Kimiya’ Assa’adah Lil Imam Al-Ghozali #14 Hati & Pasukannya

Ketahuilah, ada pepatah terkenal mengatakan “Jiwa manusia seperti kota, tangan, kaki dan seluruh anggota tubuh adalah wilayahnya”. Jika seseorang ingin mengetahui hakikat jiwa manusia maka lihatlah kota. Di kota itu terdapat seorang raja. Raja juga mempunyai perdana menteri, wali kota, tentara, rakyat dan lain-lain. Begitupula manusia, di dalamnya terdapat raja yang wilayahnya segenap detail yang ada seperti tangan, kaki, lisan, pendengaran dan lain sebagainya.
Kekuatan sahwatiyah (Keinginan) wali kotanya, amarah polisinya, hati rajanya dan akal adalah perdana menterinya. Nafsu yang berkedudukan sebagai wali kota bertugas mengatur urusan-urusan makanan, minuman, nikah dan keinginan lain. Nafsu merupakan pendorong kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan tubuh sehingga jika seorang wali kota itu amanat, maka kota akan selamat. Begitupun sebaliknya, jika wali kota berkhianat/rusak maka binasalah kota. Kekuatan amarah adalah polisi yang bertugas mengatur keamanan dan menangkap penjahat dalam kota. Hati adalah rajanya, karena segenap wilayah yang ada, di bawah perintahnya termasuk sahwat dan amarah

أَلَا إِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ, وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ؛ أَلَا وَهِيَ القَلْبُ

“Sesungguhnya, di dalam badan ini terdapat sekerat daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruh badan, dan jika ia rusak, maka rusaklah seluruh badan. Sesungguhnya, ia adalah hati.” (HR Bukhari dan Muslim).
Akal adalah perdana manteri yang bertugas untuk menimbang baik dan buruk setiap yang bertugas di dalam kota. Dalam syair disebutkan;
والعقل مشكاة الهدى # وبها تنورت القلوب
مصباحها النور الذي # يهديه علام الغبوب
“Akal adalah cahaya hidayah # dengannya hati akan bersinar
yang menyinarinya adalah cahaya # yang memberi hidayah adalah yang maha mengetahui ghoib.
Raja bertugas untuk mengatur segalanya supaya kota yang dipimpinnya tenang dan kondusif, karena karakter wali kota itu pembohong, suka mencampur adukan permasalahan sedangkan karakter polisi itu keras, suka berkelahi dan merusak. Andai saja raja mengabaikan mereka maka seisi kota akan hancur. Oleh karena itu raja harus berdiskusi dengan perdana menteri, menjadikan wali kota dan polisi atas perintah perdana menteri. Jika semua itu berjalan maka keadaan kota akan kondusif dan kota akan berkembang pesat.
Begitu pula hati dan akal. Jika mereka menjadikan sahwat dan amarah dibawah kendalinya sehingga keadaan jiwa menjadi tenang maka akan mencapai derajat kebahagiaan yaitu mengetahui hadrah ilahiyah. Sehingga jika hati dan akan patuh pada sahwat serta amarah maka ia akan menderita di akhirat.

اَمْ تَحْسَبُ اَنَّ اَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُوْنَ اَوْ يَعْقِلُوْنَۗ اِنْ هُمْ اِلَّا كَالْاَنْعَامِ بَلْ هُمْ اَضَلُّ سَبِيْلًا

Terjemahan
Atau apakah engkau mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami? Mereka itu hanyalah seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat jalannya.
Ditulis oleh : Afrizal Nur Ali Syahputra, M.Pd. (Wakil Ketua Pengurus Pusat PPTA)
Terjemah Kimiya’ Assa’adah Lil Imam Al-Ghozali

Tags :

Share This :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *