Kimiya’ Sa’adah Lil Imam Al-Ghozali #7 Perilaku-Perilaku dan Sifat-Sifat Qolbu

Qolbu yang sering dan akrab disebut hati, mempunyai sifat-sifat dan keadaan-keadaan tertentu. Ada yang tergolong akhlaq karimah serta akhlaq sai’ah. Akhlaq karimah adalah sebuah keadaan dimana pelakunya menghiasi perkataan, perbuatan, akan dan pikirannya dengan sifat-sifat terpuji. Kebalikan dari akhlaq karimah adalah akhlaq sai’ah yang bersumber dari perkataan, perbuatan, akal dan pikiran yang tercela.
Seseorang yang menghiasi dirinya dengan sifat-sifat terpuji maka ia akan sampai pada derajat kebahagiaan. Tentu sebelum menghias hati seseorang dengan sifat-sifat terpuji seseorang harus mengosongkan hatinya dari segala keburukan-keburukan lalu menghias diri dengan sifat-sifat terpuji dan yang terakhir seorang hamba akan ber-tajalli, mengetahui rahasia-rahasia ruhaniyyah yang Allah SWT singkapkan untuknya. Dalam sebuah hadist disebutkan.
إنّ محاسن الأخلاق مخزونة عند اللّٰه تعالى، فإذا أحبّ اللّٰه منحه منها خلقا حسنا. (أخرجه ابن وهب في الجامع في الحديث)
Terjemah:
“Sesungguhnya akhlaq-akhlaq yang terpuji itu tersimpan di sisi Allah SWT, Jika Allah SWT menyukai seorang hamba maka Dia akan menganugrahkan akhlaq-akhlaq terpuji.
Disisi lain Nabi Muhammad SAW bersabda:
إنما بعثت لأتمم مكارم الأخلاق
Terjemah;
Sesungguhnya aku (Nabi Muhammad SAW) diutus untuk menyempurnakan akhlaq.
Nabi Muhammad SAW juga bersabda:
إن من أحبّكم إليّ وأقربكم منّي مجلسا يوم القيامة أحاسنكم أخلاقا.
Terjemah;
Sesungguhnya para umatku yang paling aku cintai dan paling dekat majlisnya denganku adalah orang-orang yang mempunyai sifat terpuji.
Pembahasan tentang akhlaq adalah kajian tasawuf. Syaikh Junaidi pernah ditanya tentang definisi tasawuf, lalu beliau menjawab bahwa tasawuf adalah menanggalkan sifat tercela, lalu memakai sifat terpuji, beramal untuk Allah SWT kemudian tak merasa bahwa ia telah mengamalkannya. Lebih dari itu syaikh Suhrowardi mendefinisikan tasawuf dengan rela mencurahkan segalanya dengan susah payah dan mujahadah untuk mencapai akhlaq-akhlaq terpuji. Seseorang yang tidak mau menanggalkan sifat-sifat tercela maka cepat atau lambat akan menghancurkan dirinya sendiri.
Akhlaq secara rinci terbagi dalam empat perincian, yaitu akhlaq setan, hewan ternak, hewan buas dan malaikat. Perbuatan buruk bersumber dari kuatnya sahwat (keinginan) seperti makan, minum, tidur dan kawin. Perilaku-perilaku tersebutlah yang disimbolkan kepada akhlaq binatang ternak. Barang siapa yang memakai sifat-sifat di atas tanpa tujuan yang terpuji dan mulia dan hanya mengikuti hawa nafsunya belaka mereka seperti hewan-hewan ternak. Begitu pula perilaku-perilaku amarah yang sudah keluar dari batas-batas tawasuth. Seperti, memukul, berkelahi, membunuh dan lain sebagainya disimbolkan dengan perilaku binatang buas. Perilaku nafsu seperti makar, rekayasa, menipu dan lain-lain termasuk perilaku setan. Sehingga jika seseorang memakai 3 sifat-sifat di atas maka derajat kemuliaannya akan runtuh.
Sebab itu seseorang harus menghiasi diri dengan rahmah (kasih sayang), ilmu, dan kebaikan-kebaikan yang menjadi simbol dari malaikat. Allah SWT berfirman dalam surat Nazi’at ayat 40-41.
وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِۦ وَنَهَى ٱلنَّفْسَ عَنِ ٱلْهَوَىٰ. فَإن الجنّةَ هيَ المَأوَى
Terjemah;
Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sungguh, surgalah tempat tinggal(nya).
Akhlaq malaikat di atas yang bisa mencegah dari hawa nafsunya, yaitu mencegah syahwat dan amarah. Hawa nafsu adalah senjata setan. Barang siapa yang bisa mengendalikan nafsunya ia bisa mengalahkan setan, lalu ia akan memperoleh kemuliaan dan fadhoil-fadhoil di dunia dan akhirat.
Ditulis oleh : Afrizal Nurali Syahputra, M.Pd. (Wakil Ketua Pengurus Pussat PPTA)
Terjemah Kimiya’ Sa’adah Lil Imam Al-Ghozali

Tags : 

Share This :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *