Setiap nabi yang diutus oleh Allah di muka bumi ini pasti membawa konsep ketauhidan, yakni Laailaha illallah. Hal ini merupakan dasar dari sebuah akidah. Mengapa demikian? Sebab di dalam Laailaha illallah kita diberikan pemahaman bahwa kita harus menuhankan Tuhan. Sedangkan di dalam konsep Islam, Tuhan meniscayakan memiliki sifat-sifat Maha; Maha Pengasih, Maha Penyanyang, Maha Mulia, Maha Adil, Maha Menciptakan dan seterusnya, di mana sifat-sifat tersebut termaktub dalam Asmaul Husna.
Di dalam al-Qur’an misalnya, setiap sifat Allah yang diiringi dengan “Al” di awalnya, maka menunjukkan makna kemutlakan Tuhan. Misalnya al-Khaliq (Tuhan Maha Pencipta). Makna kemutlakan ini memiliki arti bahwa hanya Allah-lah yang memiliki sifat-sifat ketuhanan sebagai sifat mutlak dan kebesaran-Nya yang tidak akan diraih oleh siapapun, kecuali Allah. Sehingga, diharapkan bagi siapapun setelah memahami konsep ketuhanan seperti itu, di akan tulus ikhlas menjadi seorang hamba yang akhirnya akan mau menerima apa yang diperintahkan oleh Tuhannya dan menjauhi larangan-Nya. Konsep semacam ini hanya ada di dalam Islam yang tersimpan secara tegas dalam kalimat tauhid Laailaha illallah.
Selain itu, kalimat Laailaha illallah juga bisa menimbulkan keyakinan dan kepercayaan seseorang meningkat kuat. Kekuatan inilah yang pada akhirnya mendorong pada ketakwaan kepada Allah Swt. Rasulullah Saw pernah bersabda:
الإِيْمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُوْنَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّوْنَ شُعْبَةً. فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لَا إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ. وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الأَذَى مِنْ طَرِيْقٍ. وَالحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الإِيْمَانِ (رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ)
“Iman itu ada 77 cabang atau 67 cabang. Yang paling utama adalah kalimat Laailaha illallah. Yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan kecil di tengah jalan. Bersikap malu adalah bagian dari iman” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Oleh karena itu, orang yang benar-benar memahami konsep tauhid, maka orang tersebut memiliki iman dan akidah yang kuat, karena ia benar-benar yakin dan percaya sepenuhnya bahwa Allah lah Tuhan yang sesungguhnya, Tuhan yang memiliki segala sifat yang Agung nan Mulia.
Coba kita lihat betapa sangat teraturnya dan betapa sangat seimbangnya seluruh alam semesta ini. Lalu, siapa yang menciptakannya? Tak lain adalah Allah Swt. Oleh karenanya, sebagai seorang muslim sudah menjadi kewajiban mutlak untuk menyembah Allah Swt Tuhan Pencipta alam Yang Maha Suci nan Maha Tinggi. Wallahu a’lam…
*Khansa Aida. Santri Kelas 1 Ulya MAN PK. Firqah Hidayati Mahmud