Santri: Memberikan Hal Baik Dan Lebih Baik

Hidup memang tergantung bagaimana cara kita dan siapa yang menyikapinya. Mulai dari yang baru lahir sampai bahkan hendak mendekati maut atau ajal tidak akan lepas dengan yang namanya masalah mulai dari masalah pribadi hingga kelompok atau bahkan masalah nasional.
Kita sebagai  santri atau entah apalah semacam panggilan yang diperuntukan bagi orang yang mukim dan menempa pendidikan di pondok pesantren apakah sudah pantas mendapat gelar tersebut. Diluar sana ada bahkan banyak yang menginginkan apa yang sedang kita jalani dalam kehidupan setiap harinya. Namun, banyak dari kita yang lalai serta meninggalkan kewajiban kita sebagai santri. Dari beberapa golongan santri ada yang diamanahi sebagai pengurus baik ditingkat firqoh atau yang sejenisnya. Dengan tugas dan tanggung jawab yang seharusnya dilaksanakan sebagaimana mestinya. Ada sebagian yang lain yang tidak dibebani amanah kepengurusan pesantren.
Menjadi seorang pengemban amanah memang tidak mudah. Selain ada kewajiban ta’alum layaknya santri pada umumnya, mereka harus menjalankan roda peraturan pesantren atau sebagai tangan kanan kiri dari pengasuh pondok. Hal itu menjadi suatu ujian tersendiri setiap harinya bagi mereka meskipun tidak dalam jangka waktu yang lama. Hal itu juga merupakan suatu nilai lebih atau bahkan bisa dikatakan bonus dalam menempa pembelajaran di pondok pesantren yang dapat menjadi bekal dalam menjalani kehidupan kelak ketika sudah terjun di masyarakat. Namun, mereka mau tidak mau akan bergesekan dengan teman mereka sendiri sebagai pelaku peraturan. Ada waktu yang harus dikorbankan, ada tenaga / pikiran yang kita sumbangkan serta hati kecil yang memberontak tatkala memeberikan punishment atau hukuman terhadap sahabat kita sendiri.  Namun hal itu harus tetap kita laksanakan sebagai mana mestinya.
Kita ambil filosofi dari bunga teratai yang mana adalah ketika dipandang indah dan megah, yang dapat hidup disegala tempat dalam situasi dan kondisi apapun. Bunga teratai juga dianggap sebagai simbol suatu pencapaian yang sempurna dalam kehidupan duniawi yang fana. Bunga teratai merupakan bunga yang indah kharismatik bagi siapa saja yang memandangnya, juga tak lupa bunga dari sekian sedikit bunga di dunia yang mampu tumbuh dan berkembang di dua kondisi alam, yaitu air dan darat. Pelajaran yang dapat diambil bahwa kita harus memiliki jiwa kharismatik dalam kondisi apapun, baik menyangkut cobaan hidup, masalah, maupun proses menggapai keingina. Walaupun berat harus tetap kita laksanakan dengan hati yang lapang. Kita juga harus bisa memposisikan diri kita mulai dari berbicara, bertingkah laku dan bermasyarakat. Kita akan nampak sebagai santri yang sesuai dengan profiling pondok. Ada waktunya sendiri mana untuk waktu istirahat,jamaah, belajar dan berorganisasi. Tinggal kita mengikuti rel kehidupan yang harus kita lewati.
Ditulis oleh Raffi Royan (Pengurus Pusat PPTA)

Tags :

Share This :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *