Pesantren Madrasah Integratif Al-Kamal Rembukan Gayeng Jumat Berkah (Edisi Ngaji Ngabdi 104 Part 2)

Selanjutnya dinamika pendidikan yang ada di lingkungan Al-Kamal sudah semakin sumrambah, kelihatan berkahnya, tetapi ini seiring dengan problematika yang ada di dalamnya. Mulai dari masalah kenakalan siswa, integrasi kurikulum, pemenuhan infrastruktur yang masih harus dilakukan, peningkatan sumber daya manusia yang lebih baik, prestasi akademik santri yang belum merata, penyesuaian dengan perkembangan informsi dan teknologi yang ditandai dengan sistem digitalisasi, lokasi madrasah yang membutuhkan ruang yang lebih luas. Semu itu menjadi tanggung jawab bagi semua unsur yang mengabdi, berjuang di lembaga-lembaga lingkungan Pondok Pesantren al-Kamal. Diambil contoh sekolah formal di komplek Al-Kamal meliputi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak Perwanida Al-Kamal (RA), Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Kunir, Blitar(MIN), Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Kunir Blitar(MTsN), Madrasah Aliyah Negeri 3 Kunir, Blitar (MAN), Sekolah Menegah Pertama Al-Kamal (SMP), Sekolah Menegah Kejuruan Al-Kamal (SMK).
Sedangkan di Pesantren ada Madrasah Diniyah Al-Kamal, Madrasah Muratil Al-Qur’an, Madrasah Bahasa, Seni dan Bakat. Semua madrasah itu mempunyai kurikulum masing-masing, yang obyek sasarannya adalah sama yaitu para siswa atau santri baik yang nduduk ataupun yang mukim di pesantren. Untuk sekarang belum semua kurikulum dapat diintegrasikanm saling keterkaitan antara madrasah satu dengan yang lain, masih sebagain saja yang dapat diintegrasikan dikarenakan para pengelola masih memegangi prinsip bahwa walaupun materi pelajarnya sama, kalau disampaikan secara berulang ulang akan terjadi penguatan dan penguasaan ilmu bagi santri.  Tetapi dari perspektif yang lain akan didapat penyampaian materi yang tidak efektif baik dari sisi materi ataupun biaya yang dikeluarkan. Ini menjadi catatan bersama bagi para kepala madrasah, apakah masih husnudhan dengan yang selama ini dijalani atau ada perubahan membutuhkan musyawarah yang berkelanjutan. Disampaikan Juga ini merupakan rapat spesial, dilihat dari pesertanya juga tempatnya, atauapun dari sisi menunya, dari pesantren dan keluarga mengucapkan terimaksih yang sebesar-besarnya kepada semua yang hadir terutama yang telah bandari, sehingga pertemuan ini bisa terwujud semoga amal panjenengan semua diterima oleh Allah swt. Amiiin
Urun rembuk selanjutnya disampaikan oleh H. Aminudin Fahruda, yang menjelaskan sisi historis dari lembaga-lembaga yang ada di Al-Kamal. Penjelasanya  berhubungan latar belakang atau silsilah dari Kyai Manshur yang awal  diambil menantu oleh mbah Kyai Abdullah. Seorang tokoh desa, dengan materi sawah pekarangan yang berlebih. Mbah Dullah dahulu telah menyampaikan bahwa “Tanah pekaranganku iki boleh dimanfaatkan untuk urusan madrasah atau pendidikan, bukan untuk urusan keduniyaan yang lain.” Apa yang menjadi prinsip mbah Kyai Dullah ini nampaknya dapat dibuktikan sekarang, tanah pekarangan sekitar 5 hektar habis untuk madrasah dan pesantren, bahkan keluarga yang menempat di dalamnya hanya sebatas rumah saja, tidak lebih, tidak ada yang mengembangkan urusan ekonomi, bisnis yang ada diseitar pesantren dari unsur keluarga, semua secara totalitas telah dimanfaatkan oleh lembaga-lembaga madrasah yang ada. Maka tidak mengherankan potensi ekonomi di lingkungan pesantren tidak begitu kelihatan, mengingat dari para sesepuh dulu sudah diniati demikian adanya. Kalaupun ada orang jualan, warung, hanya sekedar pemenuhan kebutuhan jajan santri dan itupun dilakukan oleh masyarakat sekitar. Padahal lingkungan dan masyarakat sering mempunyai ide inovatif  untuk kerjasama dengan pesantren, tetapi selalu tidak ada yang berkembang besar menjadi penopang kesejateraan Lembaga atau pesantren. Mungkin harus minta doa dari seluruh masyarakat, walalaupun potensi ekonomi bisnis di Al-Kamal tidak berkembang tetapi perjalanan pesantren, semua lembaga yang ada di sekitar Al-Kamal selalu dicukupi oleh Allah SWT.
H. Aminudin juga menjelaskan, di Al-Kamal ini dilihat dari kyai-kyai pendahulunya, sebenarnya beragam. Kyai Abdullah adalah sosok orang kaya yang mempunyai inisiatif mengambil menantu Kyai Manshur, yang kemudian ditugasi untuk memperjuangkan Islam di desa Kunir dan sekitarnya. Kyai Imam Muhayat adalah tokoh menantu yang berasal dari Pesantren Nglangkapan Srengat Blitar, yang berjuang dalam kemasyarakatan desa, Kyai Thohir Widjaya menantu Kyai Manshur yang alim agama, sukses dalam memperjuangkan Islam lewat dakwah kemasyarakat, pendidikan dan politik. Lewat jalur politik Kyai Thohir berhasil mengembangkan Al-Kamal dengan lembaga-lembaga pendidikan formal dan sosialnya. Kyai Zen Masrur adalah menantu, kyai yang istiqamah dalam mengawal lembaga pendidikan, sosial di Al-Kamal. Juga Kyai Mahmud Hamzah menantu Kyai Thohir yang alim, gagah, bersama-sama kyai Zen Masrur, istiqamah nunggoni santri, mengembangkan pendidikan sehingga mempunyai Madrasah Aliyah, menguatkan Pesantren Al-Kamal dalam tradisi kitab kuning. Dari paparannya itu, ditarik zaman kekinian kalau ada masyarakat, alumni atau santri yang berkeinginan memgembangkan dakwah politik, maka tawasulnya adalah kepada Kyai Thohir Widjaya yang alim dalam bidangnya.
Rembukan selanjutnya dari kepala Madrasah Aliyah Negeri 3 Kunir Blitar, oleh Drs. Arifin, MA. Dia menyampakaian bahwa dari sekian bolo-bolo yang hadir, dia adalah yang paling lama mengabdi di lingkungan Pesantren Al-Kamal, yakni sejak 1994. Dan nampaknya selama dia mengabdi baik Ketika di MTsN Ataupun di MAN, memang mengalami dinamika di dalamnya, tetapi selalu ada jalan keluarnya. Dinamika dimaksud menyangkut sinergi dengan pesantren dalam menangani santri dan kegiatanya yang komprehensif, pengelolaan sumber daya guru, pengelolaan sarana prasarana, berkolaborasi dengan yayasan dalam berbagai kegiatan. Semuanya sudah dijalankan dengan baik, kalaupun ada hal-hal yang kurang akan terus ditingkatkan penyelarasan semua lini yang ada di madrasah sehingga program pendidikan yang dijalankan di Madrasah Aliyah dapat berjalan dengan baik, sesuai dengan harapan kita semua. Kondisi saat ini Madrasah Aliyah Negeri 3, mempunyai siswa terbanyak, program sekolah atau jurusan terbanyak yang diperoleh dari Kementrian Agama. Maka program selanjutnya adalah tinggal meningkatkan kualitas santri atau siswa supaya kebesaran madrasah sesuai dengan namanya, dapat menghasilkan santri-santri yang berkualitas, baik dari sisi penguasaan ilmu jurusannya atau berakhlaquk karimah, dalam bahasa kekinian adalah santri yang berkarakter. Untuk itu sinergi dengan semua lembaga yang ada di Al-Kamal terus akan dilakukan dengan baik, demi perjuangan Ilmu dan khidmah kepada pesantren.
Dari MtsN 1 Kunir, Bapak Syihabudin menyampaikan bahwa dia telah mengabdi di lingkungan Pesantren Al-Kamal selama 6 bulan. Dalam rentang waktu itu kita sudah melakukan konsolidasi internal madrasah sudah terlaksana, relatif tidak ada masalah yang berarti. Mengingat ketika konsolidasi kita sudah silaturahim, menjalin komunikasi dengan semua elemen yang ada disekiitar Al-Kamal, baik dari keluarga, tokoh masyarakat, wali santri atau staf-staf yang ada di madrasah, alhamdulilah semua berjalan lancar. Berhubungan dengan program madrasah dan pesantren kita sudah sinergi, baik dari sisi kurikulum, SDM ataupun program ekstra yang lain, kedepan kalau memang perlu ada peningkatan dengan berbagai inovasi, kami sebagai kepala madrasah sangat terbuka untuk sharing bersama-sama.
Bapak Drs. Darmaji sebagai kepala Madrasah Ibtidaiyah juga menyampaikan bahwa integrasi madrasah dengan pesantren telah terjalin sejak lama, dimulai sejak kami menjadi kepala madrasah yang dahulu. Misalnya sebagain guru-guru MIN berasal dari pengurus pesantren yang mempermudah koordinasi, kolaborasi dalam hal penguatan ibadah dan kemampuan baca tulis Al-Qur’an yang banyak dibantu oleh ustadh pesantren, pengembangan lahan madrasah. Alhamdulillah sampai sekarang kita sudah membuka inden bagi calon santri baru, yang sampai saat ini sudah masuk terdaftar sekitar 90 orang, yang ini membuktikan animo masyarakat terhadap MIN Kunir begitu tinggi, tidak hanya berasal dari Desa Kunir saja tetapi wilayah Wonodadi dan sekitarnya.
Musyawarah ini kemudian diberi close statement oleh Bapak Kepala Kementrian Agama Blitar, bahwa di Kurikulum di Lembaga sekitar Pesantren Al-Kamal kalau bisa diselenggarakan dengan adanya penyelerasan materi antara kitab kuning dengan kurikulum madrasah formal, sehingga penyelenggaraan ta’lim dapat lebih efisien dari sisi waktu, biaya dan pemakaian infrastruktur yang dibutuhkan. Selanjutnya integrasi kurikulum ini kemudian dilanjutkan dengan proses pembelajaran yang berkelanjutan. Sehingga santri sekolah di Al-Kamal dapat dimulai dari Paud 1 tahun, TK 2 tahun, SMP atau MTs 3 tahun, MAN atau SMK 3 tahun dan Ma’had Aly tau kuliah di sekitar Al-Kamal 4 tahun. Sehingga nanti tamatan dari madrasah yang ada komplek Al-Kamal  akan terukur sebagai santri yang beriman, berilmu dan berakhlakul karimah Amiin.
*Khadim PP Al Kamal, Pengajar UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung dan Fungsionaris NU
Artikel pernah dimuat di www.blitar.kemenag.go.id
https://blitar.kemenag.go.id/post/pesantren-madrasah-integratif-al-kamal-rembukan-gayeng-jumat-berkah

Tags :

Share This :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *