Wa la tajuzu al wasiyatu li waaris. Begitulah sekilas tulisan itu tereja. Tulisan berbahasa arab yang ditulis dengan kapur putih pada sebuah papan tulis berkaki itu menjadi saksi aktivitas santri-santri Pondok Pesantren Terpadu Al Kamal.
Di serambi masjid itulah, atau lebih dikenal oleh kalangan santri Al Kamal dengan sebutan syurfatul masjid, biasanya santri-santri PP Terpadu Al Kamal menuntut ilmu-ilmu agama yang menjadi program pesantren. Setiap pagi, sore dan malam hari serambi masjid itu selalu dipenuhi oleh ratusan santri. Dan memang, bangunan yang menyatu dengan area Masji Jami’ Al Kamal terebut merupakan tempat yang difungsikan sebagai salah satu kelas di Pondok Pesantren Terpadu Al Kamal.
Namun, Siang itu, Kamis (01/11/2012) terasa sangat sepi. Hanya terlihat sebuah kamus diatas sebuah bangku di serambi masjid itu. Meja dan kursi ustadz juga kosong. Serta satir atau penyekat antara santri putra dan putri setinggi 2 meter. Tidak ada aktifitas apapun.
Usut punya usut, ternyata semua santri yang biasa beraktivitas di syurfah itu sedang bersekolah di sekolah formal yang terletak di samping pesantren.
Dan memang, seluruh santri Pondok Pesantren Terpadu Al Kamal merupakan santri usia sekolah. Sehingga praktis, pada siang hari mulai pukul 07.00 hingga 14.00 mereka beraktifitas di sekolah formal masing-masing.
Di lingkungan Pondok Pesantren Terpadu Al Kamal banyak terdapat lembaga sekolah formal dari segala jenjang. Misalnya, Paud Al Kamal, TK Al Kamal, Madrasah Ibtidaiyyah Program Khusus (setingkat dengan SD), SMP Al Kamal, SMK Al Kamal, MTs Negeri Kunir, dan MAN Kunir. Dua lembaga yang disebut terakhir merupakan lembaga sekolah negeri dibawah Departemen Agama, sedangkan yang lainnya merupakan lembaga sekolah yang dikelola oleh Yayasan Pondok Pesantren Al Kamal.
Menurut Ustadz Khadikun Nuha yang juga sebagai lurah pondok, PP Terpadu Al Kamal merupakan rumah kedua bagi para santri yang sedang merantau mencari ilmu dan jauh dari keluarga. “Pondok Pesantren Terpadu Al Kamal merupakan rumah bagi para santri, dan kami sebagai pengurus merupakan orang tuanya di sini. Mereka berangkat dan pulang dari sekolah ke pesantren ini.”
Sangat beralasan jika dikatakan sebagai rumah para santri. Karena memang, santri PP Terpadu Al Kamal kebanyakan berasal dari luar kota Blitar, seperti Tulungagung, Kediri, Trenggalek, Malang, Surabaya, dan dari luar Jawa seperti Aceh, Riau, Lampung, bahkan dari Negara tetangga, Malaysia.
Selain sebagai rumah dan tempat tinggal, PP Terpadu Al Kamal juga berfungsi sebagai tempat penempaan dan pembentukan karakter santri. Sehingga tidak heran, jika sepulang dari sekolah formal santri sudah harus berganti pikiran tentang pelajaran-pelajaran yang ada di pesantren yang kurikulumnya disesuaikan dengan kemampuan santri remaja.
Namun, yang membuat PP Terpadu Al Kamal berbeda dengan pesantren-pesantren lain adalah program Takhassus lughoh al Arabiyyah wa al Injlisiyyah. Sebuah program yang ditawarkan oleh PP Terpadu Al Kamal untuk melatih santri agara mampu berbahasa Arab dan Inggris secara aktif.
Pandai Membagi Waktu
Dengan jadwal kegiatan yang sangat padat, seluruh santri yang nyantri di PP Terpadu Al Kamal dituntut untuk pandai dalam membagi waktu. Secara umum, kegiatan santri PP Terpadu Al Kamal di sekolah formal adalah pukul 07.00 hingga pukul 14.00, sedangkan sisanya adalah kegiatan sehari-hari di pesantren.
Seluruh santri di PP Terpadu Al Kamal harus bangun pada pukul 04.00 pagi, sholat subuh, dilanjutkan dengan kajian kitab untuk kelas 2 dan 3, sedangkan untuk kelas 1 dengan kursus bahasa arab dan bahasa Inggris. Pukul 07.00 hingga 14.00 merupakan jam sekolah formal.
Selepas sekolah formal, santri kembali ke pesantren dan bersiap dengan rutinitas kegiatannya. Diantaranya, kursus, ekstra pesantren dan kuliah sore yang berakhir pada pukul 17.15. Setelah maghrib kegiatan penambahan kosakata Bahasa Arab dan Inggris menjadi pembuka, dilanjutkan dengan KBM di Madrasah Diniyah Al Kamal hingga pukul 20.30. Selepas sholat Isyak, para santri masih harus mengaji Al Qur’an dan belajar untuk kelas formal. Secara umum, kegiatan wajib pesantren selesai pukul 23.00. Pada jam itu, seluruh santri harus tidur kecuali jika menginginkan jam belajar tambahan.
Dengan demikian, tidak bisa dipungkiri, bahwa kemampuan membagi waktu dan penyesuaian diri yang cepat, merupakan kunci sukses nyantri di PP Terpadu Al Kamal. Tidak sedikit santri yang terpaksa meninggalkan pesantren karena tidak mampu menyesuaikan diri dengan dinamika kehidupan di PP Terpadu Al Kamal. (Saeff)