Ngaji & Ngabdi 114: Penguatan Kepesantrenan, Integrated School by Continuity (Review Musyawarah Pesantren dan Madrasah)

Pondok Pesantren Al-Kamal mempunyai program penguatan pendidikan ilmu agama di sekolah-sekolah formal, yang meliputi tingkatan PAUD, Raudlatul Athfal, MIN 2 Blitar, MTsN 1 Blitar, MAN 3 Blitar, SMP, SMK. Walaupun program-program inti pesantren telah dijalankan oleh lembaga-lembaga internal yang berdifat non-formal, di antaranya Madrasah Diniyah yang berjenjang ula, wustha, ulya, Majlis Murotil Al-Aqur’an, Mahad Ali untuk para mahasiswa dan mahasiswi, Lembaga Pengembangan Bahasa Asing. Lembaga Pengembangan Bakat Santri santri, Lembaga Al-Kamal Virtual Development yang menangani bidang Informasi tekonologi dan media, Lembaga Ekonomi. Katerpaduan antara lembaga formal dan non-formal memang sudah digagas sejak berdirinya, dan patut disyukuri oleh semua pengelola yang ada, baik dari keluarga pondok pesantrena atau leading sektor masing-masing unit. Keistiqamahan pesantren dan lembaga terkait juga patut diapresiasi karena jasa-jasa pengelola itulah Al-Kamal masih dapat tegak dengan eksistensi dapat memberikan kontribusi generatif yang shalih dan shalihah pada tiap tingkatannya. Dalam Maqalah Arab dikatakan, “Ajri al-Umura ala Idhlaliha”, jalankan semua urusan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Maka dari itu kemarin kita mengadakan koordinasi membahas program yang sudah berjalan dan melaksanakan pendidikan tahun 2024-2025. Narasumber pertama disampaikan oleh DR.KH. Asmawi Mahfudz, M.Ag., yang memberikan gambaran tentang program-program sinergis sebanyak 12 item, mulai madrasah diniyah dalam kajian ilmu-ilmu agama, MMQ untuk pembenahan kemampuan membaca Al-Qur’an dan tahfidh-nya, acara haul sebagai bentuk syukur kepada Allah dan para pendiri pesantren dan lembaga, program pembangunan dan perbaikan sarana prasarana berikut pemanfaatanya, program pemanfaatan SDM, sumber daya pesantren oleh sekolah-sekolah formal, peringatan Hari Santri oleh semua lembaga, program bilingual, akan diadakannya milad pondok pesantren, penanganan masalah-masalah kesiswaan dan kesantrian. Dari sekian program yang telah terjalin ini diminta terus dijaga keberlanjutannya, mewakilli pesantren mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya, semoga amal jariyah semua pengurus, para kepala madrasah dan sekolah diterima oleh Allah dan berbuah dhuriyah-dhuriyah yang termasuk katagori shalihin. Amiiiin.
Kedua oleh Ir.KH. Johar Wardani, yang memberikan kata pengantar musyawarah, mengajak seluruh yang hadir untuk terus berinovasi, berusaha, bekerjasama. Semoga Al-Kamal ke depan lebih baik. Kita menyadari bahwa Yayasan Al-Kamal belum bisa memberikan apresiasi yang maksimal, sesuai dengan jerih para pengelola, karena memang Al-Kamal mayoritas lembaga pendidikan yang tidak ada sisi ekonomi atau materinya, sehingga kalau memang kita menghendaki memaksimalkan potensi itu nampaknya kita harus menggalinya dan berinovasi dalam masalah ekonomi, sehingga hasilnya dapat di-tasharuf-kan untuk semua yang mengabdi di lingkungan Al-Kamal.
Ketiga oleh Kyai Arifin, MA., sebaga rais MAN 3 Blitar, yang menyatakan bahwa keterpaduan antara pesantren dan Madrasah Aliyah yang semakin hari semakin konkrit ini nampak dari para guru/staf dari alumni atau pengurus pesantren. Sebelumnnya Bapak Arifin menyampaikan bahwa kuota penerimaan siswa baru sudah terpenuhi dan berjalan semuanya sebanyak 432 siswa telah diterima, dan mulai seminggu kemarin semua elemen madrasah sudah beraktifitas sesuai dengan kalender pendidikannya. Program Madrasah Aliah Program Khusus (MAPK) yang sudah mengkhatamkan tahun pertama, program bilingual yang sedang berjalan. Hanya saja semua program-program itu harus terus dikoordinasikan dan dievaluasi secara simultan agar menghasilkan lulusan-lulusan yang dapat memenuhi visi-misi MAN dan Pondok Pesantren Al-Kamal.
Keempat dari Kyai Drs. Syihabudin sebagai rais MTsN 1 Blitar, yang menyampaikan bahwa madrasah telah menerima sebanyak 334 santri dengan pendaftar sekitar 800-an. Ini bentuk keistiqamahan dari MTsN 1, yang tetap menjadi rujukan Madrasah Tsanawiyah di sekitar Blitar, Tulungagung, Kediri, Trenggalek. Hanya catatannya dalam setahun dia menjabat banyak dihadapkan oleh siswa-siswa yang mengadukan problematika yang dialami berkaitan dengan pesantren. Maka strateginya kami terus berkoordinasi dengan pengurus pesantren untuk mencari jalan keluarnya, yang maslahah untuk santri, madrasah dan pondok pesantren. Catatan lain kemarin kita mengikuti lomba bakat siswa dan alhamdulilah dapat penghargaan walaupun tidak semua perlombaan dapat direbutnya.
Kelima disampaikan oleh Kyai Darmaji, M.Pd., rais MIN 2 Blitar, yang menyampaikan bahwa terus berimprovisasi dari sisi baca Al-Qur’an siswa, keterbatasan sarana sekolah terutama kelas-kelas yang sampai sekarang masih memanfaatkan milik yayasan, pembelian tanah untuk pengembangan sarana.
Keenam Untuk TK dan PAUD, disampaikan oleh Ibu Arin, S.Pd., yang menyatakan bahwa siswa barunya 30 santri dan yang lama 28, sedangkan oleh Ibu Bekti mewakili PAUD Al Kamal melaporkan siswanya 25 santri. Maka dilihat dari sisi persaingan sekolah untuk anak-anak, TK atau PAUD relatif dapat bertahan mengingat masih adanya keterbatasan yang dimiliki oleh lembaga.
Ke tujuh oleh Ust. Bahrudin, S.Ag, rais SMP Al Kamal, yang menyampaikan bahwa di SMP telah menerima 120 santri yang terbagi menjadi 4 kelas belajar. Hanya catatannya ada sekitar 25 santri yang mondok di sekitar Al-Kamal. Hal ini tentunya akan menyulitkan koordinasi dan pengelolaan karena dari sisi pengurus dan kurikulum pesantrennya pasti ada hal-hal yang berbeda, yang ke depan harus diantisipasi kalau bisa semua santri SMP mukim di Pesantren Al-Kamal atau nduduk sekalian, agar tidak terjadi kesulitan-kesulitan dalam koordinasi, menjalankan program, pengondisian atau pengawasan santri.
Ke delapan oleh Ust. Heri S.Pd yang menyampaikan bahwa pendaftaran di SMK masih di buka, yang sampai saat ini sudah terdaftar sebanyak 38. Yang menjadi catatannya adalah lingkungan Al-Kamal ada MTs dan SMP, mengapa Lembaga SMK tidak dapat merekrut sebanyak-banyaknya siswa dari lingkungannya sendiri?. Kemudian Ust. Heri juga mengatakan pentingnya lembaga yang dapat mengakomodasi potensi siswa SMK yang notabene ketrampilan dalam bidang jaringan, bisnis, perdagangan. Sebisa mungkin pihak yayasan dapat merespon kebutuhan itu sehingga keberlanjutan siswa dapat diberikan jalan keluarnya.
Ke sembilan adalah masukan dari KH. Ahmad Hasanudin, S.HI., yang menyatakan kepada semua yang hadir untuk mengembalikan segala sesuatu kepada Allah, mengelola lembaga pendidikan bagian dari ujian dan kompetisi, yang lebih baik berusaha, beramal, dan berkreasi itulah nanti yang akan memperoleh keberhasilan dalam program pendidikannya (ayyukum ahsanu amala). Kita tidak usah memikirkan ancaman dari luar yang terpenting secara internal solid dan menawarkan kebaikan pasti kita yang akan mendapatkan kemenangan.
Disampaikan oleh KH. Aminuidin Fahruda, S.Ag., yang menyampaikan bahwa program-program yang telah berjalan misalnya Haul, Hari Santri harus tetap dijaga sebagai sarana silaturahim. Tentang tantangan pendidikan di masa yang akan datang tidak semakin ringan harus kita persiapkan dari berbagai dimensinya supaya dapat menjawab semua problematika pendidikan yang terjadi, dapat sukses menjalankan pendidikan dan pengajaran kepada anak-anak santri.
Review terakhir disamapaiakn dari pihak pesantren, pertama kali oleh Uts. A. Minanurahim M.Pd, yang menyampaikan bahwa program seragam dan madrasah diniyah telah berjalan, bahkan telah melebihi ekpektasi yang diharapkan. Dalam masalah Madrasah Diniyah untuk Santri MANPK membutuhkan biaya kegiatan, tidak hanya bisyarah untuk para asatidh-nya. Sehingga kegiatan anak-anak MANPK lebih bervariatif. Selanjutnya Ust. Masyhar, M.Pd menyampaikan bahwa Pesantren telah meluluskan 250-an santri dan menerima sekitar 260-an santri. Maka ini bisa diartikan bahwa pesantren masih tetap dinminati oleh Masyarakat Blitar dan sekitarnya. Hanya saja membutuhkan sosialisasi yang efektif untuk memperbanyak santri agar lebih tepat sasaran dan jangkauan yang lebih luas. Masalah kegiatan di pesantren masih awal tahun ajaran baru, sehingga relatif tenang dan tidak mengalami kendala yang berarti, hanya ada satu atau dua santri yang masih menangis dikarenakan ke pesantren atas paksaan orang tuanya.
Ust. Abu Sofyan, S.H., mengatakan bahwa Majelis Murotili Al-Qur’an menjalankan program untuk anak-anak santri sebanyak 25 kelas. Juga Untuk men-support program-program pemberdayaan santri disekolah formal baik di SMP, MIN, SMK, atau MAN. Hanya kesulitanya ustadh-ustadh kebanyakan adalah perempuan sehingga agak menghadapi kendala ketika pembelajaran dengan santri putra. Dari Lembaga Pengembangan Bahasa Asing yang diwakili oleh Ust. Khoirul Umam, S.Pd sambil menjadi MC, disampaikan kesulitanya untuk keajegan para asatidh-nya, karena proses kaderisasinya yang terbatas sehingga dirasakan sekarang, mengalami kekurangan tenaga pengajar yang dapat mendampingi santri dalam proses bi’ah lughawiyah-nya. Juga dari Lembaga yang nangani IT, menyampaikan bahwa semua program yang ada di pondok pesantren telah difasilitasi dengan berbagai layanan media yang beragam, semoga dapat menjadi syiar, inovasi dan kebaruan bagi Pesantren Al-Kamal.
Ust. Dr. Nasihin sebagai Rais Mahad Ali meminta dukungan kepada semua pihak untuk perjalanan Mahad Ali yang sudah 10 tahun, dan alhamdulilah sekarang sudah ada 21 santri baru yang mendaftar. Catatannya untuk semua lembaga untuk mensosialisasikan di internalnya tentang keberlanjutan pendidikan di Al-Kamal akan dinilai selesai atau tamat jika sudah menamatkan pendidikan Mahad Ali-nya. Berarti para santri akan terus berlanjut pendidikannya di al-Kamal selama 16 tahun atau lebih. Semoga atas doa restu semua yang hadir Lembaga Mahad Ali ini terus berjalan, istiqamah dan semakin ramai diminati oleh para santri yang menghendaki tafaquh fi aldini, pendalaman agama Islam. Wa Allahu A’lam!
*Pengasuh Pondok Pesantren Terpadu Al Kamal dan Pengajar di UIN Satu Tulungagung

Tags :

Share This :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *