keterangan betapa maha kuasa dan keagungan Allah dibuktikan dengan kekuasaan Allah atas bumi dan langit serta makhluq-Nya nanti di hari akhir.
Hari kiamat sebagai bukti kebesaran Allah yang dimulai dengan melipat dan menghancurkan bumi serta langit seisinya tersebut, diiringi dengan peristiwa lain, sesuai dengan kehendak Allah. Ini diberi keterangan dalam ayat 68, yang artinya, “Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang dilangit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu  sekali lagi maka ketika itu mereka bangkit menunggu putusannya masing-masing”. Ayat ini menjelaskan tentang ditiupnya terompet malaikat Isrofil  pertama kali untuk mematikan semua makhluq kecuali mereka yang dikehendaki tetap hidup oleh Allah. Menurut Shawi al-Maliki mereka yang masih hidup para bidadari,pelayan surga, malaikar jibril, Mikail, Israfil dan malaikat maut (Al-Shawi, 2002:IV, 469). Kemudian pada tiupan yang kedua dibangkitkan lagi semua makhluq untuk menjalani keputusan dan balasan dari amal perbuatannya masing-masing.
Selanjutnya pada ayat 69-70 dijelaskan, yang artinya “Dan terang benderanglah bumi (padang mahsyar dengan cahaya keadilan Tuhannya, dan diberikanlah buku perhitungan perbuatan masing-masing dan didatangkanlah para Nabi dan saksi-saksi, dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan. Dan disempurnakanlah bagi tiap-tiap jiwa (balasan) apa yang telah dikerjakannya dan Dia lebih mengetahui apa yang mereka kerjakan. (Khadim al-Haramayn al-syarifain, Al-Qur’an al-Karim wa tarjamah ma’anihi ila Lughah Indonesia, tt, 755-756)”. Maksudnya, peristiwa hari kiamat selanjutnya adalah kejelasan keadilan Allah untuk membalas amal perbuatan semua makhluqnya tanpa ada yang dirugikan atau tanpa kedhaliman sedikitpun. Bagi mereka yang berbuat baik akan mendapatkan balasan kebaikan dan mereka yang berbuat buruk juga akan mendapat pengadilan Tuhan yang setimpal dengan perbuatannya. Karena pengadilan Tuhan di dukung  dengan bukti dan saksi yang obyektif tanpa ada kebohongan di pengadilan akhirat. Di antara saksi dan bukti itu adalah para Nabi, umat Muhammad, buku catatan amal perbuatan manusia, para malaikat yang selalu patuh terhadap perintah Allah. Walaupun sebenarnya Allah maha mengetahui semua perbuatan makhluqnya, tidak membutuhkan saksi dan bukti tersebut. Hal ini menunjukkan keadilan pengadilan Allah di hari kiamat nanti. Sehingga makhluq Allah tidak akan ada yang bisa mengelak dari pengadilan Tuhan Swt tersebut.
Dari keterangan di atas dapat diambil pemahaman bahwa sebagian bukti kebesaran (keagungan) dan kebenaran ajaran Allah Swt. adalah peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di hari kiamat kelak. Di antaranya adalah dilipatnya langit dan bumi beserta isinya, ditiupnya terompet pertama kali untuk mematikan semua makhluqnya, kecuali mereka yang dikehendaki masih tetap hidup oleh Allah, ditiupnya terompet malaikat Israfil yang kedua untuk membangkitkan kembali dan mempertanggung jawabkan semua perbuatan makhluq dihadapan pengadilan Allah yang maha adil. Pada saat itu mereka yang semula ketika di dunia beriman dan berbuat baik akan diberi pengadilan yang baik. Dan mereka yang melakukan kemusyrikan (polythiesme) dan ingkar (kafir) terhadap kebenaran dan kebesaran Allah juga akan mendapatkan keadilan yang buruk selaras dengan perbuatannya. Wa Allahu A’lamu bi al-Shawab!
Di sampaikan dalam majlis Ta’lim Tafsir Jalalayn dan Kitab Minhaj al-Abidin di PP al-Kamal Kunir Blitar, Jum’at malam Sabtu  23 November 2012.
Tentang penulis: Beliau adalah Pengasuh Pondok Pesantren Terpadu Al Kamal Kunir Wonodadi Blitar dan menjadi salah satu pengajar di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Tulungagung.