Kisah istri yang istiqamah membaca al-Fatihah di samping mempunyai suami yang fasiq, di kisahkan dalam Uqud al-Lujayn, ada seorang perempuan yang mempunyai suami munafiq, sedang si istri mempunyai kebiasaan yang istiqamah untuk selalu membaca basmallah dalam setiap aktifitasnya, baik dalam berbicara dia selalu memulai dengan bismillah, dalam melakukan perbuatan juga selalu membaca bismillah. Perilaku istri yang shalihah ini oleh suaminya dianggap aneh, yang kemudian dia mempunyai niat yang tidak baik untuk menggoda istrinya, melakukan sesuatu yang membuat istri tidak senang. Suatu tempo suami memberikan kantong yang berisi barang berharga untuk dijaganya. Oleh Istri kantong yang berisi barang berharga itu akhirnya disembunyikan di tempat yang aman dan menguncinya. Niat jahat suami munafiq itu kemudian dijalankan dengan menunggu sampai Istri terlena atau lupa.
Akhirnya Kantong yang disembunyikan istri itu diambil oleh suaminya disaat istrinya lalai untuk dibuang ke sumur yang ada di rumahnya. Setelah dibuang, suami kemudian dengan berlagak, menanyakan, meminta kembali barangnya yang dititipkan kepada istrinya. Karena diminta, maka istri menuju tempat penyimpanan barang seraya mengatakan’ Bismillahirrahmanirahim” sebagaimana kebiasaannya dalam melakukan segala sesuatu. Maka Allah Swt memerintahkan Malaikat Jibril AS segera turun ke bumi, mengembalikan kantong ke tempatnya dimana istri shalihah tadi menyimpannya, sehingga si istri tadi dapat mengambil barangnya sesuai sediakala. Akhirnya istri tadi dapat mengambil barang titipan suaminya sebagaimana dia menyimpannya, dan memberikannya kepada suami. Melihat hal ini, si suami terheran-heran, kok bisanya barang yang sudah dibuang kembali lagi, akhirnya suami tadi menyadari kesalahannya, taubat dari kemunafikannya.
Pelajarannya adalah keutamaan membaca “bismillah” secara istiqamah akan menghadirkan keutamaan dari Allah, sebagaimana yang dilakukan oleh istri shalihah diatas ketika menghadapi kemunafikan seorang suami, yang akhirnya suami pun dapat bertaubat dari dakwah haliyah (perbuatan) istri. Sebagaimana dawuh yang mengatakan “lisan al-hal afshahu min lisan al-maqal”, dakwah dengan perbuatan akan lebih mencapai sasaran dibanding dengan dakwah dengan perkataan saja.
Juga ada kisah tentang keshalihan tercermin dari pribadi Nabi Ayyub As, pernah disebutkan dalam dawuh Rasul Saw: “Barang siapa sabar atas perilaku buruk istrinya maka dia akan diberi pahala sebagaimana Nabi Ayyub”. Hal ini sebagai petunjuk adanya pribadi yang luhur dalam diri Nabi Ayyub As. Diketahui bahwa Nabi Ayyub As adalah seseorang yang banyak diberi nikmat oleh Allah Swt karena keshalihannya, kedekatannya kepada Allah Swt (taqarrub). Di antara sebagian nikmat itu adalah binatang ternak unta, sapi, kerbau, gajah yang jumlahnya banyak, pekerja yang banyak, kebun yang banyak, istri yang baik, dan anak-anak yang shalih. Di alam langit iblis mengetahui malaikat mendoakan kepada Ayyub. Melihat itu timbul rasa iri iblis kepada Ayyub. Seraya memohon kepada Allah, Ya Allah saya menyaksikan hambamu Ayyub sebagai orang yang banyak bersyukur, banyak memujimu, seandainya boleh, saya ingin mengujinya supaya berhenti memuji, bersyukur, dan taat kepadamu. Allah menjawabnya, pergilah kepada Ayyub saya serahkan kepadamu untuk menguji hartanya. Mendapat persetujuan Allah, maka iblis mengumpulkan teman-temanya dari ifrit, syetan dan jin. Iblis mengatakan kepada mereka, saya diberi izin Allah untuk menguji hartanya Ayyub. Kemudian Iblis memerintahkan ifrit untuk untuk mendatangi unta dan para penggembalanya, untuk membakarnya.
Kemudian Iblis mendatangi Ayyub, mendapati dia sedang beribadah shalat, kemudian iblis berkata kepada Ayyub: “Wahai Ayyub unta-untamu dan para penggembalanya telah dilalap api, terbakar semuanya”. Mendengar kata Iblis, Ayyub berkata “al-hamdulillah, segala puji bagi Allah, dzat yang telah memberiku hewan-hewan itu dan dia pula yang mengambilnya. Mendengar keteguhan Ayyub, kemudian Iblis mendatangi hewan dan penggembalanya yang lain dan membakarnya pula. Terus Iblis mendatangi Ayyub lagi, dan mengatakan sawah ladangnya telah dirusak oleh angin, mendengar kata-kata iblis Ayyub tetap memuji dan menyanjung kepada Allah Swt.
Ketika dicoba hartanya ternyata Ayyub tetap dengan keluhuran budinya kepada Allah Swt. Kemudian Iblis menghadap Allah lagi, untuk menguji nya dalam masalah anak. Allah kemudian memperbolehkan Iblis menguji Ayyub dengan anaknya. Mendapat izin dari Allah akhirnya iblis mendatangi anak Ayyub, merusak rumah besarnya seraya membalikkannya. Akhirnya anak Ayyub mati semuanya. Kemudian dia mendatangi Ayyub dan memberikan kabar, bahwa semua anak-anaknya telah mati. Ayyub mendengar itu mengucapkan istighfar kepada Allah. Kemudian Iblis matur lagi kepada Allah untuk bisa menguji masalah badannya, dan oleh Allah diperbolehkan untuk menguji badanya selain hati, lisan dan akalnya.
Terus Iblis mendatangi Ayyub yang saat itu sedang sujud, dia dari arah atasnya, kemudian meniupkan penyakit ke lubang hidung Ayyub, terus merata ke tubuhnya. ujian Iblis ini berakibat seluruh badan Nabi Ayyub mengalami penyakit gatal. Terus Ayyub menggaruk-garuknya memakai jarinya, tetap saja tidak sembuh, terus memakai alat mengasah pisau, memakai kereweng, memakai batu yang tetap saja penyakit gatelnya tidak berhenti malah semakin parah sampai akhirnya badan Nabi Ayyub rusak, mengeluarkan bau bacin yang tidak sedap. Akhirnya warga desa sekitanya juga tidak betah mencium bau busuk dari Nabi Ayyub, akhirnya warga desa mengusir nabi Ayyub dari desa itu, menempati gubuk terpisah dari warga. Dari pengasingan warga ini akhirnya Nabi Ayyub akhirnya dikucilkan oleh semua warga desa, hanya ditemani oleh istrinya yang bernama Rahmah.
Dari kisah Nabi Ayyub ada hikmah keistiqamahan seorang hamba dalam beriman, beribadah, taqarrub kepada Allah, baik dalam keadaan suka maupun duka, dalam keadaan lapang atau sempit cerminan hamba Allah yang sabar dalam menghadapi musibah, sabar dalam beribadah dan sabar dalam menerima nikmat Allah Swt, sehingga seorang hamba selalu bersyukur (min al-syakirin) kepada Allah swt. Akhirnya Nabi Ayyub As adalah profil hamba yang rajin beribadah, sabar, taat, dermawan, dan bersyukur.
*Pengajar UIN Satu, Khadim PP al-Kamal dan Alumni PP lirboyo Kediri