Penulis: Dr. K. Asmawi Mahfudz, M.Ag

Dan demikianlah telah pasti berlaku ketetapan Tuhanmu terhadap orang-orang kafir, yaitu sesungguhnya mereka adalah penghuni neraka.
Dan ayat ini masih kelanjutan dari ayat sebelumnya, firman Allah untuk membesarkan Hati Rasulullah ketika berhadapan dengan perlawanan orang-orang kafir.  Dalam tafsir al-Qur’an al-Adhim tulisan Ibn Katsir menjelaskan maksud ayat ini, sebagaimana ketetapan dan hukum Allah untuk menyiksa orang-orang kafir dari umat-umat terdahulu, Siksa atau azab Allah juga  ditetapkan terhadap orang-orang yang mendustakan dan memerangi Nabi Saw. Karena orang-orang yang mendustkan Ajaran Tauhid dan Risalah Muhammad tidak mempunyai pegangan atau pedoman dengan membenarkan selain Allah dan Rasulullah. (Ibn Katsir, Syirkah Asia,tt, IV,71). Al-Shawi al-Maliki memberikan tambahan penjelasan tentang ayat 6 ini, dengan mengatakan siksa Allah di akhirat akan tetap dikenakan kepada orang-orang kafir dan orang-orang yang mendustakan Nabi Saw, kalaupun kemulyaan di dunia yang mereka dapatkan, itu semata-mata mendapatkan barakah dari Rasulullah Saw.(Al-Shawi al-Maliki, Beirut: 2002, IV, 4-5).
Untuk itu Nabi Muhammad Saw. jangan sampai terperdaya oleh keindahan atau kemulyaan yang diterima oleh orang-orang mukmin. Menurut penulis, walaupun ayat ini ditujukan untuk membesarkan hati Nabi Saw, tetapi secara umum dapat diambil pelajaran untuk semua umat Muhammad, yang menjalankan dan melanjutkan misi risalah Muhammad. Untuk tidak terperdaya atau tergoda oleh semua tantangan keduniaan yang selalu mengganggu atau bahkan menghalang-halangi dakwah Islam, amar ma’ruf nahi munkar.  Apalagi formulasi pendustaan agama pada zaman kekinian, semakin hari semakin membabi buta. Baik dalam wilayah agama itu sendiri, atau dalam bidang muamalah sesama manusia. Hal ini dapat saja terjadi dalam semua bidang kehidupan umat Islam. Maka dari itu hikmah dari ayat itu selain bersifat membesarkan para pendakwah, juga bisa dimaknai sebagai peringatan untuk selalu waspada terhadap para pendusta agama, yang selalu menginginkan pudarnya dakwah Islamiyah.
(Malaikat-malaikat) yang memikul Arsy dan malaikat di sekelilingnya bertasbih dengan memuji Tuhannya dan mereka beriman kepadanya serta memohonkan ampunan untuk orang-orang yang beriman (seraya berkata)”ya Tuhan kami rahmat dan ilmu yang berada padamu, meliputi segala sesuatu maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan agamamu dan peliharalah mereka dari azab neraka.
Pada ayat sebelumnya telah dijelaskan tentang serangan orang-orang kafir atau musyrik kepada orang-orang mukmin, termasuk kepada Rasulullah sendiri, maka pada ayat ini Allah memberikan keterangan tentang makhluq Allah yang mulia yakni para Malaikat yang memikul Arsy dan malaikat di sekelilingnya, selalu berdoa kepada Allah  memohonkan ampunan untuk orang-orang mukmin. Ayat ke-7 dari surat Ghafir ini, dimulai dengan penjelasan tentang sifat kemuliaan malaikat yang dekat dengan Allah, selalu mensucikan-Nya dengan sebutan-sebuatan kesempurnaan (tasbih) dan pujian (tahmid) kepada Allah Swt. Diceritakan dalam Tafsir al-Khazin, bahwa malaikat penjaga atau pemikul Arsy itu saat ini ada empat, dan pada saat tiba hari kiamat Allah akan membersamakan lagi empat malaikat yang lain, sehingga jumlahnya ada delapan. Mereka inilah malaikat yang paling mulia, dan paling utama karena kedekatannya kepada Allah Swt. (Muhammad bin Ibrahim al-Baghdadi, 1979,VI, 88).
Cara para malaikat penjaga ‘Arsy dan malaikat di sekelilingnya, mendo’akan ampun kepada orang-orang yang beriman, dengan doa ”ya Tuhan kami rahmat dan ilmu yang berada padamu, meliputi  segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan agamamu dan peliharalah mereka dari azab neraka”. Sudah menjadi sifat Para malaikat untuk mendoakan atau membaca “amien” doa seorang mukmin untuk sesame mukmin. Sebagamana di sebutkan dalam riwayat Muslim yang dinukil oleh Ibn Katsir, ”apabila seorang muslim mendoakan saudaranya, malaikat akan mengucapkan amiin, dan semogaq kamu mendapatkan hal yang sama”.Ibn Katsir, Syirkah Asia: tt, IV, 71).   Dari doa malaikat itu memberikan pemahaman Rahmat Allah lebih luas dari dosa dan kesalahan orang muslim. Maka maafkanlah orang-orang yang bersalah kalau mereka bertaubat, kembali kepadamu untuk menjalankan kebaikan dan meninggalkan kejahatan, dan selamatkanlah mereka dari azab neraka yang pedih(Kementrian Agama, Bandung: 2010, 932). Tafsir yang lain menjelaskan bahwa cara malaikat berdoa di atas, memberikan pelajaran kepada manusia, tatkala berdoa kepada Allah harus didasari keyakinan bahwa doanya akan dikabulkan. Dan seandainya dalam doa terdapat keragu-raguan maka hal itu akan menghalang-halangi dikabulkannya permohonan kepada Allah(Shawi, Beirut: 2002, IV, 5).
Kemudian doa malaikat kepada orang yang beriman dilanjutkan dalam ayat selanjutnya, 8-9 sebagai berikut :
“Ya Tuhan masukkanlah mereka ke dalam surga ‘Adn yang telah engkau janjikan kepada mereka, dan orang shaleh di antara nenek moyang mereka, istri-istri dan keturunan mereka. Sungguh engkaulah yang maha perkasa , maha bijaksana”.  “Dan peliharalah mereka dari bencana kejahatan, dan orang-orang yang engkau pelihara dari bencana kejahatan pada hari itu, maka sungguh engkau telah menganugerahkan rahmat kepadanya dan demikian itulah kemenangan yang agung”.
Maksud dari ayat 8 di atas, ketika seorang mukmin nanti masuk surga, ia akan menanyakan keberadaan ayah, anak, istri, nenek mereka, keluarga mereka. Jawaban yang diperoleh, amalan mereka tidak sederajat dengan kamu. Kemudian mereka berkata lagi bahwa apa yang dia amalkan bukan hanya untuk dirinya, tetapi juga untuk sanak saudaranya.maka dimasukkanlah sanak keluarganya ke surge, sehingga derajat mereka menjadi sama. Dan pada sat inilah kebahagiaan yang paling sempurna bagi seorang mukmin, tatkala mereka dapat berkumpul di surga dengan kerabatnya.(Al-Shawi, Beirut: 2002, IV, 6).( Kemenag, Bandung: 2010, 934).  (Khazin al-Baghdadi,Beirut: 1979, VI, 90). Sedangkan maksud dari “Sungguh engkaulah yang maha perkasa , maha bijaksana” Zat yang tidak dapat ditolak dan dikalahkan. Semua kehendaknya itulah yang terjadi. Apa yang tidak dikehendakinya tidak akan pernah terjadi. Dia maha bijaksana dalam berkehendak dan berbuat. (Kemenag, Bandung: 2010, 934). (Ibn Katsir, Beirut: Syirkah Asia, tt, 72)
Doa malaikat lagi kepada orang-orang mukmin adalah supaya Allah menjaga orang yang beriman dari bencana kejahatan di dunia dan akhirat. Artinya supaya Allah memelihara morang-orang mukmin dari segala keburukan dan kerusakan yang menyebabkan mereka akan disiksa di akhirat. Maka orang-orang mukmin yang ketika di dunia terpelihara dari segala keburukan dan bencana, maka dia termasuk orang-orang yang mendapatkan keberuntungan yang agung di hari kiamat(Khazin, Beirut: 1979, 90).
Catatan akhir Penulis adalah para pendakwah tidak usah mengkhawatirkan terhadap gangguan orang-orang kafir atau orang mendustakan Agama Allah, karena bagi mereka pasti akan mendapatkan adzab sesuai dengan perbuatan mereka. Dan kalaupun dimaknai dalam konteks kekinian dengan logika terbalik dapat dimaknai, kita supaya mewaspadai rongrongan orang-orang yang mendustakan Agama Tauhid, yang modus operandinya semakin lama semakin canggih, yang dapat menjelma dalam berbagai bentuk dan bidang kehidupan kita.
Bagi orang-orang mukmin akan selalu di doakan oleh para malaikat untuk diampuni dosa-dosanya. Sebagai imblaan keteguhan dan ketabahannya menjalani aqidah tauhid dan bagi mereka yang mau bertaubat. Juga doa untuk orang mukmin adalah kebersamaan dengan kelurga di surga, terhindar dari segala keburukan dunia dan akhirat. Wa Allahu A’lam bi al-Shawab.
Tentang penulis: Beliau adalah Pengasuh Pondok Pesantren Terpadu Al Kamal Kunir Wonodadi Blitar dan menjadi salah satu pengajar di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Tulungagung.