إذا شئت أن تعرف نفسك
فاعلم أنك من شيئين
“Jika kau ingin mengetahui dirimu, maka kau harus tau dua hal”
Pertama adalah jasad. Kedua adalah jiwa dan ruh. Jiwa adalah hati (Qolbu) yang hanya bisa kau ketahui dengan mata batin. Allah SWT menciptakan jasad untuk mentajalikan hati dalam dunia (Syahadah) ini.
Asal musal atau hakikat manusia adalah batinnya yaitu jiwa dan ruh bukan jasadnya. Jasad yang kita tempati sekarang adalah awal tetapi akhir sedang jiwa dan ruh adalah akhir tetapi hakikatnya awal. Jasad dikatakan awal dilihat dari prespektif dhohirnya tetapi akhir dilihat dari prespektif hakikat/asalnya. Jiwa dan ruh itu dikatakan akhir dilihat dari prespektif dhohirnya tetapi awal dilihat dari perspektif hakikat/asalnya. Seperti dawuh Nabi Muhammad SAW;
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ: إنَّ أَحَدَكُم يُجْمَعُ خلقُهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ، وَأَجَلِهِ، وَعَمَلِهِ، وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ، فَوَاللهِ الَّذِيْ لاَ إِلَهَ غُيْرُهُ، إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ، فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا. رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ
Dari Abu ‘Abdir-Rahman ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menuturkan kepada kami, dan beliau adalah ash-Shadiqul Mashduq (orang yang benar lagi dibenarkan perkataannya), beliau bersabda, ”Sesungguhnya seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah (bersatunya sperma dengan ovum), kemudian menjadi ‘alaqah (segumpal darah) seperti itu pula. Kemudian menjadi mudhghah (segumpal daging) seperti itu pula. Kemudian seorang Malaikat diutus kepadanya untuk meniupkan ruh di dalamnya, dan diperintahkan untuk menulis empat hal, yaitu menuliskan rizkinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau bahagianya. Maka demi Allah yang tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan Dia, sesungguhnya salah seorang dari kalian beramal dengan amalan ahli surga, sehingga jarak antara dirinya dengan surga hanya tinggal sehasta, tetapi catatan (takdir) mendahuluinya lalu ia beramal dengan amalan ahli neraka, maka dengan itu ia memasukinya. Dan sesungguhnya salah seorang dari kalian beramal dengan amalan ahli neraka, sehingga jarak antara dirinya dengan neraka hanya tinggal sehasta, tetapi catatan (takdir) mendahuluinya lalu ia beramal dengan amalan ahli surga, maka dengan itu ia memasukinya”. [Diriwayatkan oleh al Bukhari dan Muslim]
Walaupun jasad itu tercipta untuk pertama kalinya secara dhohir tetapi secara batin tercipta setelah ruh dan jiwa. Oleh karena itu ruh dan jiwa lebih utama karena menjadi tujuan serta maksud setelah hancurnya jasad lalu kita bertemu dengan sang pencipta dengan membawa ruh dan jiwa, sedangkan ruh dan jiwa inilah yang kita sebut dengan hati (Qolbu).
Ketahuilah bahwa hati (Qolbu) yang dimaksud bukanlah potongan daging yang terletak dibawah dada bagian kiri, karena hati dengan ta’rif (potongan daging) itu juga terdapat pada hewan-hewan dan bangkai. Hati (Qolbu) yang menjadi manifestasi dari ruh dan jiwa adalah hal istimewa yang hanya dimiliki oleh manusia. Setiap sesuatu yang dapat diindra oleh manusia dikategorikan dengan alam dhohir (Syahadah). Adapun hati (Qolbu) bukan termasuk kategori alam dhohir (Syahadah) tetapi terkategorikan alam ghoib (tidak kasat mata) yang tak seorangpun tau kecuali Allah SWT.
Jasad yang kita diami ini adalah media dan wadah dari hati (Qolbu). Setiap anggota badan dari jasad seperti tentara-tentara dan hati (Qolbu) adalah rajanya. Hati (Qolbu) condong kepada mengetahui sifat-sifat Allah SWT, melihat kehadiran keindahan Allah SWT dan sebagai tempat untuk berbicang-bincang denganNya.
Mengetahui hakikat/asal usul dan sifat-sifat hati (Qolbu) merupakan kunci mengetahui Allah SWT. Oleh sebab itu, kita harus bermujahadah sampai mengetahui sifat-sifat hati (Qolbu). Hati (Qolbu) adalah esensi yang agung yang termasuk dari esensi malaikat. Hati (Qolbu) berasal dari hadarah Allah SWT dan akan kembali kepadaNya.
Sedangkan pertanyaan “Apa hakikat hati (Qolbu)?” Telah diterangkan Allah SWT pada surat Al-isra’ ayat 85:
وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الرُّوْحِۗ قُلِ الرُّوْحُ مِنْ اَمْرِ رَبِّيْ وَمَآ اُوْتِيْتُمْ مِّنَ الْعِلْمِ اِلَّا قَلِيْلًا
Terjemah:
Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang ruh. Katakanlah, “Ruh itu termasuk urusan Tuhanku, sedangkan kamu diberi pengetahuan hanya sedikit.”
Ruh merupakan kekuasaan Allah SWT dan termasuk alam amr (Wewenang Allah SWT). Allah berfirman pada surat Al-‘Araf ayat 54:
اِنَّ رَبَّكُمُ اللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ فِيْ سِتَّةِ اَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوٰى عَلَى الْعَرْشِۗ يُغْشِى الَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهٗ حَثِيْثًاۙ وَّالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُوْمَ مُسَخَّرٰتٍۢ بِاَمْرِهٖٓ ۙاَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْاَمْرُۗ تَبٰرَكَ اللّٰهُ رَبُّ الْعٰلَمِيْنَ
Terjemah;
Sungguh, Tuhanmu (adalah) Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat. (Dia ciptakan) matahari, bulan dan bintang-bintang tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah! Segala penciptaan dan urusan menjadi hak-Nya. Mahasuci Allah, Tuhan seluruh alam.
Manusia disatu sisi tercipta dari alam kholaq (Penciptaan yang bisa terlihat dan diukur) sedangkan disisi lain tercipta dari alam amr (Wewenang Allah SWT yang tidak bisa terlihat dan terukur). Setiap sesuatu yang mempunyai jarak dan ukuran disebut alam kholaq. Sedangkan alam amr (Wewenang Allah SWT) Adalah sesuatu yang tidak bisa terasumsikan dengan jarak dan ukuran. Hati (Qolbu) tidak mempunyai jarak dan ukuran sehingga manusia tidak bisa mengiranya. Jika manusia bisa mengiranya dengan jarak dan ukuran tentulah hati (Qolbu) dikategorikan alam kholaq.
Sebagian orang mengklaim bahwa ruh itu aradh (sesuatu yang ada karena sesuatu yang lain), maka mereka telah keliru. Karena aradh itu tidak bisa berdiri sendiri dan mengikuti yang lain. Tetapi berbeda dengan ruh. Hakikatnya jasad anak adam itu mengikuti ruhnya bukanlah ruh yang mengikuti jasad. Lalu bagaimana bisa ruh dikatakan aradh?
Ada yang mengklain bahwa ruh itu adalah jasad? Maka mereka telah kliru. Jasad/jism itu tampak dan bisa diindra sedangkan ruh tidak bisa. Bagaimana ruh dikatakan dengan jasad/jism?
Ruh yang kita kenal juga kerap dinamakan hati yaitu tempat bersuanya hamba dan sang pencipta bukan merupakan aradh dan jism. Tetapi ruh merupakan jenis jauhar/esensi dari malaikat. Mengetahuinya sangat sulit, sekali lagi jika seseorang ingin mengetahui hakikat hati(Qolbu/Ruh) maka dia harus bermujahadah. Mengenal tentara-tentara hati (Qolbu). Karena manusia yang tidak mengetahui bala tentaranya maka jihadnya tidak akan berhasil.
Ditulis oleh : Afrizal Nur Ali Syahputra, M.Pd. (Wakil Ketua Pengurus Pusat PPTA)
Terjemah kitab Kīmīyā’ Al-Sa’ādah lil Imām Al-Ghozali.