Oleh: KH. Asmawi Mahfudz*
Istilah kampus disebut sebagai institusi yang menyelenggarakan kegiatan belajar, melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, atau biasa dikatakan Tri Darma Perguruan Tinggi. Lembaga ini diisi oleh berbagai kelompok masyarakat yang mengabdi, membantu, melaksanakan kegiatan dari tri darma perguruan tinggi tersebut. Sebagian melaksanakan tugas-tugas administrative dan sebagian melaksanakan tugas fungsional, sesuai dengan disiplin ilmu yang menjadi spesialisasinya. Tugas-tugas administrative adalah melaksanakan pelayanan yang bermuara kepada kelancaran kegiatan kampus yang menyelenggarakan kegiatan tridarma perguruan tinggi. Sedangkan tenaga-tenaga fungsional, mereka adalah insan akademis pelaksana kegiatan kampus. Bisa jadi kampus melaksanakan pendidikan, penelitian, pengabdian dalam bidang ilmu-ilmu eksac atau ilmu-ilmu social yang selama ini memang kaprah di masyarakat. Semua kelompok kampus itu baik dosennya, pelaksana administrasinya, juga mahasiswanya inilah kemudian disebut dengan civitas akademika atau masyarakat kampus.
Pada saat kehidupan masyarakat berjalan normal, tidak ada gangguan teknis atau alamiyah pandemis, Kampus-kampus melaksanakan programnya dengan tenang, lancar, tanpa ada kendala yang berarti. Kegiatan pendidikan, pemgajaran dilaksanakan secara tatap muka secara regular sebanyak 16 kali tatap muka, penelitian mahasiswa dan dosen dilaksanakan secara maksimal. Kegiatan pengabdiannya pun dilakukan dilembaga-lembaga stake holder sesuai disiplin program studi. Bisa jadi pengabdian di lembaga sekolahan, pondok pesantren, perusahaan, perbankan, lembaga eksekutif, legislative, yudikatif, lembaga penegak hukum, kemiliteran dan lain sebagainya. Semua berjalan baik-baik saja selam berpuluh-puluh tahun lamanya atau bahkan beratus-ratus tahun lamanya.
Sekarang, di saat pandemic tengah di alami semua umat manusia di muka bumi ini, termasuk adalah insane akademik, yang pentng untuk kita pikirkan adalah menjaga imunitas lembaga kampus agar tetap eksis, walaupun wabah tengah melanda kita. Apalagi Wabah ini mempunyai penekanan kepada menjaga jarak social (social distance). Yang terpenting kegiatan yang dilakukan di kampus tetap menjaga jarak-jarak interaksi sosialnya, maka keselamatan dan keamanan akan terjaga juga. Sebenarnya untuk masyarakat kampus dengan tradisi penggunaan perangkat-perangkat media IT dalam kehidupan sehari-jarinya, sudah tidak mengalami kesulitan yang berarti, senyampang dia konsisten dengan fasilitas yang disediakan kampus yang menaunginya. Lembaga-lembaga kampus selama ini sudah sanagt sering memanfaatkan fasilitas It untuk meringankan beban tugas yang begitu banyak, terutama dari sisi administrasi, tetapi di sisi lain managemen kampus juga sudah memfasilitasinya dengan berbagai perangkat IT, yang memadai. Misalnya jaringan internet, jaringan digitalisasi akademik, perpustakaan, bahkan di semua pojok-pojok kampus sudah disediakan tempat-tempat tertentu untuk mengaksesnya secara bebas selama 24 jam. Maka sebenarnya dari sisi perangkat media pembelajaran, penelitian dan pengabdian tidak mengalami kesulitaan yang berat bagi insan-insan kampus.
Hanya saja menjaga konsistensi program-program tri darma perguruan tinggi tetap berkualitas, membutuhkan waktu untuk adaptasi, agar produk-produk unggulan kampus tidak mengalami penurunan kualitas inilah yang penting kita antisipasi. Taruhlah Mahasiswa baik program sarjana, magister, atau doctor, ketika ingin mengembangkan penelitian dengan berbasis data empiris-sosiologis kadangkala mengalami kendala karena masyarakat baik individu atau lembaga, dari obyek penelitian belum bisa menerima karena mereka sendiri juga harus hati-hati ketika berinteraksi dengan orang lain. Ini pun sebenarnya dapat disikapi dengan wawancara dengan menggunakan teknologi infomasi sesuai dengan kemampuan peneliti. Atau bisa jadi sementara teman-teman akademisi yang semula terbiasa dengan data-data peneltian empiris, sementara bisa merubah data penelitiannya berbasis library research,memanfaatkan perpustakaan digital yang sekarang mungkin jumlahya sudah tidak terbatas, saking banyaknya jumlah perpustkaan digital yang ditawarkan. Hal ini mungkin menjadi potensi tersendiri, akhirnya peneliti melakukan pengayaan khazanah ilmiyah teoritis-positivistik yang lebih variatif dibanding kebiasaan sebelumnya.
Dalam hal pelayanan administrasi juga demikian, di kampus sudah terbiasa untuk melakukan kerja-kerja online. Misalnya pelayanan surat-menyurat, administrasi perkuliahan mulai pemrograman, konsultasi wali studi, peneliaian, ujian akhir, penelitian, pengabdian, administrasi keuangan dan sebagainya. Mungkin belum bisa kita lakukan dengan perangkat online adalah masalah kebersihan, perawatan, keindahan, hal-hal yang sifatnya phisicly, yang tidak mungkin dilakukan dengan bantuan jaringan internet. Dan ini bukan lah merupakan kendala karena baik ada wabah atau tidak pelaksanakan pekerjaan dalm bidang kebersihan selalu dilakukan secara regular dengan jumlah pekerja yang terbatas.
Mungkin yang perlu disikapi lagi adalah pelaksanaan program-program kemahasiswaan, yang selama ini lebih banyak kegiatan dilakukan dengan menghadirkan mahasiswa dalam jumlah yang relative banyak. Seperti seminar, workshop, pelatihan, bakti social, demontrasi, doa bersama, stadium general, pekan seni dan budaya, orientasi mahasiswa baru. Kegiatan-kegiatan seperti ini bisa tetap dilksanakan dengan memanfaatkan fasilitas jaringan internet. Hanya saja mungkin kalau segmen mahasiswanya berdomisili di perkotaan mungkin tidak mengalami masalah, tetapi kalau mahasiswa nya berada di wilayah dengan kesulitan jaungkaun jaringan, ini akan timbul masalah kualitas pelaksanaan program, karena bisa jadi banyak mahasiswa yang tidak mengikutinya karena sebab tidak terjangkau oleh fasilitas jaringan. Model memanfaatkan jaringan sebagai salah satu cara untuk melaksanakan program-program kemahasiswaan lebih baik daripada tidak terlaksana sama sekali. Mungkin implikasinya jauh lebih ringan dan sedikit dari pada belum atau tidak terlaksana sama sekali. Ini kalau dilihat dari kacamata Islamic legal maxim “ Ma La Yudraku Kulluh, La Yutraku Kuluh”, sesuatu yang tidak bisa dicapai secara keseluruhan jangan ditinggalkan semuanya, barangkali masih ada sisi-sisi positifnya yang bisa kita ambil dari apa yang dilaksanakan daripada tidak mendapatkan apa-apa sama sekali.
Hal lain yang juga penting menjadi perhatian adalah dimensi pengabdian masyarakat bagi insan akademik di tengah pandemic ini. Baik lembaga kampusnya, pribadi tenaga kependidikannya, karyawannya, mahasiswanya berpartisipasi aktiv secara sukarela membantu meringankan saudara-saudara kita yang terkena imbas dengan adanya pandemic ini. Partisipasi ini bisa berwujud barang, tenaga, uang, bangunan, pikiran, konsep, atau kemampuan tertentu untuk membantu sesame di masa masa pandemic ini. Ini telah di lakukan oleh kampus kita IAIN Tulungagung dengan meminjamkan beberapa unit gedungnya, membentuk satgas covid, mengkoordinir bantuan-bantuan dari masyarakat dlam berbagai bentuk layanan, baik phisik maupun lembaga konsultasi pshologis bagi mereka-mereka yang terdampak virus korona ini. Hampir lima bulan ini kampus melaksanakan program-program kepedulian untuk umat manusia ditengah-tengah pandemic yang belum berakhir sampai sekarang, dan semoga segera berakhir. Memang sebagai kampus yang berangkat dari ilmu-ilmu keislaman sudah seharusnya sesuai dengan prisnsip-prinsip kehidupan menajalankan ajaran agama yang disamapaikan oleh Nabi Saw, “ Sayyid al-qawmi khadimuhum” pemimpin suatu kaum adalah pelayan mereka, sebagaimana yang dilakukan oleh IAIN Tulungagung dan kampus-kampus yang lain dalam mendarmabaktikan program-program kemanusiaan di masa sulit ini. Semoga setelah pandemic ini nanti berakhir kita yang mengabdi kepada sesama akan mendapatkan keberkahan hidup dengan menjadi yang terdepan dalam mewujudkan prestasi-prestasi selanjutnya di masa-masa yang akan datang.
Akhirnya dengan potensi yang dimiliki lembaga akademik kampus, harus membuktikan ketangguhannya di tengah wabah covid 19 ini, dengan senyampang melaksanakan program-program tridarma perguruan tinggi juga berpartisipasi aktiv membantu saudara-saudara yang terdampak, apakah itu berupa bantuan sifatnya edukatif, konsultatif, physic atau psychis, moril maupun materiil, terutama bagi tenaga medis dan tenaga kesehatan patut kita apresiasi dan doakan semoga selalu di beri kesehatan, kekuatan, kesabaran dan naungan pertolongan Allah Swt.
*Pengajar IAIN Tulungagung, Pengasuh PP al-Kamal Blitar dan Mustasyar NU Blitar