Penulis: Dr. K. Asmawi Mahfudz, M. Ag
Allah menciptakan segala sesuatu dan maha kuasa atas segala sesuatu(62) . Kepunyaannyalah kunci-kunci perbendaharaan langit dan bumi. Dan orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah, mereka itulah orang-orang yang merugi (63). Katakanlah apakah kamu menyuruh aku menyembah selain Allah, hai orang-orang yang tidak berpengetahuan(64). Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada Nabi-Nabi sebelummu” jika kamu mempersekutukan Tuhan, niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi” (65).Karena itu hendaklah hanya Allah sajalah yang kamu sembah, dan hendaknya kamu termasuk orang-orang yang bersyukur (66).
Dalam ayat 62-63 Allah menjelaskan bahwa dialah yang menciptakan segala sesuatu, mengaturnya, memilikinya, memerintahinya. Di dalam kekuasaan Nyalah pengaturan segala sesuatu. Untuk itu milik Allah lah kunci-kunci perbendaharaan langit-langit dan bumi. Artinya kebaikan dan keburukan segala sesuatu (makhluqnya) dalam kekuasaan Allah. Berhubungan dengan hal ini Abdullah Ibn Umar meriwayatkan sebuah Hadits dari Ustman bin Affan, Bahwasanya Ustman bertanya kepada Nabi Saw. tentang tafsir ayat 63 surat al-Zumar itu, Rasul Menjawab: tidak pernah ada seorang yang bertanya sebelum kamu Ustaman, Kemudian nabi bersabda, Tafsirnya adalah kalimat “La Ilaha Illa Allah Allahu Akbar Subhanallahi wa Bi Hamdihi Astaghfirullah wa La Quwwata Illa Billahi al-Awwalu wa al-Akhiru wa Dhahiru wa al-Bathinu bi Yadihi al-Khairu Yuhyi wa Yumitu Wa Huwa Ala Kulli Sya’in Qadirun”. Barang siapa membaca kalimat ini 10 kali pada waktu masuk pagi, maka dia akan diberi enam perkara oleh Allah, 1. Dijaga dari Iblis dan bala tentaranya, 2. Diberi pahala berupa harta, 3. Diangkat derajatnya di surga, 4. Dinikahkan dengan bidadari yang matanya indah (hur ‘In), 5. Akan hadir kepadanya dua belas malaikat Allah, 6. Diberi pahala layaknya orang yang membaca al-Qur’an, Injil dan Zabur. Di samping itu orang yang rajin membaca kalimat di atas juga akan diberi pahala seperti pahalanya orang yang haji dan umarah. Dan seandainya dia Mati pada hari itu, maka Allah akan mengelompokkan dalam golongan orang-orang yang mati Syahid. (Ibn Katsir, Tafsir al-Qur’an al-Adhim,IV (Syirkah al-NurAsia), hal. 61)
Latar belakang turunnya ayat 64 suratal-Zumar sebuah riwayat dari Ibn Abbas diceritakan bahwa orang-orang bodoh dari kaum Musyrik mengajak Rasulullah Saw. Untuk menyembah dan beribadah kepada tuhan-tuhan mereka. Kemudian turunlah ayat 64 surat al-Zumar tersebut sebagai peringatan bahwa telah diberikan penjelasan dari wahyu Allah kepada kaum musyrik dan umat-umat sebelumnya tentang ajaran tauhid, kekuasaan dan kebenaran ajaran Allah, maka seandainya masih menjalankan ajaran kemusrikan (polithisme), berarti mereka termasuk orang-orang yang bodoh, berakibat batalnya (gugurnya) semua amal kebaikan mereka, dan akhirnya mereka termasuk orang-orang yang merugi, baik di dunia maupun di akhirat.
Untuk itu beribadah hanya kepada dan untuk Allah. Dzat yang maha kuasa, ajarannya bernilai kebenaran sejati. Orang-orang yang beribadah atau menyembah hanya kepada Allah termasuk orang-orang yang bersyukur. Karena ibadah kepada Allah adalah ungkapan kesyukuran manusia atas segala anugerah yang diberikan Allah kepada para makhluqnya. Untuk itu menyembah Allah sebagai perwujudan syukur adalah hak Allah yang harus dilakukan oleh makhluq-makhluqnya. Sebaliknya orang-orang yang tidak mau beribadah kepada Allah sebagai orang yang ingkar terhadap kekuasaan dan kebesaran Allah atas makhluqnya. Orang yang menyadari akan keterangan ayat ini akan menjalankan peribadatan dengan penuh kesadaran dan keikhlasan sebagaimana tuntutan ayat 66 di atas. (Ibn Katsir, Tafsir al-Qur’an al-Adhim,IV (Syirkah al-NurAsia), hal. 61). Artinya ibadah dan pengabdiannya kepada Allah tidak dicampuri dengan kemusyrikan, yang bertentangan dengan nilai-nilai ketauhidan nya Allah.
Tentang penulis: Beliau adalah Pengasuh Pondok Pesantren Terpadu Al Kamal Kunir Wonodadi Blitar dan menjadi salah satu pengajar di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Tulungagung.