Ngaji dan Ngabdi 72: Fiqh al-Nawm Serial Pengajian Rutin Ahad Wage  Kitab Kifayat al-Atqiya’

Islam adalah akidah menuju pribadi-pribadi yang mempunyai akhlaq mulia, baik di sisi Allah atau di hadapan manusia sesamanya. Akhlaq ini meliputi ajaran dalam berbagai bidang perilaku umatnya, baik sisi ibadah, muamalah, hubungan keluarga, ketetanggaan, ketatanegaraan, sampai kepada ajaran yang paling privasi sekalipun. Dalam hal ini tidur sebagai bagian rutinitas manusia secara pribadi, juga diberi tuntunan agar supaya tidur hamba tetap dalam koridor beribadah kepada Allah Swt. Sayyid Abi Bakar Al-Makki, memberikan komentar bayt dari Syekh Zainudin Al-Malibary,

لا تجلبن نوما ولا تك نائما الا على ذكر وطهر كاملا

(Janganlah kamu sungguh-sungguh menarik tidur, dan janganlah tidur kecuali dalam keadaan dzikir kepada Allah dan menyempurnakan kesucian (thuhrin). Bayt ini adalah kelanjutan dari adab seorang muslim dalam menjalankan rutinitas sehari-hari, termasuk di dalamnya beribadah di siang hari sampai kepada malam hari, maka komentator mengungkapkan tentang adabnya orang yang mau tidur, yakni seseorang tidak baik untuk berusaha bisa tidur (takaluf lihusul al-nawm) padahal dia belum mengantuk, juga tidak baik mempersiapkan tempatnya (ranjangnya) yang nikmat (tana’um bi tamhid al-firasy). Karena memang tidur itu adalah kebutuhan untuk istirahat badani dan rahani. Tatkala seorang hamba secara badani atau rohani payah, berarti dia membutuhkan istirahat dengan cara tidur. Jika seorang belum merasa mengantuk berarti juga belum payah secara rohani atau badaninya, yang mungkin belum membutuhkan tidur, maka dalam ajaran akhlaq, menganjurkan untuk tidak tidur kalau memang belum membutuhkan tidur.
 Seseorang dapat melakukan tidur apabila sudah benar-benar dikalahkan oleh ngantuknya, dengan niatan atau tujuan mendapatkan bantuan supaya dapat beribadah kepada Allah dengan baik (al-awn ala al-ibadah), memenuhi hak seseorang yang harus bertaubat kepada Allah (al-ifa’ li haq al-nafsi taiban), menjadi pribadi yang sehat hatinya (salim al-qalbi), juga berkehendak untuk berbuat baik kepada sesama muslim (aziman ala al-khayr li jami al-muslimin). Untuk itu seorang tidak tidur kecuali dia dalam keadaaan dzikir kepada Allah Swt. dan berdoa kepadanya. Diriwayatkan oleh Ma’ruf Al-Karkhi bahwasanya barang siapa yang dalam tidurnya selalu berdoa, dzikir maka Allah akan mengirimkan malaikatnya untuk menjaganya. Dijelaskan pula dalam adab tidur itu seseorang hendaknya membaca ayat kursi, Al-Ikhlas, mu’awidatayn, akhir surat Al-Baqarah.
Adab tidur yang lain adalah, tidak tidur kecuali dalam keadaan thaharah. Salah satu usaha dapat mewujudkan sucinya badan dan batin dalam ajaran Islam, Jeng Nabi dawuh, barang siapa tidur dalam keadaan suci, selalu dzikir kepada Allah, dia akan dicatat sebagai orang yang sedang shalat sampai bangun Kembali, malaikat juga akan masuk ke dalam rambutnya, ketika seseorang bergerak dalam tidurnya, berdoa kepada Allah, maka malaikat itu akan berdoa untuk seorang hamba dan memintakan ampun untuknya.
            Di dawuhkan pula oleh jeng Nabi Saw Saw. Ketika seorang hamba tidur dalam keadaan suci, ruhnya akan naik menuju Arsy, dan mimpi dalam tidurnya adalah kebenaran, seandainya seorang hamba tidur tidak dalam keadaan suci, maka ruhnya tidak akan sampai kepada Arsy, dan mimpinya adalah kebohongan. Kemudian dijelaskan pula yang dimaksud suci dalam keadaan tidur dalam kajian ini adalah suci lahir dan batin. Suci batin dari kehendak nafsunya, bersih dari cinta duniawi, bersih dari niatan buruk kepada yang lain, tidak berburuk sangka. Karena hal-hal ini akan berpengaruh kepada terbukanya penghalang alam-alam ghaib (mukasyafah). Juga dijelaskan, bersiap menuju tempat tidurnya, dengan tidak ada niatan untuk berbuat jahat dan berburuk sangka kepada orang lain, maka Allah akan mengampuni dosa-dosa yang dia lakukan.
            Paparan di atas ada beberapa catatan, 1) Tidur adalah kebutuhan, bukan suatu keharusan, 2) Tidur seorang hamba yang saleh tidak menghentikan aktivitas dzikir dan ibadahnya, 3) Usaha lahirnya dengan menjaga thaharah atau dalam keadaan suci, 4) Usaha batinnya dengan membersihkan hati dari sifat-sifat yang tidak baik saat sedang tidur, 5) Selalu berdoa kepada Allah Dzat Yang Maha Kuasa atas setiap pribadi, lahir dan batin, untuk menjaga hambanya.  Wa Allahu A’lam bi al-shawab.

Tags :

Share This :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *