Kimiya’ Sa’adah Lil Imam Al-Ghozali#13 Kapan Hati Terhijab Dari Alam Malakut?

Kapan hati terhijab dari alam malakut?
Pertanyaan di atas mengindikasikan bahwa hati manusia secara fitrah mampu untuk menembus alam malakut. Hanya saja, kerap hati tertutupi oleh hijab. Hijab ini seperti awan yang menutupi bumi sehingga sinar matahari tidak akan bisa sampai pada permukaan bumi. Jika awan-awan itu lenyap maka bumi akan terkena sinar matahari dan akan menampakan keindahannya. Hati jika tertutup oleh hawa nafsu yang tebal akan menjadi petang, cahayanya akan redup bahkan mati lalu hati tidak mampu menembus alam malakut.
Ketahuilah, bahwa tidak ada satu orang pun kecuali kehendak lurus dan penerangan kebenaran melalui ilham telah singgah di hati para manusia. Menurut Imam At-Thahawi kehendak atau fikiran itu diklasifikasikan menjadi empat. Pertama, kehendak dari Allah SWT. Seseorang yang hatinya mendapatkan kehendakn/pikiran ini maka Allah SWT akan menyingkapkan perkara gaib pada hati orang-orang yang dekat dan menghadirkan hatinya dengan Allah SWT di setiap saat tanpa perantara. Kedua, kehendak yang datang dari malaikat. Kehendak/pikiran ini mendorong kita untuk senantiasa berbuat taat, menyukai kebaikan, menjaga maksiat dan kemungkaran serta meninggalkan hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT. Ketiga, kehendak/pikiran dari nafsu. Kehendak ini senantiasa menginginkan keuntungan yang bisa menghempaskan manusia menuju kebatilan. Keempat, Kehendak/pikiran dari setan. Disebut juga kehendak/pikiran musuh, karena setan adalah musuh bagi umat Islam. Dorongan ini menyeru manusia untuk berbuat maksiat, mungkar dan hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT.
Sebagian ulama berpendapat bahwa (khatir) kehendak/pikiran adalah pesan yang datang pada hati seseorang untuk bertindak. Maksud dari kehendak/pikiran yang lurus adalah dorongan yang datang dari Allah SWT atau malaikat. Klasifikasi pembagian kehendak dalam hati manusia tadi ada empat sesuai dengan keadaan hati seseorang. Jika hatinya bersih maka dia senantiasa memperoleh dorongan/kehendak baik yang datang dari Allah SWT atau malaikat. Jika hatinya keruh maka yang datang adalah dorongan dari nafsu dan setan.
Dorongan lurus dan ilham tidak dapat dicapai melalui indra tapi langsung menyusup kedalam hati tanpa diketahui dari mana datangnya. Sebab hati merupakan alam malakut, sedangkan indra diciptakan untuk dunia ini. Karena itu indra justru menjadi penutup hati untuk dapat melihat alam tersebut jika tidak kosong dari kesibukan indrawi.
Menyibukan diri dari dunia akan membuat fokus kita pada dunia sedangkan hati adalah cermin dan cermin tidak memantulkan kecuali yang dia temui. Sayyid Ibn Athaillah Assakandari berkata “Bagaimana hati bersinar sedangkan kita selalu terfokus pada dunia?” Imam Ibn Ajibah berkata “Jika Allah SWT berkehendak untuk menolong hambanya maka Allah menyibukannya dengan ibadah, hatinya tidak tergantung dengan apapun dari perihal duniawi ketika itulah akan tercetak pada hati manusia cahaya keimanan, ihsan lalu terpancarlah ketauhidan dan tersingkapnya rahasia-rahasia ilahiyah.
Begitupula sebaliknya. Jika Allah SWT berkehendak untuk tidak menolong seorang hamba maka dia akan selalu disibukan dengan perihal duniawi dan sahwat jasmaniah. Hatinya akan terhijabi lalu cahaya tidak dapat merasuk kedalamnya kemudian seorang hamba akan mengingkari dzat pencipta segala. Wa iyyadzubillah.
Ditulis oleh Afrizal Nur Ali Syahputra, M.Pd. (Wakil Ketua Pengurus Markaz PPTA)
Terjemah Kimiya’ Assa’adah Lil Imam Al-Ghozali

Tags :

Share This :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *