Spesial Ramadhan (Edisi 20) : Kapankah Lailatul Qadar Terjadi?

Hal yang sangat diharapkan oleh setiap muslim adalah mendapatkan Lailatul Qadar, di mana Allah Swt memberikan kelipatan pahala lebih baik daripada 1000 bulan. Tentu, ini menjadi hal istimewa bagi siapapun yang menjumpainya. Lantas, kapankah Lailatul Qadar itu terjadi? Apa tanda-tandanya?
Pembaca yang budiman. Lailatul Qadar adalah malam istimewa di bulan Ramadhan yang pahalanya dilipatgandakan berkali-kali lipat oleh Allah Swt. Siapapun yang menjumpainya, maka akan mendapatkan pahala lebih dari 1000 bulan.
Disebut Lailatul Qadar, sebab memiliki makna malam yang sempit. Atau bisa juga dimaknai dengan malam yang penuh keluhuran derajat. Hal ini sebagaimana disinggung oleh Izzuddin bin Abd al-Salam berikut:

وَسُمِّيَتْ لَيْلَةَ القَدرِ إِمَّا لِشَرَفِ قَدْرِهَا وَعُلُوِّ مَنْزِلَتِهَا، وَإِمَّا لِأَنَّ الأَرْزَاقَ وَالآجَالَ مِنَ السَّنَةِ إِلَى السَّنَةِ تُقَدَّرُ فِي تِلْكَ اللَّيْلَةِ

“Disebut dengan Lailatul Qadar, ada kalanya karena kemuliaan nilai dan keluhuran derajat malam tersebut. Atau karena rezeki dan ajal dari tahun ke tahun ditetapkan pada malam tersebut” (Izzuddin bin Abd al-Salam, Maqashid al-Shaum, [Damaskus: Dar al-Fikr, 1995], Hal 27)
Lantas, kapan Lailatul Qadar terjadi?
Allah Swt telah merahasiakan eksistensi Lailatul Qadar. Bahkan sekelas Rasulullah Saw saja tidak diberitahu kapan Lailatul Qadar terjadi. Hal ini sebagaimana sabda beliau:

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

“Carilah Lailatul Qadar di malam ganjil dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan” (HR. Al-Bukhari)
Hikmah dari dirahasiakannya Lailatul Qadar tentu agar setiap muslim dapat lebih bersemangat dan meningkatkan kualitas ibadahnya, terutama di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan Artinya, tidak ada cara instan untuk mendapatkan Lailatul Qadar. Melainkan butuh ancang-ancang atau persiapan jauh-jauh hari agar benar-benar merasakan malam mulia tersebut.
Salah satu fadilahnya sebagaimana sabda Rasulullah Saw berikut:

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barang siapa yang menjumpai Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan keikhlasan, maka dosa-dosa yang telah lalu akan diampuni” (HR. Al-Bukhari)
Meskipun terjadinya Lailatul Qadar memang penuh misteri, namun beberapa ulama telah memprediksi berdasarkan penelitian yang telah mereka lakukan dan kajian seksama. Misalnya, pendapat Al-Ghazali dan lainnya yang memprediksi Lailatul Qadar pada malam-malam tertentu, sebagaimana yang dikutip dalam I’anath al-Thalibin berikut:

قَالَ الغَزَالِيُّ وَغَيْرُهُ: إِنَّهَا تُعْلَمُ فِيهِ بِالْيَوْمِ الأَوَّلِ مِنَ الشَّهْرِ. فَإِنْ كَانَ أَوَّلُهُ يَومَ الأَحَدِ أَوْ يَوْمَ الأَرْبِعَاءِ فَهِيَ لَيْلَةُ تِسْعٍ وَعِشْرِيْنَ، أَوْ يَوْمَ الإِثْنَيْنِ فَهِيَ لَيْلَةُ إِحْدَى وَعِشْرِيْنَ، أَوْ يَوْمَ الثُّلَاثَاءِ أَوِ الجُمُعَةِ فَهِيَ لَيلَةُ سَبْعٍ وَعِشْرِيْنَ، أَوِ الخَمِيسِ فَهِيَ لَيْلَةُ خَمْسٍ وَعِشْرِيْنَ، أَوْ يَوْمَ السَّبْتِ فَهِيَ لَيْلَةُ ثَلَاثٍ وَعِشْرِيْنَ

“Al-Ghazali dan selainnya berpendapat: sungguh Lailatul Qadar dapat diketahui dengan melihat awal hari Ramadhan. Jika awalnya adalah hari ahad atau rabu, maka Lailatul Qadar terjadi pada malam 29 Ramadhan. Jika senin, maka di malam 21 Ramadhan. Jika selasa atau jum’at, maka di malam 27 Ramadhan. Jika kamis, maka di malam 25 Ramadhan. Jika sabtu, maka di malam 23 Ramadhan” (Abu Bakr Syatha al-Dimyathi, I’anath al-Thalibin ala Hall Alfazh Fath al-Mu’in, [Beirut: Dar al-Fikr, 1997], Juz 2, Hal 290)
Muncul pertanyaan, apakah untuk mendapatkan keutamaan Lailatul Qadar harus benar-benar mengetahui terjadinya Lailatul Qadar?
Dalam hal ini, al-Ramli berfatwa bahwa memang untuk mendapatkan keutaman Lailatul Qadar secara penuh memang harus menjumpainya dan merasakannya sendiri. Namun, jika tidak sampai menjumpai maupun merasakannya, maka ia tetap mendapatkan pahala berupa terampuninya seluruh dosa-dosa lampau. (Syihabuddin al-Ramli, Fatawa al-Ramli, [t.tp: al-Maktabah al-Islamiyyah, t.th], Juz 2, Hal 66)
Terkait dengan tanda-tanda alam, Rasulullah Saw pernah menjelaskan sekilas tentang hal tersebut. Beliau bersabda:

لَيْلَةُ الْقَدْرِ لَيْلَةٌ بَلَجَةٌ لَا حَارَّةٌ وَلَا بَارِدَةٌ، وَلَا سَحَابٌ فِيهَا وَلَا مَطَرٌ وَلَا رِيحٌ، وَلَا يُرْمَى فِيهَا بِنَجْمٍ، وَمِنْ عَلَامَةِ يَوْمِهَا تَطْلُعُ الشَّمْسُ لَا شُعَاعَ لَهَا

“Lailatul Qadar adalah malam yang terang bercahaya, tidak panas, tidak dingin, tidak mendung, tidak hujan, tidak ada angin kencang, dan tidak ada gerakan bintang. Termasuk tandanya adalah matahari terbit dengan terang, namun tidak begitu memancar” (HR. Al-Thabrani)
Di antara amalan untuk menggapai Lailatul Qadar, antara lain: beri’tikaf, senantiasa shalat fardlu secara berjamaah, mendirikan qiyamul lail (shalat tarawih, shalat witir, dan shalat tahajud), membaca al-Qur’an dengan tartil, memperbanyak dzikir, istighfar, dan doa.
Adapun doa yang dianjurkan untuk selalu dibaca di sepuluh terakhir di penghujung Ramadhan adalah doa berikut:

اللهم إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيْمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنَّا يَا كَرِيْمُ

“Ya Allah, sungguh Engkau adalah Maha Pemaaf dan Maha Mulia yang menyukai permohonan maaf hamba-Nya. Maka ampunilah kami Wahai Tuhan Maha Mulia”
Demikianlah sedikit keterangan tentang Lailatul Qadar. Mari kita berupaya meningkatkan ibadah di sisa-sisa akhir Ramadhan tahun ini dengan penuh khidmah dan kekhusyukan. Semoga kita semua mendapatkan dan menjumpai Lailatul Qadar serta memperoleh keutamaan sebagaimana yang telah disebutkan di atas, sehingga kita menjadi hamba Allah yang bertakwa. Aamiin. Wallahu a’lam…
*   *   *   *
*Muhammad Fashihuddin, S.Ag., M.H: Dewan Asatidz PP Terpadu Al Kamal Blitar.

Tags :

Share This :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *